visitors

Selasa, 31 Desember 2013

Sang Maestro Nasyid pun Kini Telah Berpulang, "Selamat Jalan Kang Aden Edcoustic"


اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ ، وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ ، وَأكْرِمْ نُزُلَهُ ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ ، وَاغْسِلْهُ بِالمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ ، وَنَقِّه مِن الخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَس ، وَأبدلْهُ دَاراً خَيْراً مِنْ دَارِهِ ، وَأهْلاً خَيراً مِنْ أهْلِهِ ، وَزَوْجَاً خَيْراً مِنْ زَوْجِهِ ، وَأدْخِلهُ الجَنَّةَ ، وَأعِذْهُ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ ، وَمنْ عَذَابِ النَّارِ » حَتَّى تَمَنَّيتُ أن أكُون أنَا ذَلِكَ الْمَيِّت

Kabar duka datang dari inspirator perkembangan belantika nasyid di Indonesia, Kang Aden 'Edcoustic', yang dikabarkan telah wafat kemarin malam (30/12) sekitar pukul 20.15 WIB di Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Pascawafat beliau langsung dibawa ke rumah duka di Jalan Antapani 2 Bandung. Rencananya, beliau akan dimakamkan di Rancaekek pukul 09.00 WIB pagi ini. Semoga amal ibadah, iman, dan islamnya diterima Allah SWT. Kita semua dapat mengambil hikmah di balik kreativitas caranya berdakwah. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
Selamat jalan Kang Aden, karya-karyamu akan terus menjadi inspirasi para generasi yang haus akan kreasi dan inovasi dalam menebarkan dan menggairahkan kehidupan islami.
Mari kita sama-sama doakan beliau dan satu hal yang pasti bahwa 'setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian', artinya kita juga kelak pasti akan menghadap-Nya di waktu, tempat, dan cara yang telah Allah tentukan setepat-tepatnya.
Semoga khusnul khatimah. Aamiin.

Tulisan di atas, adalah status FB saya yang sontak langsung saya post di akun pribadi pascamendengar kabar bahwa Kang Aden (Deden) 'Edcoustic' telah wafat. Tepatnya via status teman saya. Kemudian, mencoba berkabar via tweet akun pribadi twitter saya,









Karena masih kurang percaya, maka saya yakinkan dengan stalking halaman profil EDCOUSTIC di Twitter @edcoustic. Di sana belum ada kabar apapun, hanya ada isi tweet terakhir seperti ini,








Lalu tak lama, di tengah malam tadi pun, saya cari informasi tentang kebenaran wafatnya beliau. Dengan bantuin Google saya ketikkan kabar itu di kotak pencarian dan akhirnya muncul kabar yang meyakinkan saya di suatu webforum tentang kabar itu yang berisikan link kabar kepastiannya menuju satu halaman Facebook.


























Isinya adalah:
"Munsyeed Corner
Dari Allah kita datang, kepada Allah kita kembali.

Aden Edcoustic Dilaporkan Telah Meninggal Dunia Sebentar Tadi.
Aden (tengah) merupakan vokalis kumpulan Edcoustic yang dianggotai oleh beliau dan Eggie selaku pemain gitar.

Komposer lagu hits Muhasabah Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih ini merupakan pengkarya yang ulung tetapi sentiasa merendah diri. Pemergian beliau merupakan satu kehilangan yang besar buat industri muzik Indonesia dan Malaysia.

Salam takziah diucapkan kepada keluarga allahyarham dan seluruh sahabat dan peminat Edcoustic.

Kemaskini: http://munsyeed.com/malay/2013/12/aden-edcoustic-meninggal-dunia/

#Munsyeed Dot Com - New Media For Islamic Entertainment — with Bima Samudra, Kang Den, Faisal Hamdi, Eggie Gusthaman and Fairus Zainal.

***

Ya Allah kabar itu ternyata benar, namun memang belum banyak media yang memberitakan, di jejaring sosial pun baru sedikit dan memang karena sudah malam.
Pagi ini, tepat pukul 06.30 WIB, saya kembali mengecek kejelasan kabar meninggalnya sang maestro musisi nasyid itu di internet. Lalu, lewat akun Twitter resmi EDCOUSTIC terlihat,

















































Pada tweet hasil Retweet akun resmi EDCOUSTIC terlihat kehilangan yang begitu mendalam serta cerita dan kisah baik, sholeh, dan kreativitas Kang Deden oleh sahabatnya Kang Eggie yang merupakan sahabatnya sekaligus juga salah satu personil Edcoustic lainnya di posisi gitar. Terlihat juga tweet dari musisi ternama, Melly Goeslaw (sebagai rekan penggubah lagu 'Ketika Cinta Bertasbih') yang menyampaikan pesan duka via akun twitter pribadinya diikuti pesan duka Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar.









