visitors

Jumat, 21 Februari 2014

Sajak Di Padang Bulan


Di padang bulan kembali kujumpai senyummu tetap cantik meski suram dan rapuh
Apa kabarmu Ibu di padang kelabu?
Kudengar lagi lantunan rupamu tetap merdu meski serak dan parau
Adakah kau sakit, Ibu?
Bintang retak cahanya rapuh
Malam padam di seluruh tubuh, sematkan lukisan harapan di rahimmu
Menjadi gambar mimpi batu yang membisu
Rebah dan menangislah bila memang harus menangis
Biarkan duka tumpah di tanah, air tumpah
Mengalir, membasuh sampai hati
Rebah dan lelaplah
Kulihat banyak angin di punggungmu berlarian di antara sejarah kita
Separuhnya lenyap ditelan waktu
Di sini, di bawah pohon kecil itu kami menjadi tua
Terlentang separuh mati, menghitung dosa kami pada kaca air matamu
Maafkan kami yang selalu setia menyakitimu

-Kido-



Sumber Gambar:
http://i1.sndcdn.com/artworks-000047901040-zh3k2n-crop.jpg?f775e59

Senin, 17 Februari 2014

Masa Kecilku Bersama Gunung Kelud

Percaya atau tidak, nama gunung yang sangat akrab di telinga pada masa kecil (tepatnya saat mulai bisa membaca masa putih merah dulu), justeru bukan Gunung Manglayang ataupun Gunung Tangkuban Parahu yang notabene dekat kampung halamanku, melainkan GUNUNG KELUD.

Meski aku tak tahu di mana itu Gunung Kelud, tetapi aku sangat mengenalnya walau hanya sekadar nama. Ya, lewat gambar-gambar kecil yang senang kukoleksi (dan biasanya suka diadukan 'epung' & 'jeplak') aku mengenalnya.

Dulu, dengan polosnya, memang tak pernah terpikir apa maksudnya ada Gunung Kelud di gambar Power Rangers, Dragon Balls Z, Ultraman, dll. yang aku koleksi. Entahlah, kriteria apa yang dipakai sehingga terdapat Gunung Keludnya.Namun ternyata, usut punya usut, Gunung Kelud atau biasa disingkat GK itu adalah nama perusahaan pemroduksinya yaitu CV Gunung Kelud.

***

Kejadian meletusnya Gunung Kelud Malam Jumat lalu (13/02) selain mengingatkan pada masa kecilku juga yang paling penting adalah tentang sebuah peringatan dari Allah yang jauh lebih bermaksud baik bagi makhluk-Nya meski terlihat seperti musibah.

Semoga ini tidak berlangsung berlarut-larut, semua kembali baik, membawa berkah, hikmah, dan hidayah yang berujung pada senyuman merekah layaknya masa kecilku saat mendengar kata 'Gunung Kelud' yang terdengar begitu indah.

-Kido :)







































Sumber gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjN2Q0dh6I-VNrusH6DjIcVdrV4jnM9msMNCYtJ8cQBsuUHCftyxLh3aeZzwPJmz8bJSGJgreETdZ4II-HxioQi1hm70k9VZcPTFW33a6YezeKQmRZd9sotAfB0e7Pu0r1FVJOipTnBvtqh/s1600/DSCN0899.JPG

Jumat, 07 Februari 2014

Insyaa Allaah, Maasyaa Allaah...

"Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, 'Aku pasti melakukan itu besok pagi, kecuali (dengan mengatakan) 'Insyaa Allaah'. Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupadan katakanlah, 'Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini."
[QS. Al-Kahfi, 18:23-24]

| Menurut riwayat, ada beberapa orang Quraisy bertanya kepada Nabi Muhammad Saw. tentang roh, kisah Ashabul Kahfi (penghuni gua) dan kisah Zulkarnain lalu beliau menjawab, datanglah besok pagi kepadaku agar aku menceritakan kepadamu. Dan beliau tidak mengucapkan 'insyaa Allaah' (artinya jika Allah menghendaki). Akan tetapi, rupanya sampai besok harinya wahyu terlambat datang untuk menceritakan hal-hal tersebut dan Nabi tak dapat menjawabnya. Maka turunlah ayat di atas sebagai pelajaran kepada Nabi Saw. Allah mengingatkan pula bilamana Nabi Saw. lupa menyebut insyaAllah haruslah segera menyebutkannya kemudian.

"Dan mengapa ketika engkau memasuki kebunmu tidak mengucapkan, 'Maasyaa Allaah, laa quwwata illaa billaah' (sungguh, atas kehendak Allah, semua ini terwujud, tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah), sekalipun engkau anggap harta dan keturunanku lebih sedikit daripadamu."
[QS. A-Kahfi, 18:39]

Wallaahu a'lam bish shawwab...

| Happy Islamic Friday, Jumat mubarak 'sayyidul ayyam'
#jumatsedekah

-Kido :)

Kamis, 06 Februari 2014

Proud To Be Etoser

Etos, first heard when it's spoken directly into my mind as 'etos kerja'. Yes, etos is always by side with the word 'kerja' becomes a famous phrase in Bahasa that I knew at that time. I didn't know , when people were wondering 'what is etos?' - Even the sounds are reps. I was only interested in his beastudi said. 'What's in a name?' So the words of the poet.

For a moment, remembering the days of new-to- know- about Beastudi Etos, before, finally, eventually also attached etoser be my pre-undergraduate degree. One point five years -more or less- of the title is indeed undeniable I'm pride and believe that many seeds of that pride came up accompanied by the title 'etoser'. Since becoming etoser , new-to-know-'s come back, but not new-to-know- about the etos of an earlier due to the question 'what is etos?' Has been answered clearly. Now, I know about the organization, self-reliance, entrepreneurship, living at dormintory, committees, grinding capability, and an important social role in the world community.

This pride arises not because the title itself but what I can hold the title for it. If I see around, as if not much I got from being an etoser. But, if I take a look at the back, I've experienced many experiences that I couldn't get from any organization else, about spiritual & social experience. Not only that, the new family -etoser other, builder, region coordinator, Central Etos at Bumi Pengembangan Insani Bogor, and all of my etOs family that spread out in this country- togetherness life coaching program made ​​in conjunction with the soft skills and hard skills honed directed .

Pride becaming etoser is to be unseparated with a sense of pride for the institution that be my shelter only because I think there are many institutions that care for other objects like me. I hope, this pride is not just a sense of pride that'll be lost by the time. However, followed by self- effort to be more productive in personal physical and spiritual even further to be useful to the environment around me where I live . Aamiin.

And final words of this my writing -for my lovely Beastudi Etos Bandung Dompet Dhuafa Family- are,
"'Cause we are, forever, one. 'Cause we are, forever, family."
Together to be better, more than excellent!

-Kido, Etoser Bandung 2009