visitors

Rabu, 25 September 2013

Dirgahayu Bandung 'Parijs van Java' Kota Kembang


Wilujeng milangkala anu ka 203 taun (25 September 1810 - 25 September 2013) kanggo Bandung katresna. Mugiya langkung sae kapayunna, bagea balarea wargi Bandung sadaya-daya.

Allah sing salawasna maparin kabarokahan tina sagala kabeungharan nu sakitu ayana di taneuh Parahyangan ieu. Tur ngaraksa pamingpin urang sadaya tina paripolah tur babasa anu teu mihak kana kahadean Bandung sadaya.

Oge mangga urang sami-sami milaku lampah sasae-saena, sabisa-bisa pasti bisa ngawangun kabageaan salarea, sanghareupan sagala rupi kabanggaan anu pakuraweut tur pasiksak di sabudeureun urang sadaya ku silih asah, silih asih, tur silih asuh. Kanggo saha deui salian ti kanggo urang sadayana, kanggo Bandung Juara! Bandung BERMARTABAT (Bersih, Makmur, Taat, & Bersahabat). Bandung anu berseka.

Bandung 'Parijs van Java' kota kembang anu urang sadaya.
Gemah ripah, repeh, rapih loh jinawi.

-Kido :)


Riset Indie: Angkot Day

Angkot Day adalah sebuah acara yang diinisiasi oleh kelompok Riset Indie. Acara ini adalah sebuah eksperimen sosial, dan prototipe dari sebuah solusi yang dirangkai dalam riset.
Angkot Day adalah satu hari di mana Angkot berjalan tertib, nyaman, ga ngetem, tidak ugal-ugalan, taat rambu, aman, dan GRATIS.
Angkot Day direalisasikan pada Jumat, 20 September 2013, dengan sistem pembiayaan Sponsorship, diwujudkan bekerjasama dengan komunitas kreatif lain di Bandung, teman-teman, dan sesama individu yang ingin membawa perbaikan dan dampak positif bagi Kota Bandung.

Angkot Day hanyalah sebuah simulasi, menaggapi persoalan kemacetan dan transportasi publik di Kota Bandung, dari satu sudut pandang. Jika simulasi ini berhasil, kita bisa memperoleh data untuk memperkuat ajuan solusi lanjutan yang lebih terukur.

Partisipasi dan dukungan aktif masyarakat pastilah akan membantu untuk Kota Bandung yang lebih baik. Ayo dukung Angkot Day!

Angkot Day ini juga didukung pemerintah Kota Bandung dengan terlihat ikut berpartisipasinya bapak M. Ridwan Kamil, S.T., M.UD., Walikota Bandung 2013-2018 sebagai salah satu supirnya. Tak mau kalah, artis parahyangan pun ikut menyukseskan Angkot Day ini, salah satunya adalah rapper & penyanyi religi Bandung, Ebith Beat A.
(red.)

Riset Indie: "Independent research associates focusing on technology, social economic matters, and media. We value experiments and collaborations"

Sumber: http://angkotday.tumblr.com/
                http://risetindie.tumblr.com/

Bismillaah... Sampurasun :D
| A Kiki 'Kido' Rudiansyah Documentary Video
KIDO'S PICTURES very proudly presents
"Riset Indie: Angkot Day"



This Documentary Video takes place at Jalan Ir. H. Djuanda/Dago, Bandung, Jawa Barat.
Reporter: Kiki 'Kido' Rudiansyah (twitter: @kikidoanc)
Juru Kamera: Kiki 'Kido' Rudiansyah (twitter: @kikidoanc) & Aris Rismana
Editor/Produser/Video Director: Kiki 'Kido' Rudiansyah (twitter: @kikidoanc)
Produced by KIDO'S PICTURES

Thank's for watching, haturnuhun :)

Best regards
Kiki 'Kido' Rudiansyah
Etoser Bandung 2009 (Penerima Beastudi Etos Bandung Dompet Dhuafa)
Teknik Fisika - FTI ITB
http://kikidoanc.blogspot.com
kickyalchemist@gmail.com

