visitors

Kamis, 12 September 2013

Ibu

Saat tak ada yang mau menjadi teman kita. IBU kita selalu siap menjadi teman kita.
Saat tak ada yang mengapresiasi karya kita. IBU kita selalu memberi apresiasi terbaiknya pada kita.
Saat orang lain berkata buruk pada kita. IBU kita selalu berkata baik pada kita.

Saat tak ada orang yang mau mendengarkan cerita kita. IBU kita selalu siap mendengarkan apa yang kita ceritakan.
Saat kita merasa bodoh di antara teman kita. IBU kita selalu memandang anaknya sebagai anak cerdas karena keyakinannya terhadap doa.
Saat tak ada orang yang mau berbagi dengan kita. IBU kita selalu memberikan apapun yang beliau punya untuk kita.

Saat tak ada satupun yang membela kita. IBU kita selalu membela anaknya dengan kemuliaan caranya.
Saat kita merasa tak ada motivasi dalam diri kita. IBU kita selalu mengusahakan dirinya sebagai motivator terbaik bagi anaknya.
Saat kita merasa tak ada orang yang mendoakan kita. IBU kita selalu mendoakan yang terbaik bagi kita.

---

Andaikan subjek dari untaian kata-kata di atas ditukar, apakah akan berlaku sama? Akankah kita selalu ada untuk IBU kita?
Tak usah dijawab dengan segala ke-normatif-an atau seribu alasan yang kita punya. Cukup kita sama-sama renungkan dan wujudkan kesungguhan rasa cinta kita padanya. Jangan hanya mencintainya karena momen selebrasi Hari Ibu yang terbatas, tetapi kita jadikan setiap hari kita sebagai Hari Ibu selamanya.

| Terima kasih IBU, maafkan anakmu ini dan mintakan ampun kepada-Nya, kasihmu dan Maha Kasih-Nya tak terhingga sepanjang masa. Semoga engkau senantiasa dalam lindungan dan keridhoan Dia Sang Maha Pemilik Segala, Allah SWT. Aamiin.

-Kido :)


Filosofi Sendok

Oleh Kiki 'Kido' Rudiansyah

Bukan syarat primer sebagai alat makan, tetapi tak sedikit pula yang mengutamakan pemakaiannya. Berdampingan atau tidak dengan pasangannya, garpu atau lainnya, tak masalah dalam pemakaiannya. Hanya memakai sendok tak masalah, tetapi hanya memakai garpu saat makan, aneh. Apalagi menu santapannya sayur atau sup.

Saat tak dipakai untuk menghantarkan makanan ke mulut, pun tak jadi masalah, toh sendok tetap dipakai untuk mengambil makanan dari tempat sajinya ke piring kita. Jika tidak, umumnya, orang merasa jijik bekasnya.


Begitulah sendok, meski bukan yang diutamakan, tetapi perannya bagi dunia 'table manner' dan permakanan begitu terasa dan tak dapat dimungkiri. Siapapun dapat merasakan manfaat dan kegunaannya.
Itulah yang utama.

Sajak Berpetak

Oleh Kiki 'Kido' Rudiansyah















Aku lahir di kasur petak
Diselimuti kain berpetak-petak
Perlahan ku dididik dengan tradisi berpetak-petak
Pun dengan petak-petak akupun bisa tersentak

...

Tanah airku tanah berpetak
Sana petak sini petak
Tapi awas hati-hati jangan sampai berpetak-petak
Sebab baku tembak akibat saling berpetak

Setiap otak memang berpetak-petak
Tetapi jangan sembarang dipetak-petak
Asal memetak bisa tergeletak
Mari jangan berpetak-petak

Dua petak tiga petak
seratus petak sejuta petak
Apalah arti berpetak-petak
Jika berpetak menjauhi yang hak

...

| Asrama Ikhwan Beastudi Etos Bandung, Jalan Tubagus Ismail XV/14A - Sekeloa, 5 Zulqa'dah 1434 H/11 September 2013 M