Kamu pernah datang terlambat pada suatu acara tertentu padahal teman-teman sudah datang lebih awal?
Kamu pernah muncul lagi setelah sekian lama tak nimbrung pada suatu
perkumpulan, komunitas, atau organisasi padahal teman-teman telah
melalui masa 'riweuh' bersama-sama?
Based on true experience...
Ada dua macam orang datang terlambat pada suatu acara, rapat, dll.
Satu, jenis orang yang dengan sengaja datang terlambat karena sudah
direncanakan atau dibiasakan. Dua, jenis orang yang tak mau terlambat,
tetapi hal penting menyangkutnya pada waktu yang bersamaan mengharuskan
dia datang terlambat sehingga telat menjadi pilihan daripada tidak sama
sekali.
Sama halnya dengan kasus datang terlambat, munculnya
seseorang yang sudah sekian lama 'menghilang' juga ada dua macam. Satu,
jenis orang yang baru muncul lagi setelah menghilang tidak jelas karena
memang sudah direncanakan atau disengaja. Tipe kedua adalah orang yang
menghilang dan baru muncul lagi setelah mengerjakan suatu hal baik
berhubungan dengan kepentingan akademik, keluarga, atau pekerjaannya,
tetapi sebelumnya telah melakukan pemberitahuan atas ke-menghilang-annya
itu.
Dari keempat tipe orang dengan dua kasus di atas terdapat
dua mental yang secara umum ditampakkan yaitu pertama mental orangnya
yang 'dingin' & 'lurus-lurus' saja ketika datang terlambat atau baru
muncul lagi serta yang kedua mental orangnya yang 'minder' sehingga
agak sulit untuk berbaur lagi. Mental yang kedua ini cenderung mental
kebanyakan sepanjang pengalaman. "Ah, malu datang juga soalnya sudah
terlalu telat," atau "Gak mau, ah agak gimana gitu sama yang lain udah
lama gak ikut ngumpul," begitu katanya.
Melihat kasus mental di
atas, memang diperlukan kepekaan kita yang telah datang terlebih dahulu
dan bertahan pada suatu perkumpulan untuk berjiwa besar menyambutnya
minimal dengan 3S: senyum, salam, sapa. Apalagi memang sejak awal
orangnya sudah memberitahu. Terkadang perlu penyesuaian ulang karena
berbedanya waktu pencairan suasana antara yang sudah terbentuk dengan
yang baru saja bergabung (lagi). Inilah yang bisa jadi menyebabkan
mereka yang datang terlambat atau baru muncul lagi memilih terdiam atau
bahkan mencari aktivitas lainnya dibandingkan 'dikacangin'
teman-temannya.
Mungkin sebagian besar menganggap "Itu kan
sebagai konsekuensi/sangsi atas keterlambatan atau ke-menghilang-annya".
Padahal, baik yang jelas ataupun tidak, akan jauh lebih 'asyik' jika
kita merangkulnya kembali. Bukankah itu lebih menyenangkan,
mengakrabkan, dan mencairkan suasana? Ketimbang memasang muka datar atau
tak ber-3S. Soal konsekuensi dan sangsi adalah urusan dirinya sendiri
dan untuk dirinya sendiri. Kedatangan dan kemunculannya kembali adalah
sebentuk niatan untuk senantiasa menyambung silaturahmi.
Namun,
perlu dicatat bahwa tulisan ini bukan sebentuk pembolehan secara 'buta'
atas kasus datang terlambat dan menghilangnya seseorang pada suatu
organisasi, melainkan lebih kepada pengingatan bahwa jiwa besar untuk
kembali merangkul orang seperti tersebut sebelumnya adalah jauh lebih
enak di hati dan hubungan terlebih sebelumnya sudah ada pemberitahuan.
Tulisan ini berdasarkan pengalaman dan curhatan beberapa teman. Bagi
kengkawan yang bergerak di bidang psikologi pasti lebih paham soal
mental dan cara penyikapan yang benar.
Terima kasih bagi yang berkenan.
Mohon maaf atas segala kekhilafan dan pendapat yang kurang pantas untuk
diutarakan. Semoga ada pembelajaran dan perbaikan bagi diri dan
kelangsungan hubungan di masa kini dan ke depan.
| Catatan Pengalaman dan Pandangan, Kido.
The ominous clouds above telling me something/the future i'm facing will never be easy/you'll be my friend in loneliness /you'll be the one who brightens up all my heart/this friendship never last never goes till the end of time...