Minggu, 22 September 2013

Pasangan Sejati

Tak sedikit yang mematok kesejatian pasangan dari...
melihat romantisnya Romeo dan Juliet yang terkadang sarat akan dramatisasinya,
peliknya lika-liku cinta Shinichi Kudo dan Ran Mouri yang sudah jelas fiktifnya,
dramatisnya kisah Jack dan Rose Dawson yang terapung di kapal pendulang awards 'Titanic',
hebatnya romantisme Habibie & Ainun yang menyita jutaan pasang mata di teater layar emas tanah air,
atau bisa jadi, kisah kuatnya chemistry kasih pasangan saintis Marie dan Pierre Curie yang menghiasi perbendaharaan biografi dunia ilmu kimia,
atau syahdunya kisah cinta pewayangan Rama dan Shinta.

Yang demikian itu tidak dilarang dan sah-sah saja.

Namun, sering kita lupakan setidaknya ada pasangan terdekat, terlihat jelas, dan bahkan selalu membersamai kita-lah yang nampaknya jarang dijadikan contoh kesejatian dalam berpasangan, yaitu IBU dan AYAH kita.
Apapun kisahnya, betapapun keadaannya, mungkin terlihat romantis dan harmonis hingga kini, salah satu atau keduanya telah berada di sisi-Nya, atau berpisah dll. karena suatu dan lain hal, tetapi kesejatian cinta kasihnya sangat terbukti adanya.
KITA-lah bukti kesejatiannya. Tak harus sama, karena kita harus mengusahakan yang lebih baik dan, yakinlah, merekapun pastinya ingin melihat kita lebih baik. Jadi, mari belajar dari keduanya yang nampaknya akan lebih lepas dan nyata.

Terlebih lagi, semoga pula keduanya (lebih dasar lagi) berpatokan pada pedoman sejati berpasangan yang sejatinya dan ideal kita panuti dalam berumah tangga (sekarang bagi yang sedang menjalani; nanti bagi yang akan menjalani), yaitu pasangan Rasulullaah Muhammad Saw. dan Siti Khadijah (mewakili kesejatian & idealnya hidup dengan istri beliau Saw. yang lainnya). Dan kemudian, kita mengikuti contoh keharmonisan yang bersumber dari-Nya. Jadi, tak sekadar sejati, tetapi juga syar'i.

Belajar menuju fase kehidupan selanjutnya, tentukan pedoman idealnya.

-Kido :)

Kamis, 19 September 2013

Ayah

Dalam tegas sikapmu, kauajarkan aku kelembutan, AYAH.
Dalam lelahmu, kauajarkan aku kekuatan, AYAH.
Dalam tiap buah tetes keringatmu, kauajarkan aku kesyukuran, AYAH.
Dalam kondisi tak mencerahkan, kauajarkan aku senyuman, AYAH.

Dalam tegur katamu, kauajarkan aku doa, AYAH.
Dalam diammu, kauajarkan aku kebijaksanaan, AYAH.
Dalam lunglai bahasa tubuhmu, kauajarkan aku ketak-putus-asaan, AYAH.
Dalam garis wajahmu yang penuh jejak perjuangan, kauajarkan aku keberanian, AYAH.
---
Cukup sampai di sanakah sosok seorang AYAH bagi anaknya ini? TIDAK.
Jangan pernah pertanyaan 'bodoh' itu muncul dan selalu menghinggapi diri ini ya Allah. Lebih dari yang anaknya lihat, dengar, dan rasakan, pengorbanan seorang ayah untuk anaknya ini adalah sebentuk kisah heroik penuh ketulusan, lebih dari kisah perjuangan para superhero yang cenderung fiktif. Dialah sosok nyata pahlawan sejati. Dialah AYAH-ku.

| Ku tak tahu bagaimana cara mengungkapkan rasa terima kasihku selain dengan beriringan bersamamu memuliakan dan membahagiakan ibu (dari anakmu ini) dengan keberanian dan ketulusan yang kautanamkan, serta dengan kesyukuran kepada Dia Sang Maha Pemilik Segalanya, Allah SWT.

