The ominous clouds above telling me something/the future i'm facing will never be easy/you'll be my friend in loneliness /you'll be the one who brightens up all my heart/this friendship never last never goes till the end of time...
visitors
Kamis, 30 Januari 2014
At The Peak
Photographed with cute 'dede' Fayyadl at the highest point in 'Concrete Country' about one and a half years ago. So excited! Missing this moment. In hoping to visit the highest peak in the other country with my future 'dede'...
Sabtu, 25 Januari 2014
Rumusnya: Berdoa, Berusaha, & Berdoa
Duduk, kadang sedikit bangkit meneropong kawanan asa yang sedikit mencerahkan. Namun, lagi-lagi mengelus dada karena asa itu kembali hilang, berganti fatamorgana tanda bara datang melanda. Lalu harus pasrahkah? Atau justeru meronta melawan simalakama?
Pilu rasanya melihat bencana melulu. Sakit rasanya mendengar kabar bencana yang terus membelit. Ada apa ini? Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Ini hanya bencana atau justeru terselip kabar di dalamnya? Kita semua tidak tahu. Yang kita tahu ini semua sedang terjadi bahkan silih berganti.
Belum reda mulut gunung menghembuskan awan panasnya, datang banjir bersama tanah membandang perumahan tanpa pandang tuannya. Kala air masih menggenang beberapa kota dan daerah di nusantara, pergerakan tanah tak terbendung menimbun wisma dan penghuninya. Lalu, saat itu semua sedang menjadi fokus masalah, guncangan lempeng tanah justeru datang seakan memperkeruhnya.
Kini, semua terpaku pada masalah, semua mencari solusi masalah, semua mengurangi cabang masalah, dan semua mencegah pelebaran masalah. Pun berdoa, kini menjadi 'barang' paling utama dan jangan sampai terenyah. Tidak ada yang salah? Yang jelas tidak boleh ada yang dipersalahkan atau bahkan saling menyalahkan. Yang ada hanyalah tumpukan hikmah dan gunungan hidayah yang sejatinya dapat menjadi pengubah. Pertanyaannya, maukah kita mengambilnya? Terserah, masing-masing kita yang akan memilihnya.
Namun, sejatinya berdoa itu bukan hanya disimpan di ujung masalah, melainkan jauh akan lebih indah jika kita simpan di garis awalnya yang tidak hanya akan menjadi pencegah masalah, tetapi juga sebagai pencerah dan peluang besar diijabah jika berisi harapan untuk mengubah sebuah masalah. Namun pula, jangan terlena dengan hanya berdoa saja, sedangkan berusaha yang sekedar aksesoris pemerindah. Justeru usaha itulah, bahan pengijabah atas doa yang kita tujukan pada-Nya.
Sebelum banjir, berdoalah supaya dihindarkan darinya dan berusahalah dengan sungguh dan mendukung doanya (dengan tidak membuang sampah sembarangan dan atau ke sungai) baru pasrahkan segala sesuatu keputusan akhirnya kepada-Nya, baik atau buruk (menurut makhluk-Nya) keputusan-Nya adalah kehendak mutlak dari-Nya karena Dia Yang Maha Tahu maksudnya. Demikian salah satu contohnya. Terlihat sederhanakah? Ya! Tapi nyatanya ini persoalan etika dan karakter yang menjadi akar masalah.
-Kido :)
| Renungan Malam Minggu, 25 Januari 2014
Foto: KIDO'S PICTURES
Pilu rasanya melihat bencana melulu. Sakit rasanya mendengar kabar bencana yang terus membelit. Ada apa ini? Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Ini hanya bencana atau justeru terselip kabar di dalamnya? Kita semua tidak tahu. Yang kita tahu ini semua sedang terjadi bahkan silih berganti.
Belum reda mulut gunung menghembuskan awan panasnya, datang banjir bersama tanah membandang perumahan tanpa pandang tuannya. Kala air masih menggenang beberapa kota dan daerah di nusantara, pergerakan tanah tak terbendung menimbun wisma dan penghuninya. Lalu, saat itu semua sedang menjadi fokus masalah, guncangan lempeng tanah justeru datang seakan memperkeruhnya.
Kini, semua terpaku pada masalah, semua mencari solusi masalah, semua mengurangi cabang masalah, dan semua mencegah pelebaran masalah. Pun berdoa, kini menjadi 'barang' paling utama dan jangan sampai terenyah. Tidak ada yang salah? Yang jelas tidak boleh ada yang dipersalahkan atau bahkan saling menyalahkan. Yang ada hanyalah tumpukan hikmah dan gunungan hidayah yang sejatinya dapat menjadi pengubah. Pertanyaannya, maukah kita mengambilnya? Terserah, masing-masing kita yang akan memilihnya.
Namun, sejatinya berdoa itu bukan hanya disimpan di ujung masalah, melainkan jauh akan lebih indah jika kita simpan di garis awalnya yang tidak hanya akan menjadi pencegah masalah, tetapi juga sebagai pencerah dan peluang besar diijabah jika berisi harapan untuk mengubah sebuah masalah. Namun pula, jangan terlena dengan hanya berdoa saja, sedangkan berusaha yang sekedar aksesoris pemerindah. Justeru usaha itulah, bahan pengijabah atas doa yang kita tujukan pada-Nya.
Sebelum banjir, berdoalah supaya dihindarkan darinya dan berusahalah dengan sungguh dan mendukung doanya (dengan tidak membuang sampah sembarangan dan atau ke sungai) baru pasrahkan segala sesuatu keputusan akhirnya kepada-Nya, baik atau buruk (menurut makhluk-Nya) keputusan-Nya adalah kehendak mutlak dari-Nya karena Dia Yang Maha Tahu maksudnya. Demikian salah satu contohnya. Terlihat sederhanakah? Ya! Tapi nyatanya ini persoalan etika dan karakter yang menjadi akar masalah.
"Sederhananya, inilah rumusnya: berdoa, berusaha, dan berdoa-lah dengan berjamaah, karena akan jauh lebih lebih indah. Terakhir, mari biasakanlah."
-Kido :)
| Renungan Malam Minggu, 25 Januari 2014
Foto: KIDO'S PICTURES
Jumat, 24 Januari 2014
Senin, 20 Januari 2014
Pak Ridwan Kamil Keterlaluan!
Hei, Warga Bandung!
Ini perlu dicamkan. Jangan berpura-pura tak melihat atau tak mendengar bahkan berlagak tidak tahu bahwa Walikota Bandung sekarang ini sungguh keterlaluan!
Bapak Ridwan Kamil keterlaluan! Padahal baru menjabat kurang dari setahun, bahkan satu semester juga belum!
Sekali lagi, 'Kang Emil' Keterlaluan!
Keterlaluan Kreatifnya!
Ini buktinya! Taman-taman dipercantik kembali, dibangun taman-taman tematik (seperti taman jomblo, musik, fotografi, dll.), kampung-kampung dihias sehingga menarik, adanya festival kampung sehingga warganya cinta akan kampungnya, Braga Culinary Night, jalan-jalan padat PKL disulap jadi asri dengan pohon-pohon serta tanaman hijau, sulut komunitas-komunitas di Bandung untuk beraksi dan bersolusi khususnya komunitas generasi muda, tampung laporan warga via media sosial internet, kepala dinas wajib punya akun twitter, Festival Lampion di Car Free Night Dago malam tahun baruan 2014, membuat Creative Center, dan yang terasa paling 'ngena' yaitu kampanye hari tematik (#fundays), dll.
http://www.tempo.co/read/beritafoto/12807/Menikmati-Sore-Hari-di-Taman-Jomblo
http://regional.kompasiana.com/2013/11/28/kerja-sulap-jalan-kepatihan-bandung-613879.html
http://vimeo.com/83207435
http://www.tempo.co/read/news/2013/12/31/242541126/Tahun-Baru-Kota-Bandung-Gelar-Festival-Lampion
Keterlaluan Cinta Warganya!
