visitors

Kamis, 10 April 2014

Bijak Itu Bajik

Puji syukur kehadirat Yang Maha Berkuasa atas seluruh alam semesta dan segala isinya ini. Hari kemarin adalah sebuah pelajaran dan pengalaman yang dapat ditarik pelajaran berharganya. Pengalaman berkumpul dalam perbedaan, pelajaran bersikap atas sebuah perbedaan.

Terlepas dari hasil yang dihadapkan, yang jelas kita semua telah memilih. Pun yang 'tidak memilih' dan terpaksa 'tidak memilih', itulah pilihan. Yang paling penting justeru sebenarnya bukan pilihan itu sendiri, tetapi bagaimana menyikapi berbagai macam pilihan pribadi yang lain.


Resume Quick Count Pemilu Legislatif (PILEG) Indonesia 2014 per 22.40 WIB, Rabu, 9 April 2014


Yang memilih, bagaimana menyikapi secara jiwa besar dan lapang dada atas keunggulan sekelompok yang lain. Sementara yang unggul atas pilihannya, senantiasa sadar bahwa tidaklah bisa dikatakan 'unggul' jika tak ada yang 'diungguli'. Maka semuanya saling terikat, sejajar bagai lapang. Begitulah seharusnya.
"Orang bilang, itu bijak."

Kita mengenal 'kelompok oposisi'? Ya, mereka juga memilih, tetapi lebih lanjut lagi memilih mengawasi kinerja yang terpilih. Begitupun saudara kita yang 'tidak memilih', janganlah kita mengesampingkannya karena bisa jadi mereka ingin juga menjadi 'oposisi' dari yang memilih yang sebenarnya pula akan senantiasa mengawasi kinerja wakil terpilih, dari para pemilih.

Yang tidak memilih, sejatinya, tidak merasa mengasingkan diri bahkan seolah jauh dari kehidupan tempatnya berpijak, tetapi justeru akan menjadi bijak jika senantiasa saling mencerdaskan dengan sesama 'bukan para pemilih' yang lain (apapun alasannya) untuk senantiasa mengawasi dan mengamati, bahkan merancang sistem yang lebih baik hingga nantinya dapat muncul dengan ke-lebih-baik-an tersebut. Untuk siapa? Untuk kita semua.
"Orang bilang, itu bajik."

Wallaahu a'lam, insyaAllah...

-Kido :)