visitors
Rabu, 07 Oktober 2015
Kamis, 13 Agustus 2015
Kiki 'Kido' Rudiansyah's Soundcloud's Review
[ Here’s My Soundcloud’s review by the second year’s anniversary ]
Web name : soundcloud.com/kiki-rudiansyah
Since : November 2013 (almost two years old)
Since : November 2013 (almost two years old)
|| Statistics ||
Tracks/Songs : 44
Plays : 23.170 times
Likes : 79
Reposts : 28
Comments : 8
Downloads : 1415 times
Followers : 33
Followings : 87
Plays : 23.170 times
Likes : 79
Reposts : 28
Comments : 8
Downloads : 1415 times
Followers : 33
Followings : 87
|| Most Played All Times ||
[1] Kido feat. Nathan - Sakitnya tuh di Sini (Alih Lirik Acoustic Cover)
[2] Kido - Moving On (Original Music Cover Ridho Rhoma OST. Assalamualaikum Beijing)
[3] Kido feat. Rommy Febrian - Cahaya di Langit itu (Piano Cover Fathin Shidqia OST. 99 Cahaya di Langit Eropa)
[4] Kido - Anteupkeun #2 (Original Music Cover Demi Lovato OST. Disney’s Frozen; Sundanese Full Version)
[5] Kido - Wahai Sahabat (Original Kido’s Song)
|| Most Liked All Times ||
[5] AKUO (Abur, Kido, Uya, & Onyo) - Kalo Ingin Gaya Nikah Muda Aja (Alih Lirik; Original Music Cover Koi Mil Gaya OST. Kuch Kuch Hota Hai)
|| Most Liked All Times ||
[1] Kido - Anteupkeun #2 (Original Music Cover Demi Lovato OST. Disney’s Frozen; Sundanese Full Version)
[2] Peggy Melati Sukma - Taubatku (Original Religion Song)
[3] Kido - Wahai Sahabat (Original Kido’s Song)
[4] Kido - Moving On (Original Music Cover Ridho Rhoma OST. Assalamualaikum Beijing)
[5] Kido feat. Rommy Febrian - Cahaya di Langit itu (Piano Cover Fathin Shidqia OST. 99 Cahaya di Langit Eropa)
|| Most Commented All Times ||
[1] Kido - Adil (Alih Lirik; Original Music Cover Sadis by Afgan)
[1] Kido - Adil (Alih Lirik; Original Music Cover Sadis by Afgan)
[2] Kido - Anteupkeun #2 (Original Music Cover Demi Lovato OST. Disney’s Frozen; Sundanese Full Version)
[3] Kido feat. Bachtiar Ahmad - Aku Memilih Setia (Acoustic Men Cover Fathin Shidqia)
[4] Kido feat. Nathan - Sakitnya tuh di Sini (Alih Lirik Acoustic Cover) [3] Kido feat. Bachtiar Ahmad - Aku Memilih Setia (Acoustic Men Cover Fathin Shidqia)
[5] AKUO (Abur, Kido, Uya, & Onyo) - Kalo Ingin Gaya Nikah Muda Aja (Alih Lirik; Original Music Cover Koi Mil Gaya OST. Kuch Kuch Hota Hai)
|| Most Downloaded All Times ||
[1] Kido & Raju feat. Rommy Febrian - Cahaya di Langit itu (Piano Duet Men Cover Fathin Shidqia OST. 99 Cahaya di Langit Eropa medley Kekasih-Mu)
[1] Kido & Raju feat. Rommy Febrian - Cahaya di Langit itu (Piano Duet Men Cover Fathin Shidqia OST. 99 Cahaya di Langit Eropa medley Kekasih-Mu)
[2] Kido feat. Nathan - Sakitnya tuh di Sini (Alih Lirik Acoustic Cover)
[3] Kido feat. Bachtiar Ahmad - Aku Memilih Setia (Acoustic Men Cover Fathin Shidqia)
[3] Kido feat. Bachtiar Ahmad - Aku Memilih Setia (Acoustic Men Cover Fathin Shidqia)
[4] Kido feat. Rommy Febrian - Cahaya di Langit itu (Piano Cover Fathin Shidqia OST. 99 Cahaya di Langit Eropa)
[5] Kido feat. Putri Retno - Ketika Cinta Bertasbih (Original Music Cover Subi & Ina)
[5] Kido feat. Putri Retno - Ketika Cinta Bertasbih (Original Music Cover Subi & Ina)
|| Most Reposted All Times ||
[1] Kido - Nantkanku di Batas Waktu (Original Music Cover Edcoustic)
[2] Kido - Anteupkeun #2 (Original Music Cover Demi Lovato OST. Disney’s Frozen; Sundanese Full Version)
[3] Kido - Tamu Istimewa (Original Kido's Song)
[4] Kido - Gravity (Original Song Cover Meyer)
[5] AKUO (Abur, Kido, Uya, & Onyo) - Kalo Ingin Gaya Nikah Muda Aja (Alih Lirik; Original Music Cover Koi Mil Gaya OST. Kuch Kuch Hota Hai)
|| Last Post : 21 days ago ||
Kido feat. Eustachia - Surga yang Tak Dirindukan (Alih Lirik Cover Krisdayanti; Versi Laki)
Plays : 1.174 times
Likes : 1
Likes : 1
|| In Collaboration of ||
MUSIKIDO & PARTNERS, NAVVAS STUDIO, KIDO’S PICTURES, & SOUNDCLOUD.
|| Find me also on ||
|| Best regards for you all my viewers & listeners ||
Very big
thanks for all your attentions.
It’s a pride to share with you all.
Success
for us :D
Assalamualaikum~
Twitter: @kikidoanc
Email/FB: kickyalchemist@gmail.com
Path/FB: Kiki Rudiansyah
Line: @kido411
BBM: 537D2B82
Periscope: in progress*
Sabtu, 18 Juli 2015
INSTAKULTUM Ramadhan 1436 H by KIDO'S PICTURES
Bismillaah...