Ini buktinya! Akan ditambahnya rute Trans Metro Bandung (TMB), mendidik warga berbahasa Inggris lewat #kamisinggris, memfasilitasi pelajar sekolah #senindamrigratis, fasilitas untuk wisatawan lokal & luar lewat Bandung Tour on Bus (BANDROS), bus sekolah khusus bagi pelajar, bedah rumah warga miskin, tim reaksi cepat tambal, pengaspalan jalan, perbaikan trotoar dengan 'sign' khusus bagi penyandang disabilitas, pembenahan taman pinggir jalan, penataan pedagang kaki lima (PKL), pengembalian fungsi Lapangan Gazibu, CCTV jalan raya, beras miskin gratis, pembenahan lapangan di Taman Bola Persib Ciujung Supratman, tim darurat banjir, bantuan sosial online, puskesmas gratis 24 jam, makan malam dengan warga prasejahtera, nonton bareng warga (mobile cinema), tolak mobil dinas, penaikan upah buruh, pembinaan pengemis, gelandangan, &anak jalanan, penertiban preman & geng motor, dll.
http://www.tempo.co/read/news/2014/01/07/058542927/Bandung-Operasikan-Bus-Gratis-untuk-Pelajar
http://www.pikiran-rakyat.com/node/265095
http://news.detik.com/bandung/read/2013/11/07/145525/2406389/486/setelah-rebo-nyunda-pemkot-bandung-akan-launching-kamis-inggris?nd772204btr
http://news.detik.com/read/2014/01/06/181131/2459700/486/pekan-depan-fly-over-pasupati-akan-dipasangi-cctv
http://www.inilahkoran.com/read/detail/2065027/laporkan-jika-ada-petugas-minta-biaya-raskin#.Uthwrqmj1pc.twitter
http://www.tempo.co/read/news/2013/12/16/058537959/Ridwan-Kamil-Bentuk-Tim-Terpadu-Banjir
http://www.tempo.co/read/news/2013/12/12/058536945/Ridwan-Kamil-Tolak-Mobil-Dinas-Mewah
Keterlaluan Peduli Budayanya!
Ini buktinya! Mengkampanyekan budaya Sunda lewat #rebonyunda 'berbahasa Sunda', pelajar & PNS laki-laki dianjurkan memakai #iketsunda dan pangsi sedangkan perembuan memakai karembong & kebaya, tempat hiburan malam dibatasi karena tak sesuai budaya Sunda, mem-booming-kan angklung, dll.
http://www.tempo.co/read/beritafoto/11277/Rebo-Nyunda-Siswa-SD-Pakai-Iket-di-Sekolah
http://www.tempo.co/read/news/2014/01/07/058542907/Jam-Operasi-Tempat-Hiburan-di-Bandung-Dibatasi
Keterlaluan Cinta Lingkungannya!
Ini buktinya! Gerakan Sejuta Biopori, Zero Waste Education bersama komunitas, tempat sampah plastik ramah lingkungan 'biodegradable', bandung bersepeda lewat #jumatbersepeda dilengkapi fasilitas sewa sepeda di beberapa titik untuk mengurangi polusi asap kendaraan bermotor, peduli kesehatan dan kesejukan udara untuk warganya lewat #selasatanparokok, pengambilalihan hutan kota dari swasta via kesepakatan seperti Babakan Siliwagi, taman atap (roof garden) bagi gedung-gedung tinggi, penanaman bibit pohon pinggir jalan seperti tanaman pucuk merah di sepanjang tengah-tengah dago, dukungan terhadap #angkotday hasil riset Tim Riset Indi bekerjasama dengan komunitas Bandung Creative City Forum (BCCF), pembenahan peraturan Car Free Day Dago & Merdeka dari PKL, sampah, pembawa binatang, dll., lalu Car Free Night (CFN) akan diberlakukan secara rutin di jalan-jalan tertentu seperti Ujung Berung, dll.
http://www.tempo.co/read/news/2014/01/08/058543199/Wali-Kota-Bandung-Akan-Jadikan-Selasa-tanpa-Rokok-
http://www.tempo.co/read/news/2013/12/11/058536332/Bandung-Sebar-5000-Tempat-Sampah-Berbahan-Tapioka
http://www.tempo.co/read/news/2013/09/21/214515475/Angkutan-Umum-Tulang-Punggung-Transportasi-Rakyat
http://regional.kompasiana.com/2013/11/28/kerja-sulap-jalan-kepatihan-bandung-613879.html
Keterlaluan Melek Teknologinya!
Ini buktinya! Bandung akan punya Monorail, media pelaporan online LAPOR, akun twitter pemkot, e-kelurahan, parkir elektronik, 5000 wifi gratis, dll.
http://www.merdeka.com/peristiwa/pembangunan-monorail-bandung-raya-dimulai-juli-2014.html
http://www.lapor.ukp.go.id/
http://www.tempo.co/read/news/2013/10/08/058520155/Akun-PemkotBandung-Kebanjiran-Laporan
Keterlaluan Cerdasnya!
Ini buktinya! Mengerahkan pemuda untuk aksi pembenahan dan pembangunan kota Bandung menjadi Juara, kampanye hari tematik (#fundays), komitmen terhadap anti-KKN dengan menggandeng ICW & KPK, menjawab kicauan pengkritik(yang tak membangun)nya, seperti FA, dengan data, fakta, dan bahasa yang santun, YANG TERBARU adalah menggandeng perusahaan luar negeri untuk membangun Bandung seperti Belanda & Perancis, dll.
http://www.pikiran-rakyat.com/node/266094
http://www.tempo.co/read/news/2014/01/20/058546704/Ridwan-Kamil-Bawa-Oleh-oleh-Bantuan-dari-Eropa
http://news.detik.com/read/2014/01/02/231351/2457153/486/1/korsel-akan-berikan-beasiswa-bagi-anak-jalanan-di-bandung
http://www.tempo.co/read/news/2013/09/19/058514983/Berantas-Korupsi-Wali-Kota-Bandung-Undang-KPK
Dan Keterlaluan-keterlaluan Lainnya!
Pak, saya berharap supaya Bapak dapat menularkan ini untuk para calon pemimpin bangsa yang akan 'bergulat' di 2014 ini. Dengan begitu saya menjadi tidak bingung memilihnya. Semoga Bapak tetap diberi ke-istiqomah-an untuk tetap menjalankan amanah dengan jiwa fathonah (cerdas). Bandung Harus Juara! Tidak! Bandung Pasti Juara!
Dan sekarang kita sepakati bersama wahai sekalian Warga Bandung bahwa bukan hanya mengandalkan Ridwan Kamil Untuk Bandung, melainkan KITA UNTUK BANDUNG, dan BANDUNG UNTUK INDONESIA!
"I love Bandung, Bandung katresna..."
|Bandung Juara, Indonesia Juara!
