Gue
terkejut bin terperanjat waktu denger "Tuhan Membusuk"! Lho? Sama atau
biasa-biasa aja. Terserah aja sih gimanapun ekspresi lho waktu denger
itu. Yang jelas gue kaget bin terhenyak! Apapun di balik klausa
'supernyeleneh' itu yang jelas, dengernya aja bikin 'ilfil' sama orang
yang nyetusinnya.
Weleh-weleh... ternyata oh ternyata itu kelakuan para mahasiswa UIN
Sunan Ampel Surabaya Fakultas Ushuluddin & Filsafat (tanpa sensor),
katanya, nyang lagi nyambut mahasiswa baru "Orientasi Cinta Akademik
& Almamater". Modus operandi-nya sih "Rekonstruksi Fundamentalisme
Menuju Islam Kosmopolitan", tapi isinya? Horor! Kenapa gue bilang horor?
Liat aja judulnya udah 'horor' gitu.
Sebagai mahasiswa
pacsasarjana (hehe), gue merasa 'tergetek-getek' aja pengen
berargumentasi (ciee...). Apalagi gue pernah ngambil mata kuliah nyang
namanya Filsafat Ilmu Pengetahuan (Sains). Isinya begitu membelalakkan
gue tentang apa arti filsafat sesungguhnya. Amat sangat sepakat sama
Kang Akmal Sjafril (@malakmalakmal) lewat kultwit-nya menyoal ini.
Sejatinya, filsafat itu bukan tentang menjadi orang yang bebas bablas
tanpa batas, tetapi filsafat itu tentang kebijaksanaan. Terlebih
filsafat yang dilingkupi atmosfer religius, maka seharusnya
kebijaksanaan yang didefinisikan lebih jauh lagi menyangkut pada
ketuhanan. Lah, ini malah begini jadinya. Mana ada orang yang sedang
fokus pada studi kebijaksanaan dalam menyikapi keadaan sekitar malah
justru menjauh dari nilai itu.
Gue yakin, ilmu kebijaksanaan
(baca: ilmu filsafat) itu bukan soal sesepele cari sensasi belaka, juga
bukan membenarkan segala macam pendapat pribadi yang berujung arogansi
diri. Bukan! Atau kalo tema "Tuhan Membusuk" itu bukan sensasi,
melainkan hasil dari pemikiran dan diskusi serius, maka ini justru
persoalannya makin serius. Anda serius kuliah untuk itu? Hai, Guys inget
di negara ini gak semua filsuf kayak kalian yang keren bingit, saking
kerennya memaknai "Tuhan Membusuk" itu sebagai pengertian bahwa kita
sudah jauh dari Tuhan jadi seakan membusuk dalam diri dan kehidupan
kita. Kalo gitu, come on, kenapa Tuhan yang jadi sasaran empuk, hah?
Sama halnya kayaj 2004 lampau, kala sebagian mahasiswa UIN Sunan Gunung
Djati Bandung meneriakkan hal superfenomenal, (maaf sekali) "Anjinghu
Akbar!"
Itu kan (super maaf) FILSAFAT BUSUK!
Inget sila kesatu Pancasila Negara Kesatuan Republik Indonesia?
SATU, KETUHANAN YANG MAHA ESA.
Nah, kalo Tuhan yang Esa itu membusuk, lho mau ngapain wahai para mahasiswa filsuf?
Pada ngerasain gak sakitnya umat yang ber-Tuhan (seperti kalian juga) kala disinggung itu?
SAKITNYA TUH DI SINI...
Sekian, mohon maaf, terima kasih, wassalam.
| Argumen Mahasiswa Biasa, Bukan Filsuf Luar Biasa!
- Kiki 'Kido' Rudiansyah :)