-Kido :)

Kamis, 12 September 2013

Ibu

Saat tak ada yang mau menjadi teman kita. IBU kita selalu siap menjadi teman kita.
Saat tak ada yang mengapresiasi karya kita. IBU kita selalu memberi apresiasi terbaiknya pada kita.
Saat orang lain berkata buruk pada kita. IBU kita selalu berkata baik pada kita.

Saat tak ada orang yang mau mendengarkan cerita kita. IBU kita selalu siap mendengarkan apa yang kita ceritakan.
Saat kita merasa bodoh di antara teman kita. IBU kita selalu memandang anaknya sebagai anak cerdas karena keyakinannya terhadap doa.
Saat tak ada orang yang mau berbagi dengan kita. IBU kita selalu memberikan apapun yang beliau punya untuk kita.

Saat tak ada satupun yang membela kita. IBU kita selalu membela anaknya dengan kemuliaan caranya.
Saat kita merasa tak ada motivasi dalam diri kita. IBU kita selalu mengusahakan dirinya sebagai motivator terbaik bagi anaknya.
Saat kita merasa tak ada orang yang mendoakan kita. IBU kita selalu mendoakan yang terbaik bagi kita.

---

Andaikan subjek dari untaian kata-kata di atas ditukar, apakah akan berlaku sama? Akankah kita selalu ada untuk IBU kita?
Tak usah dijawab dengan segala ke-normatif-an atau seribu alasan yang kita punya. Cukup kita sama-sama renungkan dan wujudkan kesungguhan rasa cinta kita padanya. Jangan hanya mencintainya karena momen selebrasi Hari Ibu yang terbatas, tetapi kita jadikan setiap hari kita sebagai Hari Ibu selamanya.

| Terima kasih IBU, maafkan anakmu ini dan mintakan ampun kepada-Nya, kasihmu dan Maha Kasih-Nya tak terhingga sepanjang masa. Semoga engkau senantiasa dalam lindungan dan keridhoan Dia Sang Maha Pemilik Segala, Allah SWT. Aamiin.

-Kido :)


Filosofi Sendok

Oleh Kiki 'Kido' Rudiansyah

Bukan syarat primer sebagai alat makan, tetapi tak sedikit pula yang mengutamakan pemakaiannya. Berdampingan atau tidak dengan pasangannya, garpu atau lainnya, tak masalah dalam pemakaiannya. Hanya memakai sendok tak masalah, tetapi hanya memakai garpu saat makan, aneh. Apalagi menu santapannya sayur atau sup.

Saat tak dipakai untuk menghantarkan makanan ke mulut, pun tak jadi masalah, toh sendok tetap dipakai untuk mengambil makanan dari tempat sajinya ke piring kita. Jika tidak, umumnya, orang merasa jijik bekasnya.


Begitulah sendok, meski bukan yang diutamakan, tetapi perannya bagi dunia 'table manner' dan permakanan begitu terasa dan tak dapat dimungkiri. Siapapun dapat merasakan manfaat dan kegunaannya.
Itulah yang utama.

Sajak Berpetak

Oleh Kiki 'Kido' Rudiansyah















Aku lahir di kasur petak
Diselimuti kain berpetak-petak
Perlahan ku dididik dengan tradisi berpetak-petak
Pun dengan petak-petak akupun bisa tersentak

...

Tanah airku tanah berpetak
Sana petak sini petak
Tapi awas hati-hati jangan sampai berpetak-petak
Sebab baku tembak akibat saling berpetak

Setiap otak memang berpetak-petak
Tetapi jangan sembarang dipetak-petak
Asal memetak bisa tergeletak
Mari jangan berpetak-petak

Dua petak tiga petak
seratus petak sejuta petak
Apalah arti berpetak-petak
Jika berpetak menjauhi yang hak

...

| Asrama Ikhwan Beastudi Etos Bandung, Jalan Tubagus Ismail XV/14A - Sekeloa, 5 Zulqa'dah 1434 H/11 September 2013 M

Minggu, 08 September 2013

Menjelajah Ramadhan

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Tahun ini, Ramadhan terasa berbeda dengan tahun sebelumnya. Tidak hanya dalam hal keberadaan menjalani secara geografis, tetapi juga dalam hal target-targetnya. Enaknya Ramadhan di tanah air dengan segala selebrasi dan perubahan pola keseharian di sekitar saya membuat Ramadhan tersuasanakan. Namun, saya berharap tak hanya sekadar selebrasi dan pernak-perniknya saja, tetapi juga substansi mendalam mengenai hikmah besar di dalamnya pun juga dapat ‘membahana’ di Ramadhan 1434 H ini. Aamiin.