"Aku Cinta Indonesia!"
-Kido :)
Ini perlu dicamkan. Jangan berpura-pura tak melihat atau tak mendengar bahkan berlagak tidak tahu bahwa Walikota Bandung sekarang ini sungguh keterlaluan!
Bapak Ridwan Kamil keterlaluan! Padahal baru menjabat kurang dari setahun, bahkan satu semester juga belum!
Sekali lagi, 'Kang Emil' Keterlaluan!
Keterlaluan Kreatifnya!
Ini buktinya! Taman-taman dipercantik kembali, dibangun taman-taman tematik (seperti taman jomblo, musik, fotografi, dll.), kampung-kampung dihias sehingga menarik, adanya festival kampung sehingga warganya cinta akan kampungnya, Braga Culinary Night, jalan-jalan padat PKL disulap jadi asri dengan pohon-pohon serta tanaman hijau, sulut komunitas-komunitas di Bandung untuk beraksi dan bersolusi khususnya komunitas generasi muda, tampung laporan warga via media sosial internet, kepala dinas wajib punya akun twitter, Festival Lampion di Car Free Night Dago malam tahun baruan 2014, membuat Creative Center, dan yang terasa paling 'ngena' yaitu kampanye hari tematik (#fundays), dll.
http://www.tempo.co/read/beritafoto/12807/Menikmati-Sore-Hari-di-Taman-Jomblo
http://regional.kompasiana.com/2013/11/28/kerja-sulap-jalan-kepatihan-bandung-613879.html
http://vimeo.com/83207435
http://www.tempo.co/read/news/2013/12/31/242541126/Tahun-Baru-Kota-Bandung-Gelar-Festival-Lampion
Keterlaluan Cinta Warganya!
Ini buktinya! Akan ditambahnya rute Trans Metro Bandung (TMB), mendidik warga berbahasa Inggris lewat #kamisinggris, memfasilitasi pelajar sekolah #senindamrigratis, fasilitas untuk wisatawan lokal & luar lewat Bandung Tour on Bus (BANDROS), bus sekolah khusus bagi pelajar, bedah rumah warga miskin, tim reaksi cepat tambal, pengaspalan jalan, perbaikan trotoar dengan 'sign' khusus bagi penyandang disabilitas, pembenahan taman pinggir jalan, penataan pedagang kaki lima (PKL), pengembalian fungsi Lapangan Gazibu, CCTV jalan raya, beras miskin gratis, pembenahan lapangan di Taman Bola Persib Ciujung Supratman, tim darurat banjir, bantuan sosial online, puskesmas gratis 24 jam, makan malam dengan warga prasejahtera, nonton bareng warga (mobile cinema), tolak mobil dinas, penaikan upah buruh, pembinaan pengemis, gelandangan, &anak jalanan, penertiban preman & geng motor, dll.
http://www.tempo.co/read/news/2014/01/07/058542927/Bandung-Operasikan-Bus-Gratis-untuk-Pelajar
http://www.pikiran-rakyat.com/node/265095
http://news.detik.com/bandung/read/2013/11/07/145525/2406389/486/setelah-rebo-nyunda-pemkot-bandung-akan-launching-kamis-inggris?nd772204btr
http://news.detik.com/read/2014/01/06/181131/2459700/486/pekan-depan-fly-over-pasupati-akan-dipasangi-cctv
http://www.inilahkoran.com/read/detail/2065027/laporkan-jika-ada-petugas-minta-biaya-raskin#.Uthwrqmj1pc.twitter
http://www.tempo.co/read/news/2013/12/16/058537959/Ridwan-Kamil-Bentuk-Tim-Terpadu-Banjir
http://www.tempo.co/read/news/2013/12/12/058536945/Ridwan-Kamil-Tolak-Mobil-Dinas-Mewah
Keterlaluan Peduli Budayanya!
Ini buktinya! Mengkampanyekan budaya Sunda lewat #rebonyunda 'berbahasa Sunda', pelajar & PNS laki-laki dianjurkan memakai #iketsunda dan pangsi sedangkan perembuan memakai karembong & kebaya, tempat hiburan malam dibatasi karena tak sesuai budaya Sunda, mem-booming-kan angklung, dll.
http://www.tempo.co/read/beritafoto/11277/Rebo-Nyunda-Siswa-SD-Pakai-Iket-di-Sekolah
http://www.tempo.co/read/news/2014/01/07/058542907/Jam-Operasi-Tempat-Hiburan-di-Bandung-Dibatasi
Keterlaluan Cinta Lingkungannya!
Ini buktinya! Gerakan Sejuta Biopori, Zero Waste Education bersama komunitas, tempat sampah plastik ramah lingkungan 'biodegradable', bandung bersepeda lewat #jumatbersepeda dilengkapi fasilitas sewa sepeda di beberapa titik untuk mengurangi polusi asap kendaraan bermotor, peduli kesehatan dan kesejukan udara untuk warganya lewat #selasatanparokok, pengambilalihan hutan kota dari swasta via kesepakatan seperti Babakan Siliwagi, taman atap (roof garden) bagi gedung-gedung tinggi, penanaman bibit pohon pinggir jalan seperti tanaman pucuk merah di sepanjang tengah-tengah dago, dukungan terhadap #angkotday hasil riset Tim Riset Indi bekerjasama dengan komunitas Bandung Creative City Forum (BCCF), pembenahan peraturan Car Free Day Dago & Merdeka dari PKL, sampah, pembawa binatang, dll., lalu Car Free Night (CFN) akan diberlakukan secara rutin di jalan-jalan tertentu seperti Ujung Berung, dll.
http://www.tempo.co/read/news/2014/01/08/058543199/Wali-Kota-Bandung-Akan-Jadikan-Selasa-tanpa-Rokok-
http://www.tempo.co/read/news/2013/12/11/058536332/Bandung-Sebar-5000-Tempat-Sampah-Berbahan-Tapioka
http://www.tempo.co/read/news/2013/09/21/214515475/Angkutan-Umum-Tulang-Punggung-Transportasi-Rakyat
http://regional.kompasiana.com/2013/11/28/kerja-sulap-jalan-kepatihan-bandung-613879.html
Keterlaluan Melek Teknologinya!
Ini buktinya! Bandung akan punya Monorail, media pelaporan online LAPOR, akun twitter pemkot, e-kelurahan, parkir elektronik, 5000 wifi gratis, dll.
http://www.merdeka.com/peristiwa/pembangunan-monorail-bandung-raya-dimulai-juli-2014.html
http://www.lapor.ukp.go.id/
http://www.tempo.co/read/news/2013/10/08/058520155/Akun-PemkotBandung-Kebanjiran-Laporan
Keterlaluan Cerdasnya!
Ini buktinya! Mengerahkan pemuda untuk aksi pembenahan dan pembangunan kota Bandung menjadi Juara, kampanye hari tematik (#fundays), komitmen terhadap anti-KKN dengan menggandeng ICW & KPK, menjawab kicauan pengkritik(yang tak membangun)nya, seperti FA, dengan data, fakta, dan bahasa yang santun, YANG TERBARU adalah menggandeng perusahaan luar negeri untuk membangun Bandung seperti Belanda & Perancis, dll.
http://www.pikiran-rakyat.com/node/266094
http://www.tempo.co/read/news/2014/01/20/058546704/Ridwan-Kamil-Bawa-Oleh-oleh-Bantuan-dari-Eropa
http://news.detik.com/read/2014/01/02/231351/2457153/486/1/korsel-akan-berikan-beasiswa-bagi-anak-jalanan-di-bandung
http://www.tempo.co/read/news/2013/09/19/058514983/Berantas-Korupsi-Wali-Kota-Bandung-Undang-KPK
Dan Keterlaluan-keterlaluan Lainnya!