Dikabarkan sakit pascamanggung terakhir di Medan Ahad, 22 Desember, beliau menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Hakikatnya memang sudah waktunya Allah memanggilnya. Lewat akun Twitter pribadi Kang Aden @adenlife, saya membaca kronologis beberapa waktu terakhir sebelum detik hembusan nafas terakhirnya.


























Ternyata beliau baru bangun dari sakitnya pada tanggal 15 Desember 2013 pascajatuh sakit selama dua bulan ke belakangnya. Merasa sudah sehat, tanggal 19 Desember beliau bersiap untuk bersuara emas kembali di Medan. Dan memang betul tepat di Hari Ibu, 22 Desember 2013 beliau menyumbangkan suara emasnya di Medan. Tweet terakhirnya mengabarkan pada hari itu juga ia kembali ke Bandung, kota tempat tinggalnya. Setelah itu tidak ada kabar lagi hingga tersiar beliau jatuh sakit kembali dan berujung di kabar duka wafatnya kemaren malam sekitar pukul 20.15 WIB, 30 Desember 2013.

"Nantikanku di Batas Waktu" dan "Muhasabah Cinta" adalah dua di antara sekian banyak nya yang begitu bermakna mendalam tentang arti sebuah cinta, cinta sejati. Bukan cinta yang hanya duniawi, tetapi juga cinta yang akan dibawa hingga dunia setelah kita meninggalkan dunia ini. "Remaja Peduli" adalah tembang lainnya, dari alumnus Keluarga Remaja Islam (KARISMA) Salman ITB ini, yang menyiratkan ajakan dalam memperjuangkan panji Islam di kalangan remaja kini. Dan masih banyak lagi.

Selamat jalan Kang Aden, terima kasih atas semua karya inspirasionalmu. Senang dan bangga pula pernah berjumpa denganmu secara langsung saat engkau mengisi Inspirasi Ramadhan (IRAMA) di Salman ITB Ramadhan 1432 H lalu (2011). Semoga engkau tenang menghadap-Nya. Tersenyum di sisi-Nya.

-Kido :)

Rabu, 25 Desember 2013

Toleransi

Satu kata ini agaknya menjadi topik yang sedang hangat 'dipergunjingkan'. Bahkan seakan 'blur', apakah istilah ini membawa nuansa damai atau justru memperkeruh keseharian. Beberapa pihak menggulirkannya sebagai sebuah istilah pemersatu di antara keberagaman, sementara kelompok yang lain mempunyai definisi tertentu dalam hal penunaiannya. Semua berteori, semua ingin mendebatkannya.

Padahal, sejatinya toleransi bukan untuk diperdebatkan hingga berbuah caci maki, leceh diri, dan luka hati, melainkan untuk dipraktikkan. Bukan sekedar pemraktikkan yang asal-asalan, tetapi lebih diserahkan kepada masing-masing keyakinan dan ilmu yang sudah didapatkan, yang ini bukan main-main, karena ini masalah keimanan.

Entah, sahabat setuju atau tidak dengan pernyataan saya bahwa toleransi itu bukanlah 'pencampur-adukan' keyakinan masing-masing kita yang sangat beragam. Namun, toleransi itu lebih kepada keamanan dan kenyamanan dengan keyakinan dan berkehidupan imani kita. Saat Kawan merasa aman dan nyaman dalam beribadah, begitupun saya dengan keyakinan pribadi, maka itulah toleransi. Tidak saling mengusik, mengejek, meracau, atau bahkan mengobrak-abrik kesakralan ritual yang masing-masing percayai.


Percayalah bahwa toleransi bukan hanya sekadar diwujudkan dengan kata-kata, tetapi dengan rasa saling pengertian dan tindakan yang berdasar keyakinan dengan ilmu yang kita punya. Jadi, mari tersenyum, mari saling menciptakan rasa aman dan nyaman dalam berkehidupan tanpa memperdebatkan cara bertoleransi perbedaan keyakinan. Namun, saling mengingatkan itu pasti ada karena bedanya ilmu yang dipunya, tetapi mengingatkan itu bukan untuk mencari permasalahan, tetapi lebih kepada kasih sayang atas dasar keyakinan.

Cukup tanggung jawab kita kepada-Nyalah yang menjadi jaminan. Karena Dia-lah yang pasti menilai segala perbuatan kita betapapun hebatnya perdebatan yang ada.
Kita memang berbeda-beda, tetapi jangan mau dibeda-bedakan untuk kemudian dipecahkan dalam berkehidupan. Kita memang mempunyai kesamaan, tetapi kita tentu tak mau disama-samakan dalam hal keyakinan. Selamat bertoleransi, Kawan.

| Untukmu agamamu, untukku agamaku :)

-Kido :)

Sumber foto:

Minggu, 22 Desember 2013

Selamat Hari Ibu 'Happy Mother's Day'

Saat tak ada yang mau menjadi teman kita. IBU kita selalu siap menjadi teman kita.
Saat tak ada yang mengapresiasi karya kita. IBU kita selalu memberi apresiasi terbaiknya pada kita.
Saat orang lain berkata buruk pada kita. IBU kita selalu berkata baik pada kita.

