visitors

Jumat, 11 Juli 2014

Aku Diimami Seorang 'Boyband' Tiongkok


Belum sepekan menjalani shaum (puasa) di negeri bekas jajahan Inggris ini. Seperti biasa selepas sahur bersama di flat, kami (saya, teman yang lagi travelling, dan tiga orang lainnya, termasuk General Manager saya) berjalan menuju salah satu (dari lima) masjid di daerah Wan Chai, Masjid 'Amar namanya. Kurang dari satu kilometer kita berjalan. Tiba di sana langsung menuju tempat 'ablution' (wudlu) di lantai dua. Ruangan utama masjid satu lantai di atasnya.

Kurang 'srek' kalau tidak shalat sunnah qobla dulu kalau memang ada jeda waktu lama sebelum iqomah. Imsak pukul 04.19 waktu setempat, Shubuh sekira 04.30. Biasanya kami ke sana selalu pascakumandang adzan selesai. Iqomah (didekati dengan) bertepatan waktu syuruq kira-kira 04.50-an. Tilawah menjadi bumbu paling pas sambil menunggu iqomah setelah sholat qobliyah shubuh.

Nampaknya, sholat jamaah shubuh akan segera dimulai. Semua orang berdiri mengisi shaf terdepan terlebih dahulu - karena memang itu keutamaan sholat berjamaah selain, tentunya, harus lurus dan rapat. Namun, kini ada yang berbeda. Terlihat seorang muda berwajah putih oriental. Postur tubuhnya tak lebih tinggi dari saya. Memakai gamis (jubah) putih, terlihat ia memakai celana panang dengan sedikit dilinting (dilipat). Tak lupa peci me-mahkota-i kepalanya. Ia berjalan menuju sajadah imam.

MasyaAllah, lelaki 'boyband' ini, kini mengimami kami semua, jamaah Masjid Amar, Wan Chai - Hong Kong, termasuk syekh-syekh di shaf pertama yang bersebelahan dengan saya. Satu hal, saya masih belum tahu siapa lelaki 'boyband' yang bersenandung surah Al-Fathihah lalu di-aamiin-i kami semua. Merdunya jangan ditanya. Surah panjang lanjutannya menjadi ringan diikuti, hangat di telinga, tenteram di hati. Subhanallaah. Kata Pak Bondan mah, "Pokoe maknyos!"

Singkat cerita, cerita singkat. Sholat shubuh usai, dzikir dan doa bersama. Lanjut sedikit kajian ayat Alquran oleh DKM dalam bahasa Pakistan. "Kulo ra ngerti, hehe." Tetapi setelahnya, saya cari informasi dari salah satu jamaah muslim asli Hong Kong. Kami bercakap dalam bahasa internasional, Inggris.

Dan ternyata, dia adalah..
Seorang muslim China asli. Mualaf, bukan keturunan.
27 tahun. Muda. Alhafidz (dalam tiga tahun), barakallaahulahu. MasyaAllah.
Saya menjadi malu sendiri. Malu yang jangan sekadar malu, tapi harus dihilangkan dengan mengikuti jejaknya. InsyaAllah pasti bisa.
Dia alhafidz terpilih dari se-Tiongkok bersama lima alhafidz lainnya, BUKAN BOYBAND seperti kenampakannya.

Tak seperti boyband yang seperti ditulis di judul artikel ini, yang tour dari panggung ke panggung sambil liuk sana-liuk sini menari, tapi berkunjung dari masjid satu ke masjid yang lain di wilayah Tiongkok (China-Hong Kong-Makau). Kami sempat bercengkrama, shaking hand each other. Dia begitu akrab dan berjiwa muda. Cair dan jelas tak kaku.

Dan sekali lagi, Dia bukan boyband, sama seperti saya. Dia seorang alhafidz, sama seperti cita-cita saya. Aamiin.
 


- Kido :)

| Happy Islamic Friday, Jumuah Mubarak
#jumatsedekah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Write your green words, please :D