visitors

Minggu, 31 Agustus 2014

Doa untuk Pak Jokowi

Yang Terhormat Bapak Ir. Joko Widodo, Presiden RI 2014-2019 terpilih atau yang lebih populer dengan nama citra Pak Jokowi. Saya masih selalu ingat,
"Ra mikir, kerja kerja kerja."
Itu merupakan quotes khas Bapak yang begitu melekat di hati 'pemirsa'. Khasnya itu karena hebatnya tanpa 'mikir' aja permasalahan bisa tuntas, yang penting kerja, kerja, dan kerja. Sekian prolog saya.

Begini, Pak. Di tengah masa transisi (peralihan) pemerintahan Indonesia ini, tidak bisa dimungkiri bahwa begitu banyak problematika yang muncul mulai dari permasalahan BBM (Bahan Bakar Minyak) hingga yang paling spesifik di ibukota menyoal bus 'busway' Transjakarta dengan segala 'rengek' masalah yang ada. Saya yakin ini menyangkut dengan Bapak.

Ke depan pasti Bapak secara langsung akan mengerjakan PR itu, bahkan mungkin sekarang juga mulai memikirkannya meski jargon 'ra mikir' kadung Bapak sandang. Kebijakan pengentasan masalah BBM ada di tangan Bapak beserta jajaran pembantunya. Menaikkan harga BBM atau tidak itu ada konsekuensinya, rakyat akan menyaksikannya.


Masalah bus Transjakarta bukan tak ada kaitannya dengan Bapak yang sempat jadi Gubernur DKI Jakarta kemarin. Ke depan tentu bisa jadi akan dimintai keterangan terkait hal itu. Dan lain-lain dan lain-lainnya lagi masih banyak masalah Indonesia ke depan. Saya berdoa semoga Bapak sanggup dan kuat menghadapi semuanya. Kalau tak sanggup? 'Shangguphin' (ala The Comment) aja, Pak. Daripada nantinya ada merasa lebih sanggup bagaimana? Tentu Bapak takkan dengan mudah melepaskan posisi penting (bingit) itu kan sekalipun pada sang wakil? (Eh, tetapi kurang tahu kalau sama ketua umum partai Bapak mah, maaf) Lima (5) tahun lho, Pak terhitung 20 Oktober nanti, insyaAllah.

Da saya mah apa atuh, Pak. Siapapun presiden Indonesia mah ‪#‎rapopo‬ asalkan amanah. Sekarang mah hanya bisa berbaik sangka dan menengadahkan tangan ke Allah, Tuhan Yang Maha Pemberi Kuasa Tertinggi di atas segalanya, berdoa supaya Indonesia bisa dikaruniakan pemimpin yang benar-benar ingin menghebatkan Indonesia tanpa pengaruh & kepentingan siapapun. Indonesia hebat, bukan begitu, Pak? Kami tunggu realisasi revolusi mental pada visi misi serta janji-janji yang pernah digaungkan. Salam Satu Indonesia.
Terima kasih, Pak. Salam dari saya sekeluarga.

- Kiki 'Kido' Rudiansyah :)

Doa untuk Pak JK

Yang Terhormat, Bapak Wakil Presiden terpilih, Drs. M. Jusuf Kalla atau yang biasa dipanggil Pak JK. Saya masih ingat,
"Di Indonesia ini segala macam hal dibicarakan, kecuali hal-hal penting."
Sungguh, saya masih merasa terkesima dengan quotes super yang saya dengar langsung saat Kuliah Umum "Presidential Lecture II" di Aula Barat ITB sekira 3 tahun yang lalu (moga tak salah). Bukan sembarang quotes, karena sekaligus juga kritik terhadap bangsa ini yang sedang dilanda krisis karakter yang akhirnya meluber ke segala aspek tanpa pandang bulu. Sekian prolog saya.

Nah, BBM yang sedang ramai dibicarakan di seantara nusantero, eh kebalik seantero nusantara ini menurut saya adalah hal penting. Moga Bapak sepakat sama saya. Aamiin. Saya yakin meski belum resmi dilantik, tapi Bapak sudah bersiaga untuk menangani permasalahan yang ada menyoal BBM. Entahlah sejenis binatang apa, yang jelas BBM itu doyannya naek mulu. Eh, maaf bahasa saya keasikan, Pak.

Begini, Pak saya masih ingat saat 10 tahun yang lalu Bapak dilantik bersama Pak SBY. Saat itu juga Bapak sama Pak SBY diwariskan hal serupa (problematika BBM) dari pemerintahan bu Mega. Nah, kali ini serupa de javu, hal yang sama bisa jadi terjadi, tapi justru kini warisannya dari yang dulu menemani mengatasi masalah ini, Presiden SBY.


2005 lalu dengan 'terpaksa' BBM harus naik (harganya) padahal di awal pemerintahan pilihan rakyat. Namun, akhirnya imbas yang terjadi dapat pula dihadapi dengan segala macam solusi. Saya berdoa untuk Pak JK (meski sempat saya ill-feel-i) mudah-mudahan Bapak bisa mengatasi permasalahan ini. Karena mau tak mau pasti dialami. InsyaAllah. Semoga dimudahkan ya, Pak.