Saat tak ada orang yang mau mendengarkan cerita kita. IBU kita selalu siap mendengarkan apa yang kita ceritakan.
Saat kita merasa bodoh di antara teman kita. IBU kita selalu memandang anaknya sebagai anak cerdas karena keyakinannya terhadap doa.
Saat tak ada orang yang mau berbagi dengan kita. IBU kita selalu memberikan apapun yang beliau punya untuk kita.

Saat tak ada satupun yang membela kita. IBU kita selalu membela anaknya dengan kemuliaan caranya.
Saat kita merasa tak ada motivasi dalam diri kita. IBU kita selalu mengusahakan dirinya sebagai motivator terbaik bagi anaknya.
Saat kita merasa tak ada orang yang mendoakan kita. IBU kita selalu mendoakan yang terbaik bagi kita.

---

Andaikan subjek dari untaian kata-kata di atas ditukar, apakah akan berlaku sama? Akankah kita selalu ada untuk IBU kita?
Tak usah dijawab dengan segala ke-normatif-an atau seribu alasan yang kita punya. Cukup kita sama-sama renungkan dan wujudkan kesungguhan rasa cinta kita padanya. Jangan hanya mencintainya karena momen selebrasi Hari Ibu yang terbatas, tetapi kita jadikan setiap hari kita sebagai Hari Ibu selamanya. Namun, Hari ini kusebut spesial untukmu, IBUKU.
Selamat Hari Ibu, 22 Desember 2013.

"Kelak orang yg dapat menggantikan kecintaan pada istriku tiada lain dialah seorang, ibuku."

| Terima kasih IBU, maafkan anakmu ini dan mintakan ampun kepada-Nya, kasihmu dan Maha Kasih-Nya tak terhingga sepanjang masa. Meski rasa cinta ini takkan membalaskan kasihmu, tetap saja ingin kuungkapkan,
"Ana uhibbuki Umi, fillaah. I love you, Mom 'cause Allah."
Semoga engkau senantiasa dalam lindungan dan keridhoan Dia Sang Maha Pemilik Segala, Allah SWT. Aamiin.

"Tiada keramat yang ampuh di dunia selain dari doa ibumu jua."



-Today's Special Activity-

First time, making Korean Cuisine "Kkakdugi (깍두기)" but it's modified by myself >>> "Tofu Kkakdugi" special for my mom
Thank's to my youngbro, Tesa Riyadi for accompanying me during cooking. Alhamdulillaah. And the result ...
Mom: "So spicy, but more than delicious, Son!"
My young cousin: "A little beat salty and so spicy, wow!"
My youngbro: "Mantap and so spicy!"

| Thanks's for your honesty or even lying 'cause my cooking's not as delicious as you eat, hehe. Just for fun and love you all so much, especially Mamah, happy mother's day ...
"Allahummaghfirlii waliwalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa. Aamiin."


-Kido

Kamis, 19 Desember 2013

Ketika yang Haram Menjadi Halal

Bismillaah...

Dalam sebuah pengelanaan di hutan, kita dihadapkan pada suatu kondisi di mana persediaan makanan habis tak bersisa apapun sama sekali. Kondisi ini berlangsung untuk beberapa hari ke depan hingga selesai dari pengelanaan dan kembali pada kehidupan normal. Namun, untuk bertahan dan kembali itu kita membutuhkan asupan makanan ke dalam tubuh kita.

Lalu, apa yang harus kita konsumsi untuk kebutuhan makan kita tersebut? Sedangkan halalal thoyyiban adalah syarat mutlak makanan kita sebagai muslim. Saat itu, tak ada lagi yang tersedia di hutan kecuali binatang haram seperti babi. Dengan memakannya kita dapat bertahan hidup, sementara sumber makanan lain semisal tanaman yang ada di hutan kita yakin halal, tetapi tak tak tahu thoyyib (baik/aman) atau tidaknya. Bisa jadi beracun, dll. Jadi, bolehkah kita memakan sumber pangan haram tersebut?

Dalam Islam, kondisi ini dinamakan 'darurat'. Suatu kondisi di mana tidak ada lagi pilihan (yang dibolehkan sesuai syariat) kecuali memilih suatu hal yang haram yang ada di sekitar kita saat itu.