Inilah rekapitulasi 30 talent INSTAKULTUM by KIDO'S PICTURES sesuai urutan tayang di http://www.instagram.com/kikidoanc per 18 Juli 2015 M/2 Syawal 1436 H pukul 17.59 WIB:
1. Fauziyyah Khairunnisaa 'Arsitek' (Alun-alun BDG): 15 ❤
2. Tesa Riyadi 'Pelajar/Pemain Futsal' (Pasirhonje-Cimenyan): 24 ❤
3. Iis Casmiati 'Penulis Buku Toga di Tepi Jendela' (Masjid Raya Bandung): 16 ❤
4. Romi Sangaji 'Mahasiswa/Aktivis Dakwah Kampus ITB' (Menara Salman ITB): 17 ❤
5. Rifa Khaerunnisa 'CEO Photografaa' (Braga): 15 ❤
6. Deden M. Ramdan Nuralam 'Manager Operasional Shafira Foundation' (Kantor Shafira Foundation Jalan Pelajar Pejuang): 17 ❤
7. Sari Asih Rahmawati 'Muslimah Fotografer/Creativepreneur' (Braga): 18 ❤
8. Idris Nursalim A. 'Fotografer/Desainer' (Taman Film): 20 ❤
9. Wafa F. Ismail 'Mahasiswi Kedokteran Gigi UNPAD' (Simpang Braga-Wastukencana-Perintis Kemerdekaan): 11 ❤
10. Angga Kusnan Qodafi 'Manager BP2M Salman ITB/Muslim Entrepreneur' (Kantor BP2M Salman ITB): 17 ❤
11. Lulu Azzahra 'Muslimah Relawan' (Taman Ganesha): 20 ❤
12. Surya 'Supervisor Beastudi Etos Bandung' (Gerbang Depan Kampus ITB): 18 ❤
13. Gantina Rachmaputri 'Koordinator Wilayah Etos Bandung-Dompet Dhuafa' (Campus Center ITB): 18 ❤ (Part 1), 21 ❤ (Part 2)
14. Budi 'Tenaga Ahli Parkir Salman ITB' (Areal Salman-Gelap Nyawang): 17 ❤
15. Tristia Riskawati 'Pemimpin Redaksi Salman Media' (Koridor Timur Masjid Salman ITB): 16 ❤
16. M. Abduh 'Komandan KORSA' (Gunung Batu Lembang-Maribaya KBB): 12 ❤
17. Annisa Ratu Zahra 'Relawan Pendidikan/Dirijen Angklung' (Kedai Mamah Eha): 12 ❤
18. M. Farras Muhadzdzib 'Mahasiswa/Aktivis Dakwah Kampus IPB' (Pet Park): 21 ❤
19. Aikhalid Nurlatifah 'Social Worker' (Junction GSG-Ruang Utama Masjid Salman ITB): 19 ❤
20. Bagus Putra Panuntun 'Aktivis Dakwah Sekolah' (Kampus SMA Alfa Centauri-Bimbel SSC): 20 ❤
21. Renata 'Mahasiswi Akuntansi LP3I Bandung' (Masjid Daarus Shudur Sekegawir-Cimenyan): 21 ❤
22. Ust. Deni Albar, Lc. 'Imam Masjid PUSDAI JABAR' (Masjid Pusdai Jabar): 13 ❤ (Part 1), 21 ❤ (Part 2)
23. Nur Dawim Elya Wardah 'Muslimah Entrepreneur/Owner Sambelya' (Merlion Singapura): 25 ❤
24. M. Kamal Muzakki 'Direktur Eksekutif Rumah Amal Salman ITB' (Kantor Rumah Amal Salman ITB): 22 ❤
25. Kurniawan Gunadi, dkk. Forum Indonesia Muda 'Penulis Buku Hujan Matahari/Aktivis FIM' (Lapangan Rumput Salman ITB): 24 ❤
26. Azmi Aflah Fadhila 'Muslimah Model/Mahasiswi S2 UNPAR' (Bandara Internasional Soekarno-Hatta): 30 ❤
27. Satria Hidayat 'Aktivis/Imam Masjid Salman ITB' (Atap GSG Salman ITB): 12 ❤
28. Sayyidatun Nisa 'Relawan Lingkungan/Mahasiswi UNPAD' (Taman DAGO-BDG Emerging City): 24 ❤
29. Luthfi Pamungkas 'Mahasiswa Teknik Lingkungan ITENAS' (Taman Jomblo-Pasupati): 8 ❤
*Edisi Special Reminder*
M. Abduh 'Komandan KORSA' (Gunung Batu Lembang-Maribaya KBB Versi 2): 18 ❤
30. Kiki 'Kido' Rudiansyah & Family 'CEO KIDO'S PICTURES/Fotografer Earth Photography' (Rumah Wa Nani, Pasirhonje-Cimenyan, Kab. Bandung): 20 ❤
[]
Haturnuhun semua talent yang sudah turut berpartipasi dalam secuil proyek proaktif pribadi ini, moga menjadi salah satu penyaji tayangan berhikmah di bulan Ramadhan 1436 H ini. Moga bermanfaat, menginspirasi, dan membawa kebaikan untuk kita semua. Sampai jumpa di kesempatan program lainnya, termasuk kamu yang belum gabung. Insyaa Allah. Aamiin.
Alhamdulillaah, kalian memberi warna yang berbeda di Ramadhan kali ini dan itu indah.
"Inspirasi diri, datang dari hati"
- Kiki Rudiansyah (Owner KIDO'S PICTURES) 😉
📱 Cek selengkapnya video INSTAKULTUM Edisi 1 Ramadhan - 1 Syawal 1436 H di Instagram: @kikidoanc
Atau http://www.instagram.com/kikidoanc
Alhamdulillaah, Allahu akbar!
© KIDO'S PICTURES
mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H, taqabbalallaahu minna waminkum...
Active•Creative•Communicative
|| Wilujeng, selamat, & congrats kepada AZMI AFLAH FADHILA (Muslimah Model/Pembina Karisma/Mahasiswi S2 Teknik Industri UNPAR) yang telah terpilih sebagai Talent Terfavorit dengan jumlah LOVE terbanyak yaitu 30 dengan INSTAKULTUM edisi #26 dengan Tema "Yuk, Maksimalkan Ibadah Jelang Perpisahan dengan Bulan Ramadhan" yang ber-venue di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tanggerang-Banten.
Dengan begitu sebagai Apresiasi KIDO'S PICTURES, Azmi dapat kesempatan voucher makan bersama Kiki 'Kido' Rudiansyah (CEO/Owner KIDO'S PICTURES) & rekan-rekan di Cafe Warung Pasta, Jalan Ganesha Bandung Juara pada bulan Agustus 2015 mendatang.
