visitors

Selasa, 25 Maret 2014

Memaknai: Jangan Golput!




Sob, sangat diakui dan perlu diapresiasi usaha KPU, pemerintah, media, parpol peserta pemilu dll. dalam menggencarkan 'Jangan Golput!' (Acungi jempol)

Namun, perlu dimaknai pula bahwa TIDAK GOLPUT juga bukan berarti asal memilih 'kucing dalam karung'. Bisa-bisa, maaf, 'kucing garong' yang dipilih. Horor!

So, pengampanyean jor-jor-an NO GOLPUT ini harus pula dibubuhkan unsur pencerdasan dalam MEMILIH. Memilih memang menjadi hak mutlak masing-masing individu, tapi jika didasarkan pada hati sebagai bentuk kesadaran pasca-'ngepoin'-in (apa yang akan dilakukan) para calon wakil rakyatnya, tentu ini lebih baik.

Harus 'tebang pilih', tetapi tetap 'tanpa pandang bulu' dicari mana yang lebih baik. Jangan berdasarkan insting semata, bisa-bisa 'ngasal' tuhh pilihnya. Kita harus berhati-hati karena jika PILIHAN kita ASAL-ASALAN, maka bisa jadi selama lima tahun ke depan negara ini juga akan menjadi NEGARA ASAL-ASALAN.

Naudzubillaah, jangan sampai terjadi.



| MEMILIH itu CERDAS, tetapi MEMILIH DENGAN CERDAS itu jauh LEBIH CERDAS. Dan TIDAK MEMILIH itu...

-Kido :)