Namun, kondisi ini terjadi dengan asumsi bukan karena 'dibuat-buat'. Misalnya, sebelumnya sengaja membawa perbekalan yang tidak disesuaikan (dengan perjalanan yang akan ditempuh). Ini tentu tidak boleh. Seharusnya, kondisi tersebut terjadi karena lebih kepada situasi yang ada (terjadi) di luar rencana (dugaan) sedangkan perbekalan sudah disesuaikan, tetapi tidak mencukupi pada akhirnya.

Maka dari itu, dalam hal ini mengonsumsi babi jadi diperbolehkan meskipun haram.

Kemudian, bagaimana dengan kondisi darurat pada kasus khusus yang lain? Misalnya, seseorang dihadapkan pada suatu kondisi sedang mengidap suatu penyakit, tetapi setelah mencari ke mana-mana, tidak ada (belum ada tepatnya) obat yang bisa menyembuhkan kecuali obat yang bersumber dari sesuatu yang haram. Daruratkah kondisi ini? Bolehkah mengonsumsi obat yang haram?

Dalam Shahih Al-Bukhari, dari Abu Hurairah ra., Nabi Saw. bersabda,
"Allah tidak menurunkan suatu penyakit kecuali juga menurunkan obatnya." 

Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya, diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah Saw. bersabda,
"Setiap penyakit ada obatnya. Jika diberikan obat yang tepat, dengan izin Allah, tentu penyakit itu akan sembuh.”

Dalam Musnad Imam Ahmad, dari Usamah bin Syuraik, Nabi Saw. bersabda,
"Sesungguhnya, Allah tidak menurunkan penyakit kecuali juga menurunkan obatnya. Ada yang mengetahuinya dan ada pula yang tidak mengetahuinya." 
Dalam riwayat lain disebutkan,
"Allah tidak menciptakan penyakit melainkan Dia menciptakan obatnya, kecuali satu penyakit." Para sahabat kemudian bertanya? "Penyakit apa itu, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Usia tua."
Imam at-Tirmidzi menilai hadits ini shahih.

Banyak penafsiran, tetapi penafsiran yang masuk akal adalah bahwa setiap obat yang diciptakan untuk masing-masing penyakit tersebut adalah sesuatu yang pastinya halal karena Allah-lah yang meramunya secara pasti. Jadi, tidak ada obat yang berasal dari barang haram. Lalu, bagaimana solusi Islam untuk kondisi (darurat) di atas?

Diskusi dalam mentoring Rabu malam, 18 Desember 2013 di Ruang Utama Masjid Salman ITB kemarin, kang Gamma (mentor pribadi saat ini) berpendapat bahwa ini sama halnya dengan kasus makanan haram yang diperbolehkan dikonsumsi pada kondisi darurat. Namun, beliau menambahkan, dalam hal ini bisa jadi pada masa tersebut memang belum ditemukan, secara sains medis, obat yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut kecuali 'obat haram' yang ada. Menurut pria bernama lengkap Gamma Andika Perdana, S.T. lulusan Program Studi Teknik Mesin ITB angkatan 2005, ini berkaitan dengan perkembangan pengetahuan manusia di bidang sains dan medis.

Akan tetapi, meski boleh mengonsumsi obat haram tersebut, keyakinan dalam diri haruslah tetap dijaga bahwasanya obat yang halal dan bisa menyembuhkan penyakit tersebut itu ada, Allah telah menciptakannya. Namun, pengetahuan manusia belum sampai padanya. Begitu lanjut opini beliau.

Dari diskusi tersebut, saya pribadi berkesimpulan bahwa sudah seharusnya umat Islam-lah yang lebih terpacu untuk mengembangkan dunia pengobatan yang aman dan halal. Sungguh harus ditanamkan pada diri-diri pribadi muslim seperti saya bahwasanya sebagai seorang muslim, ilmu dan syariat (Al-Quran dan As-Sunnah) adalah pegangan tetap di tengah kajian pengetahuan yang kompleks saat ini. Menjadi umat yang maju dan sesuai syariat adalah suatu asa kemaslahatan yang harus senantiasa dijaga, ditanamkan, dan diperjuangkan. Dan keyakinan kita kepada Allah Yang Maha Menentukan atas segala sesuatu adalah sebuah keharusan. Karena untuk sekadar penyembuhan penyakit, obat hanyalah sebuah alat, sungguh suatu keniscyaan bahwa karena kekuatan Allah semata-lah semuanya terjadi. Semoga Allah senantiasa menunjukkan hikmah dan jalan hidayah-Nya. InsyaAllah.

Wallaahu a'lam bish shawwab.

-Kido, Etoser Bandung 2009 :)

















Sumber Gambar: http://www.prlog.org/12142071-go-halal-logo-green-white.jpg