Info lebih lanjut akan dihubungi selanjutnya secara japri.
Sekian & terima kasih :)
Jumat, 26 Juni 2015
KIDO on KULTUBE SALMAN TV Ramadhan 1436 H
Assalamualaikum, Sahabat sekalian.
Saya mau berbagi pandangan terkait PEMUDA hari ini. Alhamdulillaah, berkesempatan jadi talent Salman TV untuk mengisi KULTUBE (Kultum di Youtube) di hari ke-9 Ramadhan 1436 H ini.
Moga bisa menambah semangat, ilmu, & sekaligus ngabuburit, hehe.
Pantengin aja Channel Salman TV di Youtube ya...
Saya mau berbagi pandangan terkait PEMUDA hari ini. Alhamdulillaah, berkesempatan jadi talent Salman TV untuk mengisi KULTUBE (Kultum di Youtube) di hari ke-9 Ramadhan 1436 H ini.
Moga bisa menambah semangat, ilmu, & sekaligus ngabuburit, hehe.
Pantengin aja Channel Salman TV di Youtube ya...
"PEMUDA itu Perjuangan, Etos & Etika, Menarik, Unggul, Dinamis, Ahli pikir-dzikir-ikhtiar."
- Kido -
- Kido -
Haturnuhun: Salman Media | Rumah Amal Salman ITB | YPM Salman ITB | Semua sponsor
Make up by Zoya Cosmetics
Koko by aufia.com
Koko by aufia.com
Selasa, 24 Maret 2015
Mencoret Catatan Mimpi Kecil: KIDO Berduet dengan EDCOUSTIC
Dan benar sekali adanya, Ahad kemarin adalah momen besar pencoretan
catatan mimpi kecilku. Betapa tidak, berkesempatan menyenandungkan
tembang nasyid favorit (Muhasabah Cinta dan Sebiru Hari Ini) bersama penyanyi aslinya - dengan diiringi gitar langsung - adalah 'the unsaid
moment'. Kemudian, mimpi kecil itupun telah menjadi kenyataan. Eggie
'Edcoustic' featuring Kido. Alhamdulillaah. Mungkin bagi sebagian yang
lain ini adalah hal biasa atau 'apaan sih?' tapi apapun itu kupilih menjadi diriku dengan segala asa dan mimpiku.
Dan ternyata pula kami mempunyai secuil latar belakang yang sama. Tampil bersama di acara Festival Cinta Remaja (FESTARA) yang digelar oleh Keluarga Remaja Islam Salman ITB (KARISMA) seperti sebuah ajang reunian. Aku alumni Adik Mentor KARISMA dan Kang Eggie & (Alm.) Kang Aden (EDCOUSTIC) adalah alumni Kakak Mentor KARISMA. Sejatinya, Allah-lah Yang Maha Mempertemukan kami.
Kutahu 'Remaja Peduli' sebagai senandung perdana dari Edcoustic pada saat aku ber-Islamic Sunday KARISMA 2006 silam. Saat itu pula mulai kuterpincut dengan nasyid modern ala Edcoustic. Tak terlalu perhatian selanjutnya, sewaktu SMA 2008 lalu, 'Nantikanku di Batas Waktu' dan 'Sebiru Hari Ini' mengakrabkanku kembali dengan sang penyairnya. Hingga 'Muhasabah Cinta' melengkapi kekagumanku pada maestro nasyid ini. Munsyid Juara dari Bandung Juara, dan aku bangga.
'Sungguh walau kukelu tuk mengungkapkan perasaanku' ingin berduet kala itu denganmu, Edcoustic, terutama saat masih lengkap dengan (Alm.) Kang Aden kala itu. Beberapa kali bertemu yang membuat rindu. Namun, tiada mengapa karena penantianku terjawab sudah. Dengan ramah dan bersahajanya, seorang yang nota bene sudah populer dengan rendah hati mengajakku untuk tampil bersama. Superhaturnuhun, Kang Eggie, syukron Edcoustic. Suatu kehormatan dan kebanggaan bisa berduet dengan penuh kebahagiaan.
Dan seperti Kang Eggie bilang, semoga segala senandung yang dilantunkan tiada lain sebagai pelipur lara dan penghibur diri tak berlebihan. Dan tentu sejatinya semoga ini menjadi media dakwah pendulang kebaikan di masa sekarang dan mendatang. Dan sukses selalu untuk Edcoustic dan Edfriends sekalian. Aamiin.
"Tuhan kuatkan aku lindungiku dari putus asa jika kuharus mati, pertemukan aku dengan-Mu." []
| Catatan Pencoretan Mimpi Kecil, Kido.
Foto oleh Idris Nursalim Al Muhajiri
Syukron jiddan, my best Akhi
[ Disunting oleh KIDO'S PICTURES ]
Dan ternyata pula kami mempunyai secuil latar belakang yang sama. Tampil bersama di acara Festival Cinta Remaja (FESTARA) yang digelar oleh Keluarga Remaja Islam Salman ITB (KARISMA) seperti sebuah ajang reunian. Aku alumni Adik Mentor KARISMA dan Kang Eggie & (Alm.) Kang Aden (EDCOUSTIC) adalah alumni Kakak Mentor KARISMA. Sejatinya, Allah-lah Yang Maha Mempertemukan kami.