Pak, saya berharap supaya Bapak dapat menularkan ini untuk para calon pemimpin bangsa yang akan 'bergulat' di 2014 ini. Dengan begitu saya menjadi tidak bingung memilihnya. Semoga Bapak tetap diberi ke-istiqomah-an untuk tetap menjalankan amanah dengan jiwa fathonah (cerdas). Bandung Harus Juara! Tidak! Bandung Pasti Juara!
Dan sekarang kita sepakati bersama wahai sekalian Warga Bandung bahwa bukan hanya mengandalkan Ridwan Kamil Untuk Bandung, melainkan KITA UNTUK BANDUNG, dan BANDUNG UNTUK INDONESIA!
"I love Bandung, Bandung katresna..."
|Bandung Juara, Indonesia Juara!
"Aku Cinta Indonesia!"
-Kido :)
Jumat, 17 Januari 2014
Jumat: Hari Cerah Penuh Berkah
Assalamualaikum, Happy Friday :D
Sobat tercinta fillah, yuk kita jaga stamina ruhiyah dengan senyum merekah diiringi hati yang rendah.Jika sedang gundah, tersenyumlah. Sebab senyum itu menyehatkan & membuat hidup lebih bergairah.
Jika sedang banyak masalah, tersenyumlah. Lihat masalah, sebagai kesempatan mencetak sejarah.
Oleh karenanya, mari dengan gagah kita hadapi, hayati, & nikmatilah agar semuanya terasa jauh lebih indah.
Lantas, berpikir positif, & lalui dengan mudah karena bersama sulit itu ada mudah.
Jika sedang dilanda musibah, tersenyumlah. Jadikan musibah ajang untuk bermuhasabah. Pompa semangat dengan membaca kisah, kisah orang yang berpengaruh dalam sejarah
Jumat adalah hari yang cerah, penuh berkah maka mari tersenyumlah. Karena senyum itu sedekah yang paling murah, tetapi begitu mudah. Hebatnya, jika senyummu ikhlas lillaah, bisa jadi pembuka pintu hidayah.
Maka hari ini akan benar-benar menjadi berkah dan penuh hikmah serta hidayah jika kita,
"Ubah lelah jadi lillaah."
| Jumat mubarok, hari yang cerah penuh berkah...
#islamicfriday
-Kido :)
Kamis, 16 Januari 2014
Adding As Friend, Confirming Friend Request, & Deciding Unfriend
It's about making a rope of silaturahim. Once again I say, a rope of silaturahim. So, talking about what you've done before on this very large socmed is about who you are. Including how you make friends in it. You add someone to be your friend, so you are the initiator in making silaturahim and that's good.
As good as you confirm your friend request. But, firstly you have to check who is she/he who added to you to be her/his friend. You may check it 'cause you are the holder of decision to confirm or reject her/him. You are the decision maker in making friends, in binding silaturahim.
Not until later after becoming friends, you found out that your friend doesn't correspond to what you expect or do not fit the previous criteria you specify and you finally decide straps instead of silaturahim that has been forged by doing 'unfriend'. I personally really really avoid this. Since the break up of silaturahim is not a good thing, that keep us from His heaven.
So, let's establish silaturahim with the good order, so that our silaturahim can be established forever anyway.
| I'm deeply very sorry for all my mistakes. Thank's a lot for all my friends.
-Kido :)
Photo by KIDO'S PICTURES
As good as you confirm your friend request. But, firstly you have to check who is she/he who added to you to be her/his friend. You may check it 'cause you are the holder of decision to confirm or reject her/him. You are the decision maker in making friends, in binding silaturahim.
Not until later after becoming friends, you found out that your friend doesn't correspond to what you expect or do not fit the previous criteria you specify and you finally decide straps instead of silaturahim that has been forged by doing 'unfriend'. I personally really really avoid this. Since the break up of silaturahim is not a good thing, that keep us from His heaven.
So, let's establish silaturahim with the good order, so that our silaturahim can be established forever anyway.
| I'm deeply very sorry for all my mistakes. Thank's a lot for all my friends.
-Kido :)
Photo by KIDO'S PICTURES
7 Celetukan Bodor Sunda Sadidinten
| Tah ieu 7 celetukan anu tiasa janten bodor atanapi tiasa janten oge garing dina cariosan sadidinten sareng rerencangan nu sami-sami urang Sunda (atanapi sanes urang Sunda, namung tiasa sareng ngartos basa Sunda) anu kantos kaalaman Versi Pribados,
1. Emang: Din, meni katinggal leuleus kitu. Nuju shaum?
Udin: Muhun, Mang.
Emang: Naha shaum naon ari poe Rebo kieu? Tengah sasih Hijriyah oge sanes~
Udin: Shaum-pami aya tuangeun diemam, shaum-pami teu aya mah tos weh calik, hehe.
2. Udin: Mang, bade kamana meni rapih kitu, bade ngajar nya? Ngajar saha?
Emang: Muhun, Din bade ngajar. Ngajar-redog sareng ngajar-rentul, hehe.
3. Emang: Din, sae kitu suantenna, saeutik. Bakat nya? Lebar ari bakat dianggo ngamen mah.
Udin: Nuhun, Mang. Justru ngamen teh gara-gara bakat, bakat ku butuh tah...
4. Udin: Mang, ti payun nya bade uih heula.
Emang: Naha Udin teh meni enggal-enggal jig atuh...
5. Emang: Bade kamana atuh, Din meni gurungrusuh kitu? Yeuh, candak kuehna kanggo si Mamah.
Udin: Wios weh teu kedah, Mang.
Emang: Make jeung teu kedah sagala, kawas jeung saha wae atuh...
Udin: Muhun maksad teh teu kedah sakeudik atuh, Mang. Teras pami aya katuangan nu sanesna salian ti kueh oge wios da.
Emang: Wios huntu maneh sagede pedes...!
6. Udin: Aduh punten, Mang kalangkungan...
Emang: Mangga dihapunten, asal tong sakali-kali deui...
7. Emang: Din, pangmeserkeun lotek atuh nya ieu Emang, Si Bibi sakulawargi nuju hoyong tuang. Udin ge hoyong kan?
Udin: Kantenan atuh, Mang. Sok naon wae atuh?
Emang: Meserna genep, eh tujuh bungkus ketang sareng nu Udin janten dalapan nya. Anu emang dua bungkus, hiji lotek atah hiji lotek asak. Cing lada pisan. Tandaan make karet atawa disoekeun kertasna meh teu pahili. Anu si Bibi mah cenah lotek asak tapi teu nganggo kacang panjang da teu resep cenah. Cengekna hiji weh keur mules cenah, cikurna tong loba teuing.
Udin: ... atos, Mang.
Emang: Engke heula atuh, ieu anu si Nini lotek asak, anu si aki lotek atah. Nu si Nini kacangna saeutik, nu si Aki mah lobaan cenah. Duanana tong diladaan. Tah, teras kanggo si Eneng jeung si Ujang mah lotek asak cenah tapi make lontong jeung tong lada. Oh, enya tong loba teuing bawang bodasna cenah terus naon deui nya? Hmm, enya nu Ujang tong make waluh cenah rada teu resep. Tos weh sakitu, tong hilap meser kurupukna opat toros anu seceng. Pami lotek kanggo Udin mah bebas weh terserah Udin.
