visitors

Selasa, 15 Februari 2011

GERATIS! (GERAkan Tebar haditS)



Ada apa dengan tanggal 15 Februari 2011? Yap. Temen-temen di depan monitor yang seketika menjawab pertanyaan tadi dengan benar dapat poin 100, insya Allah. Apa jawabannya? perlu hint? tak usah kali. Coba sibak di balik tanggal tersebut perlahan-lahan terlihat angka 1. lalu muncul di angka 2 di sebelahnya. Kemudian, jangan ragu-ragu untuk membuka dan mengucapkannya, 12 Rabiul Awwal 1432 H. Yap, berbahagialah Anda yang menjawab dengan benar. Nantikan pertanyaan selanjutnya. sekarang kita lanjutkan.
1440 tahun yang lalu terlahir seorang pembawa risalah umat, junjunan kita semua, Nabi Muhammad SAW (ayo bersholawat untuk beliau) . Beliau adalah insan yang dipilih ALLAH SWT sebagai penyampai risalah agama Allah. Beliau adalah suri tauladan terbaik dan pria sempurna yang pernah ada. Lewat ayat-ayat Allah SWT yang diwahyukan melalui malaikat Jibril serta hadits dan sunnah beliau, umat islam semakin berkembang. Dewasa ini, dapat kita jumpai bagaimana kondisi bangsa kita yang sedang terpuruk. Bencana dan musibah terjadi di mana-mana, kriminal makin marak, serta seolah tak ada ulil amri yang bisa dipercaya untuk memimpin bangsa ini. mengapa? karena bangsa ini sudah mengabaikan Ayat-ayat ALLAH SWT dan hadits/sunnah Rasul. Padahal, sejatinya pedoman kehidupan kita adalah Al-Quran dan sunnah/hadits RASULULLAH SAW.
Kini saatnya, kita sebagai umat islam yang ingin melihat bangsa kita semakin makmur dan tenteram, sudah saatnya menggunakan momen penting ini dijadikan momen untuk saling mengingatkan satu sama lain. Tentunya, jangan sampai momen kelahiran Nabi SAW ini (Maulid Nabi SAW) hanya dilewati dengan acara ceremonial 'perayaan' belaka yang tak ada esensinya -maknanya. Alhamdulillah, di pagi yang cerah hari ini -dengan bahagia- saya dan teman-teman asrama beastudi etos, ayang tergabung dalam BEM-KM ETOS Bandung, dapat menyelenggarakan event yang berkaitan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW. Event ini kami berikan judul GERATIS, yaitu akronim dari "Gerakan Tebar Hadits". Tepatnya di jalan Cikapayang, Jalan Ir. H. Juanda, tepat di bawah Jalan Layang Pasopati kami mnyebar ke spot-spot lampu merah untuk membagikan sticker bertuliskan hadits-hadits Rasul. Tak hanya itu, kami juga membagikan buku bacaan ringan tentang islam dan pin-pin bertuliskan "I love Rasulullah SAW" dan kutipan ayat Al-Quran. Sasaran kami jelas yaitu orang islam. Saya sendiri menaruh harapan besar bahwa mudah-mudahan dengan diadakannya event ini menjadi suatu bentuk jalan dakwah kita untuk mengamalkan apa yang di sebutkan pada ayat terakhir surah Al-Ashr. Begitupula terhadap saya pribadi dan teman-teman yang semakin menambah semangat untuk berdakwah dan bersama-sam meningkatkan iman dan takwa. Akhirnya, semoga event ini membawa manfaat pada momen Maulid Nabi SAW ini, walau hanya beberapa orang saja yang menerima apa yang hendak kami sampaikan. Insya Allah. Wallahu a'lam bisawwab.
O iya saya sempat melontarkan akan da pertanyaan lagi ya? pertanyaannya: berapa hadits dan Ayat Al-Quran yang sudah kawan-kawan amalkan? Tak usah mengirim jawaban langsung ke saya. Silakan jawab sendiri, dalam hati juga boleh. Allah SWT-lah yang akan menilai. semoga Allah SWT senantiasa meridloi kita semua. Amiin.

Rabu, 12 Januari 2011

BANGGA DENGAN GELAR 'ETOSER'



Etos, pertama mendengar kata itu langsung terucap dalam benakku ‘etos kerja’. Ya, etos memang selalu bersandingan dengan kata ‘kerja’ menjadi suatu frase tersohor yang aku ketahui waktu itu. Entahlah, ketika orang bertanya-tanya ‘apa itu etos?’ - bahkan terdengar secara repetisi. Aku hanya tertarik dengan kata beastudi-nya. ‘Apalah arti sebuah nama?’ begitulah kata-kata penyair.