Kutahu 'Remaja Peduli' sebagai senandung perdana dari Edcoustic pada saat aku ber-Islamic Sunday KARISMA 2006 silam. Saat itu pula mulai kuterpincut dengan nasyid modern ala Edcoustic. Tak terlalu perhatian selanjutnya, sewaktu SMA 2008 lalu, 'Nantikanku di Batas Waktu' dan 'Sebiru Hari Ini' mengakrabkanku kembali dengan sang penyairnya. Hingga 'Muhasabah Cinta' melengkapi kekagumanku pada maestro nasyid ini. Munsyid Juara dari Bandung Juara, dan aku bangga.
'Sungguh walau kukelu tuk mengungkapkan perasaanku' ingin berduet kala itu denganmu, Edcoustic, terutama saat masih lengkap dengan (Alm.) Kang Aden kala itu. Beberapa kali bertemu yang membuat rindu. Namun, tiada mengapa karena penantianku terjawab sudah. Dengan ramah dan bersahajanya, seorang yang nota bene sudah populer dengan rendah hati mengajakku untuk tampil bersama. Superhaturnuhun, Kang Eggie, syukron Edcoustic. Suatu kehormatan dan kebanggaan bisa berduet dengan penuh kebahagiaan.
Dan seperti Kang Eggie bilang, semoga segala senandung yang dilantunkan tiada lain sebagai pelipur lara dan penghibur diri tak berlebihan. Dan tentu sejatinya semoga ini menjadi media dakwah pendulang kebaikan di masa sekarang dan mendatang. Dan sukses selalu untuk Edcoustic dan Edfriends sekalian. Aamiin.
"Tuhan kuatkan aku lindungiku dari putus asa jika kuharus mati, pertemukan aku dengan-Mu." []
| Catatan Pencoretan Mimpi Kecil, Kido.
Foto oleh Idris Nursalim Al Muhajiri
Syukron jiddan, my best Akhi
[ Disunting oleh KIDO'S PICTURES ]
Senin, 16 Maret 2015
Indit 'SYIAH' ti Kampung Kuring!
Bandung (16/3), Kido. Langsung menuju intinya saja saya kabarkan hasil curahan saksi hidup tentang apa yang terjadi (dan masih berlangsung) di kampung saya, Pasirhonje (Kab. Bandung, Jawa Barat) menyoal kegundahan masyarakat tentang ajaran Syiah yang tengah mengguncang kini. Adalah ayah saya sendiri (RR) yang menuturkan bahwa pascakunjungan (masa reses DPR RI) 'Bos Syiah' di Jawa Barat, Jalaluddin Rakhmat, ke Yayasan Masjid Al-Mukaromah Pasirhonje (Ahad, 1 Maret 2015 lalu), masyarakat dibuat resah karena Jalal, begitu panggilannya, sempat membagi-bagikan buku tentang syiah kepada warga yang ikut hadir dalam forum tersebut. Jalaluddin Rakhmat adalah bos ajaran sesat Syiah (http://mui.or.id/wp-content/uploads/2014/05/06.-Faham-Syiah.pdf) di Jawa Barat yang diberi kesempatan oleh pemilihnya untuk menjadi Anggota DPR RI dari Fraksi PDI-P pada Pileg 2014 lalu dengan daerah pemilihan Jawa Barat.
http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2015/03/03/39815/manfaatkan-masa-reses-jalaluddin-datangi-pendukungnya-dan-bagi-bagi-buku-syiah.html#.VQaNYY4Tza0
Tak hanya itu, kesaksian ayah saya menyebutkan bahwa tim Jalal siap membagi-bagikan sejumlah uang tunai yang cukup menggiurkan bagi warga yang memang sedang membutuhkan, asalkan mereka harus membentuk kelompok minimal sepuluh (10) orang per kelompoknya. Entah untuk diapakan kelompok ini, tetapi ini tentu modus operandi yang mengerikan dalam rangka membeli akidah dan sangat berbahaya bagi kalangan awam yang memang kurang pengetahuan dan cerderung ikut-ikutan. Siapa sih yang tak mau jika sudah diiming-imingi uang? Beruntung, kata ayah saya melanjutkan, meski beliau bukan ahli dalam hal ilmu agama, tetapi beliau menyadari bahwa kampung ini sedang digoyah akidahnya. Tak boleh ada penggadaian akidah untuk sebuah kemakmuran, begitu tegasnya.
http://www.kompasislam.com/masa-reses-jalaluddin-rakhmat-bagi-bagi-buku-syiah-ke-kampung-kampung/#sthash.DEkYIpxT.dpbs
Isu tersebut, sampai hari ini, ramai sekali menjadi perbincangan di RW 01 kampung saya, khususnya di RT 06 yang memang menjadi letak posisi Masjid Syiah tersebut. Sebagai informasi tambahan, Al-Mukaromah adalah sebuah Yayasan yang mengaku Islam yang terletak tepat diperbatasan Kampung Pasirhonje dan Sekegawir, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Didirikan layaknya pesantren yang ada masjid dan pondoknya juga, yayasan ini juga mendirikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), begitu yang saya ketahui. Tak hanya itu, biasanya melalui surat undangan, pengurus menyebarkan pemberitahuan bahwa ada juga pengajian dengan menghadirkan pemateri. Lagi-lagi orang terdekat saya saksinya. Ibu saya (J), mengaku pernah menghadiri pengajian yang aneh materi penyampaiannya, tidak seperti Islam pada umumnya. Tentang ritual ibadahnya, pedoman suri tauladannya, dll.