kemudian, mengapa pula target juga menjadi sasaran untuk dijadikan berbeda dengan tahun sebelumnya? Jawabannya, karena tentulah dengan kondisi yang berbeda, target juga akan menyesuaikan. Dan Ramadhan kali ini, tentunya, ingin lebih baik daripada Ramadhan sebelumnya.

Setiap orang muslim pasti mempunyai targetan selama bulan Ramadhan, meski tak banyak yang biasa mengungkapnya, tak terkecuali saya. Seperti pada umumnya yang pasti menjadi targetan pertama di bulan Ramadhan adalah dapat melaksanakan shaum selama sebulan penuh. Artinya secara tidak langsung targetan itu membuat kita harus mngupayakan diri agar terhindar dari hal yang membatalkan shaum (secara udzur) minimal. Poin intinya adalah saya harus menjaga kesehatan baik secara jasmani maupun rohani. Selanjutnya, dari target pertama ini turunlah target-target selanjutnya.

Semua targetan Ramadhan pasti berhubungan dengan aktivitas yang akan dijalani selanjutnya. Aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan jasmani, sedangkan aktivitas ruhiyah untuk menjaga kesehatan rohani. Namun, “jangan pernah mau terjebak dalam pembatasan aktivitas fisik dan bathin!” itu kata saya pada diri saya sendiri. Karena sejatinya seluruh aktivitas di bulan Ramadhan ini, bahkan untuk satu aktivitas yang sama, dapat secara bersamaan berimbas pada sisi jasmani dan rohani saya.

Sholat tarawih dan shodaqoh setiap hari tanpa absen, tilawah Al-Quran dua kali khatam dalam sebulan, serta itikaf di sepuluh hari terakhir penuh adalah targetan turunan utamanya. Bisa jadi ini juga yang ditargetkan sebagian muslim yang lain atau bahkan lebih. Kemudian, aktivitas dan ibadah lainnya juga selalu digembar-gemborkan dalam hati untuk senantiasa dilakukan sebagai peng-kilau warna-warni Ramadhan saya. Jikalau memang sedang bisa dilakukan, mengapa tidak? Misalnya, sholat sunnah rawatib, dhuha, olahraga, kajian, membaca buku, dll. Sholat wajib lima waktu dan birrul walidain  saya rasa tak perlu disebutkan lagi karena itu yang utama.



Namun, di antara sekian target-target Ramadhan 1434 H saya kali ini, ada salah satu target yang benar-benar baru dan saya usahakan untuk menunaikannya. Boleh jadi saya bilang inilah keunikan di Ramadhan saya kali ini. Jelajah Spesial Ramadhan, inilah targetnya. Maksudnya?

Dengan salah satu hobi saya yaitu menjelajah, maka saya putuskan untuk membuat targetan menjelajah di bulan Ramadhan. Menjelajah di sini yaitu menjelajah masjid-masjid yang ada di sekitar saya, di Kabupaten/Kota Bandung. Mimpinya dapat juga menjelajah hingga ke luar kota bahkan luar Indonesia. Alhamdulillaah, sekira 40-an masjid dapat saya jelajahi. Namun, tidak semua masjid yang saya list dapat saya kunjungi karena satu dan lain hal. Masjid Agung Leles Garut adalah Masjid terjauh yang saya kunjungi di bulan Ramadhan ini. Sedangkan yang terdekat, tentunya masjid dekat rumah saya yaitu Masjid Darul Ulum Pasirhonje.
(https://www.facebook.com/notes/kiki-rudiansyah/jelajah-spesial-edisi-ramadhan-1434-h-d/3145197326248)