Da saya mah apa atuh, Pak. Sekarang mah bisanya berbaik sangka sama Bapak dan berdoa semoga Indonesia bisa lebih baik, lebih cepat. Ujungnya Indonesia hebat, kan?
Makasih, Pak. Salam dari saya sekeluarga.

- Kiki 'Kido' Rudiansyah :)

Rabu, 27 Agustus 2014

Lagi-lagi Media

Ah, hari kemarin (26/08) nampaknya menjadi hari (sok) kritis versi pribadi, haha. Setelah gerah dengan pemberitaan "Pelarangan Jilbab di Bali", ada yang menarik saat melihat-lihat majalah harian di sebuah toko buku. Menohok sekali saat melihat cover majalah TEMPO (tanpa sensor) yang terbit akhir Agustus ini.

Di sebelah harian GATRA bersampulkan bu Karen Agustiawan (Dirut PERTAMINA) bertajuk "Ada Apa dengan Karen?", terlihat majalah tempo dengan cover yang bisa dibilang "seram". Betapa tidak, sampul bergambar seorang tanpa kepala tampak sedang dalam posisi, "Hormat Gerak!" Tetapi yang jadi bahan kritisi penulis bukanlah itu, melainkan makna tersirat di baliknya yang diperkuat tajuk penuh tendensi "Ujung Sebuah Drama."



 Foto oleh KIDO'S PICTURES

Ini kacau! Belum reda ketukan palu Hamdan Zoelva Sang Hakim Ketua MK mengukuhkan penolakan total terhadap gugatan kecurangan Pilpres 2014 yang diajukan pasangan nomor 1, Prabowo-Hatta. Sampul majalah ini menjurus pada tendensi yang bisa menyulut 62 juta pendukung Prabowo-Hatta lainnya. Alih-alih menyajikan headline yang menyejukkan untuk kembali mempersatukan masyarakat yang sempat terkutubkan, media mainstrean sekelas TEMPO malah menyudutkan sosok Prabowo Subianto, yang walau bagaimanapun beliau adalah salah satu putra terbaik bangsa, calon presiden 2014. Ya ampun.

Dijelaskan atau tidak, dari gambar tersebut orang sudah pasti bisa mengenali kalau itu adalah sosok Sang Mantan Jendral gagah itu. Tolonglah media sekalian, jangan menambah runcing topik yang hendak meluruh ini. Presiden Indonesia 2014-2019 telah terpilih dan diputuskan MK secara final dan mengikat, kami ucapkan selamat Bapak Ir. H. Joko Widodo dan Bapak Drs. M. Jusuf Kalla, semoga amanah dan dapat menjalankan visi-misi dan semua janji-janji yang telah digaungkan.

Kini saatnya kita bersatu kembali, menguatkan nusantara, dan mengawasi keberjalanan pemerintahan ke depan. Jangan ada lagi aroma-aroma perpecahan. Hentikan!

| Hanya Opini Pribadi, Kido

Selasa, 26 Agustus 2014

Pelarangan Jilbab di Bali, Menyakitkan!

Bukan semata-mata karena saya pribadi seorang muslim, sehingga meradang kala kabar ini menyeruak, "Pelarangan Jilbab di Bali."
Apalagi pascapernyataan dirjen pada suatu pemberitaan bahwa intinya umat Islam harus menghargai mayoritas pemeluk agama di Bali terkait pelarangan jilbab.

SAKIT hati ini, SAKIT melihat saudara sendiri diperlakukan seperti itu. Ini INTOLERAN, ini BUKAN Bhinneka Tunggal Ika yang senantiasa digaungkan di negeri ini. Tulisan ini tak semata wujud PROTES atas ketidakadilan dalam beragama, tetapi jauh lebih fundamental ke arah hak mendasar manusia dalam berkeyakinan dan menjalankan kewajiban agama. Perlu diketahui yang belum tahu, jilbab itu bukan sekadar mode/fashion gaya-gayaan yang memang lagi tren kekinian, tetapi dalam kitab kami (umat Islam) itu jelas suatu kewajiban bagi seorang perempuan. Jadi, berjilbab itu adalah dalam rangka penunaian ibadah atas perintah Allah, Tuhan sekalian alam, yang bukan main-main penunaiannya.



Tentu kalau mau, saya juga bisa berpendapat, "Larangan berpakaian biksu, umat Hindu diminta hargai mayoritas Agama di Pulau Jawa." Tapi toh itu juga akan menjadi titik api penyulut kebakaran dan perpecahan umat manusia di Indonesia. Dan itupun, jika ada, tentu akan saya tolak (jika ada aturan diskriminatif seperti itu terhadap agama apapun, di manapun). Karena perihal penunaian ibadah atas ajaran agamanya adalah diserahkan kepada masing-masing sesuai keyakinan yang dipeluk tanpa mengganggu atau bahkan bersatu dengan ibadah umat lainnya dengan tetap saling menghargai atas ajaran agama masing-masing tersebut. Itulah TOLERANSI.

Sekian, mohon maaf atas ke-berlebih-an sikap dan terima kasih telah bersama memperjuangkan hak, kerukunan, & keadilan dalam keberagaman di negeri yang katanya menjunjung tinggi 'TOLERANSI' di dalam berkeyakinan.

| Sebentuk Pernyataan Sikap Persaudaraan, Kiki 'Kido' Rudiansyah.