Secara umum dan sejak lama, memang warga Pasirhonje, termasuk saya pribadi, telah mencium kejanggalan aktivitas dan ajaran di Masjid Al-Mukaromah tersebut. Hanya dulu belum terlalu 'agresif' seperti sekarang. Pun beberapa saudara dan teman saya yang adiknya sekolah di sana merasa begitu. Kondisi terkini memang aktivitas pesantren & SMP-nya sepi karena warga Pasirhonje dan kampung sebelahnya memilih menyekolahkan anaknya di tempat lain daripada termasuk dalam ke-simpang-siur-an ajaran yayasan tersebut. Jikapun ada, pengurus mendatangkan santri/murid dari luar daerah Pasirhonje semisal Kota Bandung, dll. Tentang upaya penyesatan yang hendak menyebar, beberapa tokoh masyarakat dan aparat pemerintah setempat sudah berusaha merundingkan kepada pengurus yayasan tersebut agar menghentikannya. Beberapa warga yang sudah hampir bersepakat menerima tawaran pun segera diselamatkan dan diberi pencerdasan.
http://www.antiliberalnews.com/2015/03/04/manfaatkan-masa-reses-jalal-datangi-pendukungnya-dan-bagi-bagi-buku-syiah/
Kini, kelanjutan penanganannya masih diurusi tokoh masyarakat setempat, pun saya sebagai warga setempat merasa harus ikut terlibat dalam menyelamatkan akidah masyarakat ini. Ini adalah bagian dari dakwah. Namun, tetap kita ingin menyelesaikan persoalan ini dengan baik-baik tanpa benturan. "Silakan jalani sendiri ajaran yang Anda yakini, jangan turut memaksa yang lainnya!" Menyoal legalitas dan posisinya di Kampung Pasirhonje sedang diproses oleh pemerintahan setempat, dalam hal ini oleh Ketua RW 01 Pasirhonje (BM). Melihat dampak warga yang hampir terjerumus ini (ada yang hendak memutuskan silaturahim dengan saudaranya, ada yang hendak memutuskan ikatan pernikahan, dll.), warga Pasirhonje dengan tegas menyatakan,
"Indit 'SYIAH' ti Kampung Kuring!"
*Syiah, juga dalam Bahasa Sunda memiliki arti: sebuah kata yang merupakan ekspresi pengusiran atas apa yang tidak disenangi hanya dibaca biasa saja tidak sama dengan pengucapan SYI'AH yang menggunakan huruf hijaiyyah 'ain' pada huruf 'a'-nya
| Catatan Ladang Dakwah Dunia Nyata, Kido.
http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2015/03/03/39815/manfaatkan-masa-reses-jalaluddin-datangi-pendukungnya-dan-bagi-bagi-buku-syiah.html#.VQaNYY4Tza0
Tak hanya itu, kesaksian ayah saya menyebutkan bahwa tim Jalal siap membagi-bagikan sejumlah uang tunai yang cukup menggiurkan bagi warga yang memang sedang membutuhkan, asalkan mereka harus membentuk kelompok minimal sepuluh (10) orang per kelompoknya. Entah untuk diapakan kelompok ini, tetapi ini tentu modus operandi yang mengerikan dalam rangka membeli akidah dan sangat berbahaya bagi kalangan awam yang memang kurang pengetahuan dan cerderung ikut-ikutan. Siapa sih yang tak mau jika sudah diiming-imingi uang? Beruntung, kata ayah saya melanjutkan, meski beliau bukan ahli dalam hal ilmu agama, tetapi beliau menyadari bahwa kampung ini sedang digoyah akidahnya. Tak boleh ada penggadaian akidah untuk sebuah kemakmuran, begitu tegasnya.
http://www.kompasislam.com/masa-reses-jalaluddin-rakhmat-bagi-bagi-buku-syiah-ke-kampung-kampung/#sthash.DEkYIpxT.dpbs
Isu tersebut, sampai hari ini, ramai sekali menjadi perbincangan di RW 01 kampung saya, khususnya di RT 06 yang memang menjadi letak posisi Masjid Syiah tersebut. Sebagai informasi tambahan, Al-Mukaromah adalah sebuah Yayasan yang mengaku Islam yang terletak tepat diperbatasan Kampung Pasirhonje dan Sekegawir, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Didirikan layaknya pesantren yang ada masjid dan pondoknya juga, yayasan ini juga mendirikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), begitu yang saya ketahui. Tak hanya itu, biasanya melalui surat undangan, pengurus menyebarkan pemberitahuan bahwa ada juga pengajian dengan menghadirkan pemateri. Lagi-lagi orang terdekat saya saksinya. Ibu saya (J), mengaku pernah menghadiri pengajian yang aneh materi penyampaiannya, tidak seperti Islam pada umumnya. Tentang ritual ibadahnya, pedoman suri tauladannya, dll.
Foto: hidayatullah.com
Secara umum dan sejak lama, memang warga Pasirhonje, termasuk saya pribadi, telah mencium kejanggalan aktivitas dan ajaran di Masjid Al-Mukaromah tersebut. Hanya dulu belum terlalu 'agresif' seperti sekarang. Pun beberapa saudara dan teman saya yang adiknya sekolah di sana merasa begitu. Kondisi terkini memang aktivitas pesantren & SMP-nya sepi karena warga Pasirhonje dan kampung sebelahnya memilih menyekolahkan anaknya di tempat lain daripada termasuk dalam ke-simpang-siur-an ajaran yayasan tersebut. Jikapun ada, pengurus mendatangkan santri/murid dari luar daerah Pasirhonje semisal Kota Bandung, dll. Tentang upaya penyesatan yang hendak menyebar, beberapa tokoh masyarakat dan aparat pemerintah setempat sudah berusaha merundingkan kepada pengurus yayasan tersebut agar menghentikannya. Beberapa warga yang sudah hampir bersepakat menerima tawaran pun segera diselamatkan dan diberi pencerdasan.