Udin: Ah, kajeun teu jadi pangmeserkeun kitu carana mah najan menang lotek haratis oge. Lieur, Mang ah. Ku Emang ah meserna Udin weh mihape.
Emang: Na ari si Udin make lieur sagala meuli lotek oge. Teu ngarti~
| Punten, nami-nami anu di luhur mung saukur bobodoan atanapi samaran. Hapunten anu kasuhun pami aya nu sami namina.
#rebonyunda
-Kido :)
1. Emang: Din, meni katinggal leuleus kitu. Nuju shaum?
Udin: Muhun, Mang.
Emang: Naha shaum naon ari poe Rebo kieu? Tengah sasih Hijriyah oge sanes~
Udin: Shaum-pami aya tuangeun diemam, shaum-pami teu aya mah tos weh calik, hehe.
2. Udin: Mang, bade kamana meni rapih kitu, bade ngajar nya? Ngajar saha?
Emang: Muhun, Din bade ngajar. Ngajar-redog sareng ngajar-rentul, hehe.
3. Emang: Din, sae kitu suantenna, saeutik. Bakat nya? Lebar ari bakat dianggo ngamen mah.
Udin: Nuhun, Mang. Justru ngamen teh gara-gara bakat, bakat ku butuh tah...
4. Udin: Mang, ti payun nya bade uih heula.
Emang: Naha Udin teh meni enggal-enggal jig atuh...
5. Emang: Bade kamana atuh, Din meni gurungrusuh kitu? Yeuh, candak kuehna kanggo si Mamah.
Udin: Wios weh teu kedah, Mang.
Emang: Make jeung teu kedah sagala, kawas jeung saha wae atuh...
Udin: Muhun maksad teh teu kedah sakeudik atuh, Mang. Teras pami aya katuangan nu sanesna salian ti kueh oge wios da.
Emang: Wios huntu maneh sagede pedes...!
6. Udin: Aduh punten, Mang kalangkungan...
Emang: Mangga dihapunten, asal tong sakali-kali deui...
7. Emang: Din, pangmeserkeun lotek atuh nya ieu Emang, Si Bibi sakulawargi nuju hoyong tuang. Udin ge hoyong kan?
Udin: Kantenan atuh, Mang. Sok naon wae atuh?
Emang: Meserna genep, eh tujuh bungkus ketang sareng nu Udin janten dalapan nya. Anu emang dua bungkus, hiji lotek atah hiji lotek asak. Cing lada pisan. Tandaan make karet atawa disoekeun kertasna meh teu pahili. Anu si Bibi mah cenah lotek asak tapi teu nganggo kacang panjang da teu resep cenah. Cengekna hiji weh keur mules cenah, cikurna tong loba teuing.
Udin: ... atos, Mang.
Emang: Engke heula atuh, ieu anu si Nini lotek asak, anu si aki lotek atah. Nu si Nini kacangna saeutik, nu si Aki mah lobaan cenah. Duanana tong diladaan. Tah, teras kanggo si Eneng jeung si Ujang mah lotek asak cenah tapi make lontong jeung tong lada. Oh, enya tong loba teuing bawang bodasna cenah terus naon deui nya? Hmm, enya nu Ujang tong make waluh cenah rada teu resep. Tos weh sakitu, tong hilap meser kurupukna opat toros anu seceng. Pami lotek kanggo Udin mah bebas weh terserah Udin.
Udin: Ah, kajeun teu jadi pangmeserkeun kitu carana mah najan menang lotek haratis oge. Lieur, Mang ah. Ku Emang ah meserna Udin weh mihape.
Emang: Na ari si Udin make lieur sagala meuli lotek oge. Teu ngarti~
| Punten, nami-nami anu di luhur mung saukur bobodoan atanapi samaran. Hapunten anu kasuhun pami aya nu sami namina.
#rebonyunda
-Kido :)
Rabu, 08 Januari 2014
Bandung Juara, Bandung Katresna
| Tah ieu 7 lalanian kanggo sewang-sewang dinten (poe) dina saminggon anu diusahakeun lumangsung dina kahirupan pribados oge dina raraga ngarojong tetekon ti pamarentah kota Bandung anu balukarna tiasa mikasae kahirupan urang sadaya ka payunna (dipareasikeun sareng) Versi Pribados #sebutanhari
1. Senen Haratis: maksadna dina dinten Senen teh haratis pami naek bes DAMRI kanggo para siswa/i anu mibade ngalap elmu ka sakola. Urang sami-sami rojong pamakean kandaraan umum kayaning bes DAMRI, jsb. dina raraga ngurangan polusi hawa. #seningratis
2. Salasa tanpa haseup roko: maksadna dina dinten Salasa teh urang sami-sami kirangan dina nyeuseup roko, sanes saukur dina raraga ngirangan polusi hawa oge dina raraga ngirangan cukang lantaran panyawat saluran pernapasan nu nyeuseup aktif oge nu pasif. #selasatanparokok
3. Rebo nyunda: maksadna dina dinten Rebo teh minangka urang Bandung, hayu urang sami-sami nganggo basa tatar parahyangan urang sadaya nyatana Basa Sunda. Diusahakeun, kanggo anu teu acan lancar mah bari diajar. Anu tos tiasa ngajarkeun kanu sanesna, pangna mah ka urang luar Bandung sangkan tiasa, eta langkung sae. Teu saukur kitu, dina raraga ngarojong lestarina budaya Sunda oge dipapatahkeun (henteu maksa) kanggo ngange iket Sunda kanggo pameuget upami tiasa sareng pangsina, karembong kanggo istri oge sareng kabayana upami tiasa. #rabuberbahasasunda #iketsunda
4. Kemis Inggeris: maksadna dipapatahkeun kangge wargi Bandung sadayana nyarios basa Inggeris dina dinten Kemis. Tos sae basa Indonesiana, oge basa Sunda (salaku basa indung), oge langkung sae lancar dina cumarios basa asing, pangna basa inggeris minangka basa internasional janten urang tiasa cumarios, borobrol sareng urang asing anu dongkap ka Bandung, oge pami urang angkat-angkatan ka luar nagari. #kamisinggris
5. Jumaah agamis: tah anu ieu mah versi pribados minangka jalmi muslim. Jumaah teh dintenan suci, rajana sadaya dinten. Dintenan beberesih diri, dintenan anu dipersiapkeun bersih sawaragad badan kanggo mayunan sholat Jumat (Jumatan) khususna pameugeut. Oge dintenan kanggo ngalakukeun amal sae ka saha bae, tapi sanes hartosna dinten nu sanesna janten teu kedah beramal sae nya, ieu mah dispesialkeunnana ngenaan sunnah ti Rasulullah Saw. minangka parentah Gusti Allah SWT. #jumatmubarok
Upami pa Ridwan Kamil mah mapatahan kanggo nganggo sapedah nalika bade angkat-angkatan dina dinten jumaah, janten weh disebatna #jumatbersepeda. Eta oge sae tangtuna, silih ngalengkepan.