Akan tetapi, bukan hanya dalam hal penjelajahannya saja yang saya targetkan untuk dicapai, melainkan juga lebih kepada bagaimana saya bisa melihat perbedaan dan kesamaan di setiap masjid yang saya kunjungi dalam aktivitas kesehariannya, khususnya di bulan Ramadhan. Saya belajar banyak dari penjelajahan ini. Ternyata, boleh jadi kita berbeda dalam penunaian amalan ibadah, selebrasi, atau hal lainnya dalam bermuamalah di bulan Ramadhan, tetapi dengan kesamaan yang ada kita bisa hidup rukun tanpa perselisihan melainkan diskusi dan kajian penyempurnaan ilmulah yang harus diutamakan. Tentunya dalam rangka memperjuangkan Islam yang sesuai Al-Quran dan As-Sunnah menuju ridho-Nya.

Lalu, di balik penjelajahan Ramadhan saya kali ini, tentunya harus tetap pula memegang target-target yang telah disusun sebelumnya. Jadi, bersamaan dengan itu saya berusaha menunaikan semua targetan yang meski kenyataannya tidak bisa 100%. Akan tetapi, alhamdulillaah, yang saya syukuri adalah kenikmatan dalam menjalaninya serta segala rahmat dan berkah dari Allah yang membuatnya terasa jauh dari lelah. Ubah lelah jadi lillah!

Alhamdulillaah, shaum saya sebulan penuh dapat tertunaikan, pun sholat tarawihnya. Sementara tilawah Quran saya tidak mencapai target dua kali khatam, melainkan sekali saja dan lebih beberapa juz. Namun, hikmah yang dapat dipetik adalah bahwa ibadah pun  harus kita targetkan, terutamanya kita luruskan niat terlebih dahulu agar penunaian targetnya menjadi menyenangkan. Poin keikhlasan, pahala, dan pencatatan kebaikan, biarkanlah hanya Allah yang menilai dan kita berurusan pada ikhtiar dan perjuangannya.

Sementara ‘perburuan’ lailatul qadar di sepuluh terakhir Ramadhan juga, alhamdulillaah, dapat tertunaikan. Hari pertama di Masjid dekat rumah, Darul Ulum. Kemudian, hari kedua di Masjid Salman ITB, ketiga dan seterusnya Masjid An-Nuur Biofarma-lah yang menjadi tempat beritikaf. Hasilnya, selalu dan selalu, saya serahkan kepada Allah SWT. Sang Maha Bijaksana.

Begitulah penjelajahan saya di bulan Ramadhan kali ini, 1434 H, saya berharap Allah akan mempertemukan saya dengan Ramadhan selanjutnya untuk menargetkan kebaikan-kebaikan yang berharap dapat menjadi sebuah perubahan saya kea rah yang lebih baik dan menjadi perbekalan saya ke tempat yang terbaik kelak di sisi-Nya. Aamiin.

Wallaahu a’lam bish shawwab.


Senin, 02 September 2013

'Kido - Toga di Tepi Jendela' on Temu Alumni Beastudi, Dua Dekade Dompet Dhuafa

Bismillaah...
KIDO'S PICTURES in collaboration with NASHIH PHOTOGRAPHY
very proudly present
"Toga di Tepi Jendela" Kido's Live Performance on Temu Alumni Beastudi, Dua Dekade Beastudi Dompet Dhuafa, Kongres Negarawan Muda, "Negarawan Muda Belajar Merawat Indonesia", Aula Bumi PPMKP Ciawi-Bogor, 25 Agustus 2013.

Sebuah lagu yang terinspirasi oleh sebuah buku karangan etoser nusantara (Penerima Beastudi Etos, Beastudi Indonesia-Dompet Dhuafa) berjudul sama.

Toga di Tepi Jendela, cipt. Kido (http://kikidoanc.blogspot.com)

Jangan... kau menganggap mimpimu
Takkan... bersinar di dalam hidupmu
Jangan... kau tunjukkan putus asa
Dengan... s'gala kemampuan yang ada

Reff:
Hapus sudah air mata meratapi keterbatasan
Yakinkanlah kau 'kan gapai toga di tepi jendela

-Thank's for watching :)

Best regards,
Kiki 'Kido' Rudiansyah
Engineering Physics ITB
Etoser Bandung '09
kickyalchemist@gmail.com
@kikidoanc

"More than excellent!"