http://www.antiliberalnews.com/2015/03/04/manfaatkan-masa-reses-jalal-datangi-pendukungnya-dan-bagi-bagi-buku-syiah/
Kini, kelanjutan penanganannya masih diurusi tokoh masyarakat setempat, pun saya sebagai warga setempat merasa harus ikut terlibat dalam menyelamatkan akidah masyarakat ini. Ini adalah bagian dari dakwah. Namun, tetap kita ingin menyelesaikan persoalan ini dengan baik-baik tanpa benturan. "Silakan jalani sendiri ajaran yang Anda yakini, jangan turut memaksa yang lainnya!" Menyoal legalitas dan posisinya di Kampung Pasirhonje sedang diproses oleh pemerintahan setempat, dalam hal ini oleh Ketua RW 01 Pasirhonje (BM). Melihat dampak warga yang hampir terjerumus ini (ada yang hendak memutuskan silaturahim dengan saudaranya, ada yang hendak memutuskan ikatan pernikahan, dll.), warga Pasirhonje dengan tegas menyatakan,
"Indit 'SYIAH' ti Kampung Kuring!"
*Syiah, juga dalam Bahasa Sunda memiliki arti: sebuah kata yang merupakan ekspresi pengusiran atas apa yang tidak disenangi hanya dibaca biasa saja tidak sama dengan pengucapan SYI'AH yang menggunakan huruf hijaiyyah 'ain' pada huruf 'a'-nya
| Catatan Ladang Dakwah Dunia Nyata, Kido.
Jumat, 20 Februari 2015
Bermisi Semangat Kebersamaan, Ikatan Alumni Alfa Centauri (IAAC) Taklukkan Puncak Tangkuban Parahu
Bandung
(20/2), IAAC. Alhamdulillaah..., bermodal tekad & semangat
kebersamaan, tujuh (7) anggota Ikatan Alumni Alfa Centauri (IAAC) lintas
angkatan berhasil menaklukan Puncak Tangkuban Parahu dalam Misi Perdana
Perjalanan Kebersamaan IAAC, "Assalamualaikum, Tangkuban Parahu!". Memulai perkumpulan dan sarapan di Salman ITB sejak pukul enam pagi, rombongan akhirnya mulai 'ngangkot' sekira pukul delapan karena menunggu fullteam. Turun di depan kampus UPI, kemudian lanjut menuju Jayagiri Lembang. Di Jayagiri semua perlengkapan dipersiapkan dan dicek ulang seperti makanan, minuman, P3K, dll. Kemudian setelah itu mulai beranjak menuju Taman Junghuhn - Gerbang Jalur Pendakian.
Sampailah di pintu masuk Taman Junghuhn dan rombongan bersiap tancap gas memulai pendakian, tapi tunggu dulu, setiap orang dikenakan Rp 5000 sebagai HTM Taman Wisata Alama Junghuhn. Pukul sembilan saat itu. Perjalanan menyusuri Taman Junghuhn, Lereng Tangkuban Parahu, hingga sampai puncak, dan akhirnya menuju kawah begitu menantang dan terjal. Kami harus menembus jalur sempit, menyusuri semak belukar, terkadang tebing dan pohon tumbang harus dihadapi. Namun, akhirnya dengan semangat kebersamaan dan saling membantu juga mencukupkan istirahat di beberapa titik, kami akhirnya mencapai puncak "Tertimbun ke Sampingnya, (Chairudin, 2006)" tersebut. Belum berakhir juga tantangan saat mencapai areal kawah, badai kabut menjadi selimut kami saat itu. Dingin dan sangat dingin, tetapi kebersamaan dan tebaran senyum semua anggota perjalanan yang menghangatkan.
Foto & Suntingannya oleh KIDO'S PICTURES
Semoga IAAC senantiasa dipersatukan-Nya dalam ikatan kekeluargaan,
kebersamaan, dan kekompakan dengan tetap berlandaskan TAQWA, CERDAS,
KREATIF, dan tentunya KONTRIBUTIF bagi almamaternya ALFA CENTAURI. Juga
makin memperkuat sinergi dengan lembaga alumni lainnya, Keluarga Alumni
Centaurian Moslem Atmosphere (KACMA) - karena anggota KACMA (sudah
pasti) anggota IAAC juga.
Untuk kawan-kawan IAAC lainnya, nantikan dan sampai jumpa di Misi Perjalanan Kebersamaan edisi selanjutnya, semoga semuanya dapat bergabung dan tersenyum bersama. Aamiin.
Salam IAAC.
Kontributor: Kiki Rudiansyah (4), Muhamad Abduh (5), Rizki Setiaji Mutaqin (5), Bagus Poetra (9), Lulu Azzahra (5), Hafsah Ashri Noor Azizah (8), Muthi Fatihah Nur (8)
Untuk kawan-kawan IAAC lainnya, nantikan dan sampai jumpa di Misi Perjalanan Kebersamaan edisi selanjutnya, semoga semuanya dapat bergabung dan tersenyum bersama. Aamiin.
Salam IAAC.
Kontributor: Kiki Rudiansyah (4), Muhamad Abduh (5), Rizki Setiaji Mutaqin (5), Bagus Poetra (9), Lulu Azzahra (5), Hafsah Ashri Noor Azizah (8), Muthi Fatihah Nur (8)
Rabu, 18 Februari 2015
Polisi Tanpa Kepala
Geger! Awal tahun baru 2015 ini Indonesia diributkan dengan adanya
'polisi tanpa kepala' - tepatnya pada tanggal 16 Januari 2015. Horror
memang, tetapi inilah kenyataan yang diperlihatkan Mr. President kita,
Yth. Ir. H. Joko Widodo, kepada rakyatnya di seantara nusantero, eh
seantero nusantara maksudnya. Keputusan ini diambil menyusul
ditetapkannya calon Kapolri (kesayangan) satu-satunya sebagai tersangka kasus gratifikasi oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) 13 Januari silam.