6. Saptu cinta produk lokal: maksadna diusahakeun dina ieu dinten teh kanggo balanja produk-produk lokal, nganggo barang-barang anu tangtuna emang diproduksi di nagara anu katresna urang sadaya, Indonesia. Oge ieu teh dina raraga ngarojong kamajuan ekonomi lokal tur potensi-potensi anu aya di taneuh urang sadaya kanggo diwanohkeun tur disanggakeun ka dunia internasional yen produk urang oge teu kawon kualitasna. #sabtucintaproduklokal
7. Minggon (Ahad) dintenan pere kandaraan bermotor (Car Free Day): khususna sapanjang Jalan Dago (Ir. H. Djuanda) ti kawit Pengkolan Dayang Sumbi dugi parapatan Cikapayang (Taman D.A.G.O.) sinareng Sapanjang Jalan Merdeka ti kawit Parapatan Jalan Riau (RE. Martadinata) dugi ka Balai Kota, teu kenging aya kandaraan bermotor ngalangkung ti tabuh genep dugi tabuh sapuluh enjing-enjing (06.00-10.00 WIB). Eta jalan teh dianggo jalan sehat, lari, sasapedahan, nu maen musik, sareng sagala rupa anu ngarojong kana daya kreativitas, kasehatan, budaya, sosialisasi, jsb. warga Bandung. #minggubebaskendaraanbermotor #carfreeday
Salianti eta, minggon teh kanggo simkuring mah sae pisan kanggo dijantenkeun dintenan khusus kanggo sewang-sewang kulawargi dina nyeepkeun sagala aktivitas sasarengan pinuh ku kabagjaan anu dipareasikeun kunguatkeun silaturahim antarasasama warga Bandung, pangna sobat, rerencangan, jsb. #minggukhususkeluarga #minggusilaturahmi
"Bandung Juara! Bandung Katresna!"
-Kido 'Urang Bandung Asli' :)
1. Senen Haratis: maksadna dina dinten Senen teh haratis pami naek bes DAMRI kanggo para siswa/i anu mibade ngalap elmu ka sakola. Urang sami-sami rojong pamakean kandaraan umum kayaning bes DAMRI, jsb. dina raraga ngurangan polusi hawa. #seningratis
2. Salasa tanpa haseup roko: maksadna dina dinten Salasa teh urang sami-sami kirangan dina nyeuseup roko, sanes saukur dina raraga ngirangan polusi hawa oge dina raraga ngirangan cukang lantaran panyawat saluran pernapasan nu nyeuseup aktif oge nu pasif. #selasatanparokok
3. Rebo nyunda: maksadna dina dinten Rebo teh minangka urang Bandung, hayu urang sami-sami nganggo basa tatar parahyangan urang sadaya nyatana Basa Sunda. Diusahakeun, kanggo anu teu acan lancar mah bari diajar. Anu tos tiasa ngajarkeun kanu sanesna, pangna mah ka urang luar Bandung sangkan tiasa, eta langkung sae. Teu saukur kitu, dina raraga ngarojong lestarina budaya Sunda oge dipapatahkeun (henteu maksa) kanggo ngange iket Sunda kanggo pameuget upami tiasa sareng pangsina, karembong kanggo istri oge sareng kabayana upami tiasa. #rabuberbahasasunda #iketsunda
4. Kemis Inggeris: maksadna dipapatahkeun kangge wargi Bandung sadayana nyarios basa Inggeris dina dinten Kemis. Tos sae basa Indonesiana, oge basa Sunda (salaku basa indung), oge langkung sae lancar dina cumarios basa asing, pangna basa inggeris minangka basa internasional janten urang tiasa cumarios, borobrol sareng urang asing anu dongkap ka Bandung, oge pami urang angkat-angkatan ka luar nagari. #kamisinggris
5. Jumaah agamis: tah anu ieu mah versi pribados minangka jalmi muslim. Jumaah teh dintenan suci, rajana sadaya dinten. Dintenan beberesih diri, dintenan anu dipersiapkeun bersih sawaragad badan kanggo mayunan sholat Jumat (Jumatan) khususna pameugeut. Oge dintenan kanggo ngalakukeun amal sae ka saha bae, tapi sanes hartosna dinten nu sanesna janten teu kedah beramal sae nya, ieu mah dispesialkeunnana ngenaan sunnah ti Rasulullah Saw. minangka parentah Gusti Allah SWT. #jumatmubarok
Upami pa Ridwan Kamil mah mapatahan kanggo nganggo sapedah nalika bade angkat-angkatan dina dinten jumaah, janten weh disebatna #jumatbersepeda. Eta oge sae tangtuna, silih ngalengkepan.
6. Saptu cinta produk lokal: maksadna diusahakeun dina ieu dinten teh kanggo balanja produk-produk lokal, nganggo barang-barang anu tangtuna emang diproduksi di nagara anu katresna urang sadaya, Indonesia. Oge ieu teh dina raraga ngarojong kamajuan ekonomi lokal tur potensi-potensi anu aya di taneuh urang sadaya kanggo diwanohkeun tur disanggakeun ka dunia internasional yen produk urang oge teu kawon kualitasna. #sabtucintaproduklokal
7. Minggon (Ahad) dintenan pere kandaraan bermotor (Car Free Day): khususna sapanjang Jalan Dago (Ir. H. Djuanda) ti kawit Pengkolan Dayang Sumbi dugi parapatan Cikapayang (Taman D.A.G.O.) sinareng Sapanjang Jalan Merdeka ti kawit Parapatan Jalan Riau (RE. Martadinata) dugi ka Balai Kota, teu kenging aya kandaraan bermotor ngalangkung ti tabuh genep dugi tabuh sapuluh enjing-enjing (06.00-10.00 WIB). Eta jalan teh dianggo jalan sehat, lari, sasapedahan, nu maen musik, sareng sagala rupa anu ngarojong kana daya kreativitas, kasehatan, budaya, sosialisasi, jsb. warga Bandung. #minggubebaskendaraanbermotor #carfreeday
Salianti eta, minggon teh kanggo simkuring mah sae pisan kanggo dijantenkeun dintenan khusus kanggo sewang-sewang kulawargi dina nyeepkeun sagala aktivitas sasarengan pinuh ku kabagjaan anu dipareasikeun kunguatkeun silaturahim antarasasama warga Bandung, pangna sobat, rerencangan, jsb. #minggukhususkeluarga #minggusilaturahmi
"Bandung Juara! Bandung Katresna!"
Selasa, 07 Januari 2014
Belajar dari 'Bocah Kersen'
Foto: KIDO’S PICTURES
Baru saja aku turun dari angkot (angkutan kota) menuju ke tempat mengajarku di sebuah bimbel-an di Jalan Diponegoro, aku langsung bergegas menuju salah satu masjid besar terdekat. Kumandang adzan Ashar sudah selesai sejak kuturun dari angkot tadi. Sambil berjalan, suara imam terdengar jelas dari speaker masjid memimpin sholat berjamaah.
Terperongohnya aku saat melihat di depan mata, tepatnya di sebelah kanan trotoar paving blok, seorang anak laki-laki sekira di bawah enam tahun sedang memanjat pohon kersen sedangkan di bawah pohon dua bocah perempuan lainnya (sekira berumur di bawah lima tahun) sedang menunjuk-nunjuk ke arah atas (rindang dedaunan pohon).