Sejenak mengenang masa-masa ke-baru-tahu-an tentang beastudi etos sebelum akhirnya melekat juga gelar prasarjana etoser. Satu koma lima tahun – kurang lebih – menyandang gelar tersebut memang tak dapat dimungkiri banyak bibit-bibit kebanggaan yang muncul dengan sandangan tersebut. Sejak menjadi etoser, ke-baru-tahu-an muncul kembali, tetapi bukan ke-baru-tahu-an tentang etos sebelumnya karena pertanyaan ‘apa itu etos?’ sudah terjawab dengan jelas. Sekarang kutahu tentang organisasi, kemandirian, entrepreneurship, keasramaan, kepanitiaan, pengasahan kemampuan, dan yang penting peran sosial di dunia kemasyarakatan.

Rasa bangga ini muncul bukan karena gelarnya itu sendiri melainkan apa yang telah saya dapat selama menyandang gelar tersebut. Jika aku melihat sekitaran jangkauan mata, tak banyak yang mendapat apa yang saya dapatkan sebagai seorang etoser. Tak hanya itu, keluarga baru –etoser lain, pembina, korwil, etos pusat, dan etos nusantara- yang membentuk jiwa kekeluaragaan beriringan dengan program pembinaan menjadikan softskill terarah dan hardskill terasah.

Kebanggaan menjadi etoser tak terlepas dengan rasa bangga terhadap lembaga yang menaunginya karena menurutku tak banyak lembaga yang peduli pada objek-objek seperti aku ini. Kuberharap rasa bangga ini bukan hanya sekedar rasa bangga yang akan hilang terbanding jarum waktu. Akan tetapi, diikuti dengan usaha diri untuk jadi pribadi yang produktif jasmani dan rohani bahkan lebih jauh lagi dapat memproduktifkan lingkungan tempatku tinggal. Amien.

Selasa, 30 Maret 2010

Untuk ke Sekian Kalinya...


Kali kedua, kalo ga salah dari apa yang pernah saya lihat, pemerintah Kota Bandung menyediakan tong-tong sampah pilihan (maksudnya tong untuk sampah yang dapat membusuk dan sebaliknya). Akan tetapi, memang memprihatinkan feedback yang dilancarkan sebagian masyarakat terhadap ini. Setelah program penempatan tong-tong sampah pilihan di berbagai sudut di Kota Bandung yang pertama dapat dikatakan gagal, ya ngga gatot barangkali, kali kedua ini pula terjadi gejala-gejala yang sama. Jika pada program yang pertama tong-tong sampah ngga diperlakukan ngga sebagaimana mestinya, kemudian perlahan-lahan tutupnya raib entah ke mana, dan yang lebih parah lagi tong sampah itu di bakar, kasarnya, halusnya mau berniat memusnahkan sampah, tapi malah dibakar di tongnya ya jelas terbakar 'wong dari plastik ko'. Akan tetapi, ada yang lebih ramah lingkungan, ngga menimbulkan pencemaran, to the point aja di gondol entah ama ke mana dan siapa pelakunya.
Akhirnya, Bandung pun bersih dari tong sampah. Selanjutnya, dilihat dari gejalanya, pada program yang kedua ini juga sama tong-tong sampah pilihan diperlakukan secara tidak semena-mena. Akan tetapi, agak berbeda dengan yang pertama. Kali ini tong sampah yang dibuat berbahan dasar bukan dari plastik, melainkan dari bahan campuran logam seng dan besi yang nampaknya tahan dari tindakan pembakaran. Akan tetapi, tetap saja ini bukan berarti takkan ada kemungkinan terburuk yang sama seperti halnya yang pertama. Selanjutnya, ini harus, mesti, kudu, dan wajib -kalau boleh pinjam istilah agama- menjadi suatu bahan perenungan yang harus segera ditularkan pada orang lain, tentunya dimulai dari diri sendiri; malai dari hal yang terkecil;mulai dari sekarang, kata Aa Gym. Ini memang betul adanya. Seberapa keras usaha pemerintah menjaga kebersihan, keasrian, dan keindahan lingkungan ini, pun akan tetap bertepuk sebelah tangan tanpa peran serta aktor utama massal yang menjalani kehidupan bersama lingkungan itu sendiri, yaitu umat manusia. Untuk itu, mari bersih, mari memilih, dan mari hijaukan lingkungan ini dengan kreativitas yang kita miliki dalam menghadapi setiap permasalahan yang kerap muncul di sekitar kita.