visitors

Sabtu, 12 Oktober 2013

Sukses di Mata Orang Tua

Terkadang kita merasa sulit dan berat menggambarkan titik kesuksesan kita apalagi berkaitan dengan puncaknya membahagiakan kedua orang tua kita.

Padahal, sejatinya, orang tua kita itu tidak berharap sebegitu kompleks, seperti tingginya harapan kita, terhadap anaknya.

Baginya, apa yang anaknya capai sekarang adalah kesuksesan. Kesuksesan karena keduanya selalu berprasangka anaknya lebih baik darinya. Dan memang selalu dan akan terus begitu, orang tua akan selalu berprasangka anaknya lebih baik dan selalu sukses akhirnya, kapanpun. Dan akhirnya pula mereka selalu merasa bahagia.

Bukan hadiah mewah atau jalan-jalan spektakuler yang kita ajak, bahkan hanya sekadar menyapanya via telepon pun baginya adalah sebentuk penggugah kebahagiaan. Sederhana, jika kita mau dan tahu akan begitu mulia prasangkanya.

Apalagi jika kita benar-benar sesuai dengan yang keduanya prasangkakan pun beriringan dengan apa yang kita harapkan dan kita impikan.

-Kido :)





























Kamis, 10 Oktober 2013

Nasi Goreng Ala Kido

Mencengangkan! Dari sekian banyak kuliner Indonesia, Nasi Goreng menjadi salah satu makanan terfavorit di dunia. Ke-2! Begitu yang dilansir okezone.com lewat http://www.okefood.com/read/2011/09/08/299/500339/large.

Nah, pun di Indonesia itu sendiri sudah pasti menjadi favorit pribuminya. Buktinya, lihat saja warung penjaja nasi goreng yang tersebar hampir di seluruh daerah du nusantara. Mulai dari pedagang gerobak dan tanggungan keliling juga warung statis pinggir jalan yang kebanyakan mulai beraktivitas menjelang malam, hingga di restoran-restoran yang 'open 24 hours'. Dari yang murah hingga yang harganya fantastis. Dari yang sederhana hingga yang kompleks modifikasinya. Nasi goreng punya Indonesia!

Dan satu hal, setiap daerah memiliki cita rasa khas tersendiri setiap olahan nasi gorengnya yang membuatnya kian variatif dan menarik untuk dicoba.
Kali ini, penulis akan berbagi resep pribadi Nasi Goreng Kampung. Nasi Goreng Kampung Ala Kido :)

Bahan-bahan yang dibutuhkan sederhana saja: Nasi (pastinya), terasi udang merah (soal warna bebas, tapi terasi warna biru memang jarang sekali), minyak goreng, cengek (cabe rawit), bawang putih, bawang merah, kencur, garam, dan gula putih.

Cara meramunya, pertama-tama bismillaah. Kemudian, siapkan coet dan mutu (ulekan) lalu gulirkan sejumlah cengek (sesuai selera pedas), bawang putih, kencur (seukuran buku jari kelingking), dan garam lalu ulek hingga cukup lembut. Sementara itu, sediakan papan talenan dan pisau, lanjut iris bawang merah dan cengek (jika ingin menambah 'spicy level').
Selanjutnya, siapkan wajan diisi minyak (dua sendok makan) lalu panaskan.

Mulai menggoreng! masukan irisan bawang dan cengek sebentar hingga tercium wanginya lalu masukkan bahan-bahan yang telah diulek tadi. Oseng-oseng oleh spatula supaya matang merata. Sebentar saja untuk sedikit menghilangkan sengatan bau kencurnya lalu masukkan terasi yang sudah dalam kondisi bubuk dan layak untuk dikonsumsi.
Aduk-aduk ala tukang nasi goreng jangan sampai terlalu kering, kemudian masukkan nasi satu porsi besar (bisa jadi) lalu kembali aduk.
Tambahkan garam sesuai selera. Kemudian, taburkan sedikit gula putih untuk memberikan citarasa gurih sebagai pengganti bahan penyedap rasa semacam MSG, dll.

Nasi Goreng Ala Kido pun matang dan siap dihidangkan hangat-hangat, tambahkan kol atau sayuran segar yang bisa dikonsumsi mentah sebagai lalap lainnya sebagai antioksidannya sekaligus garnis pada sajian. Perindah sesukamu. Satu hal terakhir, nampaknya akan lebih asik jika membuatnya untuk dan disantap bersama sekeluarga tercinta. Wilujeng nyobian (selamat mencoba) :D

-Kido :)


Rabu, 09 Oktober 2013

Berbeda

Pernahkah membayangkan tas kita sama persis dengan teman sekelas?
Atau sepatu kita sama persis dengan semua penduduk di kampung?
Atau wajah kita sama persis dengan semua orang di negara kita?
Atau seluruh apapun di dunia ini berwarna sama persis?

Jangankan tas kita sama sekelas, dengan satu teman saja kadang ada rasa malu, gengsi biasanya. Aneh betul sekampung dengan sepatu yang sama, gak seru. Susahnya mengenali orang dengan wajah sama, satu negara lagi. Oleh orang kembar saja terkadang bingung dibuatnya. Pun tak terbayang jika seluruh bumi dan isinya ini berwarna sama semisal merah, wow!, atau hitam, gelapnya. Bayangkan!

Perbedaan itu indah. Tas yang berbeda melahirkan aneka ragam fungsinya. Sepatu yang berbeda menghindarkan dari ketertukaran saat menyimpannya. Wajah yang berbeda membuahkan jalinan saling mengenal dan berbuah identitas hingga berujung silaturahim. Pun bumi dan isinya yang berbeda warnanya, dengan milyaran spektrum warna yang ada membuahkan eloknya pemandangan sekitar yang memanjakan mata ini kala dibuka. Lihatlah pelangi, alangkah indahnya, bukan karena lengkungannya semata, tetapi 'mejikuhibiniu' yang mewarnainyalah. Belum lagi keindahan lainnya yang terlahir dari sebuah perbedaan.

Jadi, berbeda itu indah.

-Kido 


Rabu, 02 Oktober 2013

Selamat Hari Batik Nasional, 2 Oktober 2013 "Bangga Berbatik, Bangga Menjadi Indonesia"


-Ungkapan Cinta-
Banyak yang mengaku cinta, namun tak sedikit yang mengaku sulit untuk mengungkapkannya, padahal sesungguhnya cinta tak serumit yang dirumuskan hati bahkan pikiran manusia yang sederhana ini.
"Aku ingin mencintaimu secara sederhana ...," begitu syair pujangga terpatri di kanvas sastra lama. Aku rasa begitu, tak perlu mempersulit diri untuk mencintai. Pun untuk negeriku tercinta ini, aku cinta Indonesia, aku cinta batik Indonesia.

|Selamat Hari Batik Nasional, 2 Oktober 2013 "Bangga Berbatik, Bangga Menjadi Indonesia"

-Kido :)