"Wah, tak ada orang tua di sekitarnya!" dalam hati. Kumendekatinya, "Hati-hati, Dek jangan terlalu tinggi naiknya." "Ini, Om mau ambil kersen buat dia," sahutnya sambil menunjuk kedua bocah perempuan yang berharap di bawah pohon. Tidak terlalu tinggi memang pohon itu untuk ukuranku, tapi untuk mereka? Berbahaya sekali. Kuambilkan saja sebuah kersen berwarna merah yang terlihat di antara dedaunan itu. "Makasih, Om." Kupikir pohon kersen itu sedang tak berbuah lebat, tetapi, "Om, itu ada lagi satu," kata seorang bocah yang sedang memegang sebutir kersen yang tadi kuambilkan.
"Ini, Dek. Udah ya, udah habis tuh," kataku. Diambilnya kersen dari tanganku, "Ini buat temenku, Om," kata perempuan lucu nan mungil itu sambil memberikannya kepada satu bocah perempuan lainnya sambil tersenyum. "Nah, kamu turun ya, takut jatuh" kataku kepada bocah lelaki berkaos kuning yang masih bertengger di pohon itu. "Iya, Om, tapi ini kasihin ke dia ya," katanya sambil memberikan sebutir kersen padaku untuk diberikan pada bocah perempuan di bawah. Ternyata, panjatannya membuahkan hasil juga. "Makasih, Om," seru mereka sambil melambaikan tangan dan tersenyum seraya kupergi untuk sholat yang akhirnya aku menjadi kloter kedua berjamaah.
Yang kupikirkan sambil berjalan menuju masjid,
-Seorang bocah saja, tanpa berteori panjang lebar, berani berkorban untuk menyenangkan temannya yang lain bahkan - ia paham tanpa dimintai tolong terlebih dahulu - dengan segala potensi bahaya di depannya
-Seorang bocah saja, terlepas dari kepolosannya, sangat peduli terhadap indahnya berbagi dengan temannya, tak mau senang sendiri, tak mau kenyang sendiri.
Hari ini, kubelajar dari mereka, bocah-bocah saling berpeduli dan pemberani. Bagaimana dengan kita yang sudah lagi bukan bocah, yang katanya sudah tahu mana yang baik mana yang sebaliknya?
-Kido :)
Baru saja aku turun dari angkot (angkutan kota) menuju ke tempat mengajarku di sebuah bimbel-an di Jalan Diponegoro, aku langsung bergegas menuju salah satu masjid besar terdekat. Kumandang adzan Ashar sudah selesai sejak kuturun dari angkot tadi. Sambil berjalan, suara imam terdengar jelas dari speaker masjid memimpin sholat berjamaah.
Terperongohnya aku saat melihat di depan mata, tepatnya di sebelah kanan trotoar paving blok, seorang anak laki-laki sekira di bawah enam tahun sedang memanjat pohon kersen sedangkan di bawah pohon dua bocah perempuan lainnya (sekira berumur di bawah lima tahun) sedang menunjuk-nunjuk ke arah atas (rindang dedaunan pohon).
"Wah, tak ada orang tua di sekitarnya!" dalam hati. Kumendekatinya, "Hati-hati, Dek jangan terlalu tinggi naiknya." "Ini, Om mau ambil kersen buat dia," sahutnya sambil menunjuk kedua bocah perempuan yang berharap di bawah pohon. Tidak terlalu tinggi memang pohon itu untuk ukuranku, tapi untuk mereka? Berbahaya sekali. Kuambilkan saja sebuah kersen berwarna merah yang terlihat di antara dedaunan itu. "Makasih, Om." Kupikir pohon kersen itu sedang tak berbuah lebat, tetapi, "Om, itu ada lagi satu," kata seorang bocah yang sedang memegang sebutir kersen yang tadi kuambilkan.
"Ini, Dek. Udah ya, udah habis tuh," kataku. Diambilnya kersen dari tanganku, "Ini buat temenku, Om," kata perempuan lucu nan mungil itu sambil memberikannya kepada satu bocah perempuan lainnya sambil tersenyum. "Nah, kamu turun ya, takut jatuh" kataku kepada bocah lelaki berkaos kuning yang masih bertengger di pohon itu. "Iya, Om, tapi ini kasihin ke dia ya," katanya sambil memberikan sebutir kersen padaku untuk diberikan pada bocah perempuan di bawah. Ternyata, panjatannya membuahkan hasil juga. "Makasih, Om," seru mereka sambil melambaikan tangan dan tersenyum seraya kupergi untuk sholat yang akhirnya aku menjadi kloter kedua berjamaah.
Yang kupikirkan sambil berjalan menuju masjid,
-Seorang bocah saja, tanpa berteori panjang lebar, berani berkorban untuk menyenangkan temannya yang lain bahkan - ia paham tanpa dimintai tolong terlebih dahulu - dengan segala potensi bahaya di depannya
-Seorang bocah saja, terlepas dari kepolosannya, sangat peduli terhadap indahnya berbagi dengan temannya, tak mau senang sendiri, tak mau kenyang sendiri.
Hari ini, kubelajar dari mereka, bocah-bocah saling berpeduli dan pemberani. Bagaimana dengan kita yang sudah lagi bukan bocah, yang katanya sudah tahu mana yang baik mana yang sebaliknya?
-Kido :)
Minggu, 05 Januari 2014
Perkenalan Pertama, Pertemuan Terakhir
Masih teringat atmosfer Senin lalu (30/12/13) di sekitaran Salman. Sekira bada dzuhur, terlihat seorang sosok 'perempuan berjilbab' duduk di kantor tempatku saat itu. Terlihat pendiam malu-malu, tetapi tidak lepas dari senyumnya sambil memperhatikan obrolan orang-orang di sekitarnya. Nampaknya aku baru melihatnya. Kuingat-ingat sepertinya kupernah melihatnya, tetapi ya sudahlah, pikirku tak mau repot. Kuhendak makan bertiga dengan temanku di Gelap Nyawang. Tetapi, ternyata beberapa yang lain ikut bergabung termasuk 'dia'.
Sepanjang makan, beberapa temanku 'heboh' bercengkerama, aku biasa saja, dan 'dia' tetap pendiam. Sesekali tersenyum sambil melahap sotonya perlahan. Ditanya, "Merasa aneh (terganggu) dengan tingkah kami?", "Tidak, sudah terbiasa kok," jawab 'dia' sambil tersenyum. Hingga selesai makan dan kami bertiga meninggalkan tempat itu duluan, aku belum berkenalan dengannya.
Kembali kami bercengkerama di kantor, termasuk 'dia'. Duduk duduk, senyum, canda tawa begitu alami. Meski aku tak ikut pembicaraan 'dia' dan ketiga temanku yang lain, tetapi aku mendengar beberapa penggal percakapannya. Kutahu beberapa temanku yang asik mengobrol dengannya sedang bersiap-siap untuk bertualang ke suatu tempat. Terlihat dimain-mainkan beberapa pisau lipat khas gaya bertualang. 'Dia' tak sekali menanyakan - ikhwal percakapan mereka - tentang pisau serta kegunaan dll.-nya yang mungkin seru sekali menurutnya. 'Dia' terlihat begitu ingin tahu sekali dan tertarik untuk mencoba tentang bagaimana bertualang dan bertahan di dunia luar nan liar, tepatnya di hutan.
