visitors

Minggu, 05 Januari 2014

Perkenalan Pertama, Pertemuan Terakhir

Masih teringat atmosfer Senin lalu (30/12/13) di sekitaran Salman. Sekira bada dzuhur, terlihat seorang sosok 'perempuan berjilbab' duduk di kantor tempatku saat itu. Terlihat pendiam malu-malu, tetapi tidak lepas dari senyumnya sambil memperhatikan obrolan orang-orang di sekitarnya. Nampaknya aku baru melihatnya. Kuingat-ingat sepertinya kupernah melihatnya, tetapi ya sudahlah, pikirku tak mau repot. Kuhendak makan bertiga dengan temanku di Gelap Nyawang. Tetapi, ternyata beberapa yang lain ikut bergabung termasuk 'dia'.

Sepanjang makan, beberapa temanku 'heboh' bercengkerama, aku biasa saja, dan 'dia' tetap pendiam. Sesekali tersenyum sambil melahap sotonya perlahan. Ditanya, "Merasa aneh (terganggu) dengan tingkah kami?", "Tidak, sudah terbiasa kok," jawab 'dia' sambil tersenyum. Hingga selesai makan dan kami bertiga meninggalkan tempat itu duluan, aku belum berkenalan dengannya.

Kembali kami bercengkerama di kantor, termasuk 'dia'. Duduk duduk, senyum, canda tawa begitu alami. Meski aku tak ikut pembicaraan 'dia' dan ketiga temanku yang lain, tetapi aku mendengar beberapa penggal percakapannya. Kutahu beberapa temanku yang asik mengobrol dengannya sedang bersiap-siap untuk bertualang ke suatu tempat. Terlihat dimain-mainkan beberapa pisau lipat khas gaya bertualang. 'Dia' tak sekali menanyakan - ikhwal percakapan mereka - tentang pisau serta kegunaan dll.-nya yang mungkin seru sekali menurutnya. 'Dia' terlihat begitu ingin tahu sekali dan tertarik untuk mencoba tentang bagaimana bertualang dan bertahan di dunia luar nan liar, tepatnya di hutan.

Singkat cerita, sudah sore sekali, 'dia' hendak pulang (sembari diantar dan sebelumnya hendak ke gerai hape dulu katanya) sambil sebelumnya kami makan anggur bersama yang dibawakan temanku. Di sanalah dia, yang pertama kali, menyapaku sambil tersenyum, "Ini dengan Akang siapa ya?", "Saya Kiki," jawabku. "Saya Nisa," 'dia' membalas perkenalan. Lalu tak ada lagi percakapan lainnya hingga 'dia' bersama temanku - yang hendak mengantarnya pulang - tepat akan meninggalkan Kantor di Gedung Kayu Salman itu. Lucunya saat aku memanggil, "Teh Anis," mungkin samar terdengar 'Nis', tiga orang yang namanya bersuku kata 'Nis' melirik padaku termasuk Nisa. Padahal aku memanggil Teh Anis, bukan memanggil Nisa ataupun Teh Nisa satu lagi yang hendak pulang bersama. Hehe, kami pun tertawa kecil.

Begitulah cerita singkatku dengan seorang sosok muslimah yang terlihat pendiam, begitu akhwat, tetapi rasa ingin tahunya sangat tinggi tentang kebertahanan dan jiwa kerelawanan. Hingga dalam perjalanannya menimba ilmu - dalam rangka penguatan dan penangguhan diri untuk mencapai jiwa relawan sejati - itu, 'dia' menghembuskan napas terakhirnya kemarin (04/01/14). Tak sempat kubertemu lagi dengan 'dia' hingga kabar itu tersiar semalam. Dan nampaknya, Senin lalu menjadi pertemuan terakhir kami. Semoga engkau termasuk ke dalam khusnul khatimah, syahid di jalan-Nya. Aamiin.

Kita semua mengambil hikmah besar di balik kepergianmu yang terasa terlalu cepat dalam keadaan masih menggenggam tekad dalam meraih cita-cita kebermanfaatan bagi semua orang, dengan kapasitasmu sebagai seorang muslimah, meski aku sendiri baru saja mengenal. Apapun penyebabnya, bagaimanapun keluarga dan seluruh teman merasakan kehilangan, hakikatnya Allah yang telah menentukan. Keluarga menyanyangimu, tetapi Allah jauh lebih menyayangimu. Dan Dia punya rencana terbaik bagimu di alam nan kekal abadi di sana.

Selamat jalan kawanku, Nisa Lestari A.
Semoga semua amal ibadahmu, iman dan islammu diterima di sisi Allah SWT. Ridho berbuah jannah-Nya dihadiahkan untukmu. Serta semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan. Aamiin.

Innalillaahi wa inna ilaihi raaji'uun.
Allahummaghfir laha warhamha, wa ‘aafihi wa’fu ‘anha, wa akrim nuzulaha, wa wassi’ mudkhalaha. Waghsilhu bil maa-i wats tsalji wal barad. Wa naqqihi minadz dzunuubi wal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minad danas. Wa abdilhu daaran khairan min daarihi, wa zaujan khairan min zaujihi. Wa adkhilhul jannata wa a’idz-ha min ‘adzaabil qabri wa min ‘adzaabin naari.
Aamiin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Write your green words, please :D