Singkat cerita, sudah sore sekali, 'dia' hendak pulang (sembari diantar dan sebelumnya hendak ke gerai hape dulu katanya) sambil sebelumnya kami makan anggur bersama yang dibawakan temanku. Di sanalah dia, yang pertama kali, menyapaku sambil tersenyum, "Ini dengan Akang siapa ya?", "Saya Kiki," jawabku. "Saya Nisa," 'dia' membalas perkenalan. Lalu tak ada lagi percakapan lainnya hingga 'dia' bersama temanku - yang hendak mengantarnya pulang - tepat akan meninggalkan Kantor di Gedung Kayu Salman itu. Lucunya saat aku memanggil, "Teh Anis," mungkin samar terdengar 'Nis', tiga orang yang namanya bersuku kata 'Nis' melirik padaku termasuk Nisa. Padahal aku memanggil Teh Anis, bukan memanggil Nisa ataupun Teh Nisa satu lagi yang hendak pulang bersama. Hehe, kami pun tertawa kecil.
Begitulah cerita singkatku dengan seorang sosok muslimah yang terlihat pendiam, begitu akhwat, tetapi rasa ingin tahunya sangat tinggi tentang kebertahanan dan jiwa kerelawanan. Hingga dalam perjalanannya menimba ilmu - dalam rangka penguatan dan penangguhan diri untuk mencapai jiwa relawan sejati - itu, 'dia' menghembuskan napas terakhirnya kemarin (04/01/14). Tak sempat kubertemu lagi dengan 'dia' hingga kabar itu tersiar semalam. Dan nampaknya, Senin lalu menjadi pertemuan terakhir kami. Semoga engkau termasuk ke dalam khusnul khatimah, syahid di jalan-Nya. Aamiin.
Kita semua mengambil hikmah besar di balik kepergianmu yang terasa terlalu cepat dalam keadaan masih menggenggam tekad dalam meraih cita-cita kebermanfaatan bagi semua orang, dengan kapasitasmu sebagai seorang muslimah, meski aku sendiri baru saja mengenal. Apapun penyebabnya, bagaimanapun keluarga dan seluruh teman merasakan kehilangan, hakikatnya Allah yang telah menentukan. Keluarga menyanyangimu, tetapi Allah jauh lebih menyayangimu. Dan Dia punya rencana terbaik bagimu di alam nan kekal abadi di sana.
Selamat jalan kawanku, Nisa Lestari A.
Semoga semua amal ibadahmu, iman dan islammu diterima di sisi Allah SWT. Ridho berbuah jannah-Nya dihadiahkan untukmu. Serta semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan. Aamiin.
Innalillaahi wa inna ilaihi raaji'uun.
Allahummaghfir laha warhamha, wa ‘aafihi wa’fu ‘anha, wa akrim nuzulaha, wa wassi’ mudkhalaha. Waghsilhu bil maa-i wats tsalji wal barad. Wa naqqihi minadz dzunuubi wal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minad danas. Wa abdilhu daaran khairan min daarihi, wa zaujan khairan min zaujihi. Wa adkhilhul jannata wa a’idz-ha min ‘adzaabil qabri wa min ‘adzaabin naari.
Aamiin.
Sepanjang makan, beberapa temanku 'heboh' bercengkerama, aku biasa saja, dan 'dia' tetap pendiam. Sesekali tersenyum sambil melahap sotonya perlahan. Ditanya, "Merasa aneh (terganggu) dengan tingkah kami?", "Tidak, sudah terbiasa kok," jawab 'dia' sambil tersenyum. Hingga selesai makan dan kami bertiga meninggalkan tempat itu duluan, aku belum berkenalan dengannya.
Kembali kami bercengkerama di kantor, termasuk 'dia'. Duduk duduk, senyum, canda tawa begitu alami. Meski aku tak ikut pembicaraan 'dia' dan ketiga temanku yang lain, tetapi aku mendengar beberapa penggal percakapannya. Kutahu beberapa temanku yang asik mengobrol dengannya sedang bersiap-siap untuk bertualang ke suatu tempat. Terlihat dimain-mainkan beberapa pisau lipat khas gaya bertualang. 'Dia' tak sekali menanyakan - ikhwal percakapan mereka - tentang pisau serta kegunaan dll.-nya yang mungkin seru sekali menurutnya. 'Dia' terlihat begitu ingin tahu sekali dan tertarik untuk mencoba tentang bagaimana bertualang dan bertahan di dunia luar nan liar, tepatnya di hutan.
Singkat cerita, sudah sore sekali, 'dia' hendak pulang (sembari diantar dan sebelumnya hendak ke gerai hape dulu katanya) sambil sebelumnya kami makan anggur bersama yang dibawakan temanku. Di sanalah dia, yang pertama kali, menyapaku sambil tersenyum, "Ini dengan Akang siapa ya?", "Saya Kiki," jawabku. "Saya Nisa," 'dia' membalas perkenalan. Lalu tak ada lagi percakapan lainnya hingga 'dia' bersama temanku - yang hendak mengantarnya pulang - tepat akan meninggalkan Kantor di Gedung Kayu Salman itu. Lucunya saat aku memanggil, "Teh Anis," mungkin samar terdengar 'Nis', tiga orang yang namanya bersuku kata 'Nis' melirik padaku termasuk Nisa. Padahal aku memanggil Teh Anis, bukan memanggil Nisa ataupun Teh Nisa satu lagi yang hendak pulang bersama. Hehe, kami pun tertawa kecil.
Begitulah cerita singkatku dengan seorang sosok muslimah yang terlihat pendiam, begitu akhwat, tetapi rasa ingin tahunya sangat tinggi tentang kebertahanan dan jiwa kerelawanan. Hingga dalam perjalanannya menimba ilmu - dalam rangka penguatan dan penangguhan diri untuk mencapai jiwa relawan sejati - itu, 'dia' menghembuskan napas terakhirnya kemarin (04/01/14). Tak sempat kubertemu lagi dengan 'dia' hingga kabar itu tersiar semalam. Dan nampaknya, Senin lalu menjadi pertemuan terakhir kami. Semoga engkau termasuk ke dalam khusnul khatimah, syahid di jalan-Nya. Aamiin.
Kita semua mengambil hikmah besar di balik kepergianmu yang terasa terlalu cepat dalam keadaan masih menggenggam tekad dalam meraih cita-cita kebermanfaatan bagi semua orang, dengan kapasitasmu sebagai seorang muslimah, meski aku sendiri baru saja mengenal. Apapun penyebabnya, bagaimanapun keluarga dan seluruh teman merasakan kehilangan, hakikatnya Allah yang telah menentukan. Keluarga menyanyangimu, tetapi Allah jauh lebih menyayangimu. Dan Dia punya rencana terbaik bagimu di alam nan kekal abadi di sana.
Selamat jalan kawanku, Nisa Lestari A.
Semoga semua amal ibadahmu, iman dan islammu diterima di sisi Allah SWT. Ridho berbuah jannah-Nya dihadiahkan untukmu. Serta semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan. Aamiin.
Innalillaahi wa inna ilaihi raaji'uun.
Allahummaghfir laha warhamha, wa ‘aafihi wa’fu ‘anha, wa akrim nuzulaha, wa wassi’ mudkhalaha. Waghsilhu bil maa-i wats tsalji wal barad. Wa naqqihi minadz dzunuubi wal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minad danas. Wa abdilhu daaran khairan min daarihi, wa zaujan khairan min zaujihi. Wa adkhilhul jannata wa a’idz-ha min ‘adzaabil qabri wa min ‘adzaabin naari.
Aamiin.
Langganan:
Postingan (Atom)