Padahal sang calon Kapolri tunggal Komjenpol Budi Gunawan ini telah melalui Fit & Proper Test oleh Komisi III DPR pada 14 Januari 2015 - sehari setelah ditetapkannya sebagai tersangka. Dan mengejutkan, hasilnya BG lolos dan (seharusnya) siap langsung dilantik Jokowi. Namun, sayang seribu sayang Jokowi (yang dilema dengan status BG) memilih menetapkan Plt (Pelaksana tugas) Kapolri, Komjenpol Badrodin Haiti, yang saat itu (16 Januari 2015) sekaligus acara seremonial dicopotnya Jendral Sutarman sebagai Kapolri yang sejatinya baru akan pensiun Oktober mendatang.
Kisruh ini semakin menjadi membentuk pusaran masalah 'cicak (KPK) kontra buaya (Polri)' yang sekarang dilengkapi banteng sebagai 'entahlah'-nya. Presiden (terlihat) makin pusing, sementara 'polisi tanpa kepala' terus menghantui rakyatnya. "Kita tunggu proses hukum (praperadilan) dulu, baru nanti diputuskan," begitu kurang lebih kata Pakde Jokowi selepas mengetahui BG melayangkan gugatan praperadilan di PN Jaksel atas menyoal status tersangka yang disandangkan KPK padanya - sekira sebulanan pascapenetapan tersangka. Wal hasil, rakyat masih terus menunggu sambil 'ketakutan'.
Sorak sorai keramaian tagar #SaveKPK dan #SavePolri pun menghiasi dunia maya dan nyata. Sementara praperadilan BG berlangsung sepekan secara marathon, 9-13 Februari 2015. Putusanpun dibacakan pada Senin (16 Februari 2015) lalu. Kini seluruh pihak terkait bahkan (secara berlebihannya) seluruh rakyat Indonesia berdebar-debar menanti putusan itu. Bukan untuk sekadar seorang BG-nya saja, tetapi tentang hubungan KPK-Polri dan jelasnya kepemimpinan salah satu institusi penegak hukum di negeri ini. Hasilnya, hakim mengabulkan sebagian permohonan BG dan menolak seluruhnya permohonan KPK serta diketuklah palu pencabutan status tersangka BG. Ini seakan buah simalakama bagi Jokowi di tengah (kadung) gaduhnya khalayak publik dan politik.
How are you, Mr. President? Sekarang kami menunggu keputusan Anda yang begitu 'amat sangat' lama sekali. Kami tak butuh jawaban 'minggu depan' atau 'secepatnya' bahkan (jangan bilang) #BukanUrusanSaya. Nampaknya Anda masih saja dilema, yth. Ir. Joko Widodo (dua hari kemarin). Namun, alhamdulillaah akhirnya hari ini (Rabu, 18 Februari 2015) Bapak berdiri dengan (upaya susah payah bergestur) tegas di podium istana negara. Kami dengan dengarkan keputusan Bapak, yakni membatalkan pelantikan BG sebagai Kapolri dan menunjuk BH Sang Wakapolri sekaligus Plt Kapolri, Komjenpol Badrodin Haiti sebagai cakapolri baru (yang lagi-lagi) tunggal. Tinggal berkirim surat lagi ke DPR untuk diproses.
Tepuk tangan 'prok prok prok' kami apresiasi keputusan Bapake Jokowi. Hanya masalahnya, kalau mau menunjuk cakapolri baru mengapa tak sejak dulu saat BG jadi tersangka? Kan banyak tuh jenderal besar lainnya yang dikantongi Kompolnas? Sudah 'chaos' dan 'riweuh' begini barulah diputuskan. Yang paling di-PHP-in ya jelas BG dan para pendukung serta pihak berkepentingan di belakangnya (mungkin). Sementara itu, (seperti biasa) rakyat dibuat gantung dan tak pasti bin tak jelas, mungkin karena rakyat itu memang tak jelas menteri Bapak, Tedjo, bilang ya. Tapi yang jelas bahwa kami tidak tahu menahu kalau ada maksud lain yang telah Bapak & orang-orang Bapak siapkan. Entahlah, kami hanya rakyat jelata yang super-awam, tetapi berusaha ingin tahu.
Sekarang kami kira ini bukan berakhir, melainkan memasuki babak baru pencalonan kapolri baru kepada DPR yang sedang bermasa reses dan baru akan berakhir 22 Maret mendatang - kecuali atas ijin pimpinan DPR, bisa dilakukan rapat pembahasannya. Belum lagi uji kepatutan dan kelayakannya. Eh, yang paling penting juga, belum tentu DPR menerima pencabutan BG sebagai kapolri - yang sudah lolos dan bukan tersangka - dan meloloskan BH sebagai Kapolri definitifnya. Tentu ini akan makin 'seru', dan membuat Bapak makin 'lucu', tapi moga tak sampai berlarut-larut tak menentu.
"Sampai kapan Polisi Tanpa Kepala ini bergentayangan menghantui seluruh rakyat dari Merauke sampai Sabang?"
Yth. Bapak Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, ini saatnya Anda yang memilih, Anda yang menentukan. Seiring itu kami menaruh kepercayaan dan berdoa kepada Allah, Tuhan sekalian alam. Moga negeri ini terhindar dari bala niat kejahatan yang memantik kehancuran dan mendekat pada kondisi negeri yang adil dan penuh kebaikan serta diliputi atmosfer ampunan dan keberkahan. Aamiin.
Sekian. Mohon maaf atas sangat banyaknya kesalahan dari ketidaktahuan, ke-sok-tahu-an dari ke-simpang-siur-an kabar yang beredar dan berkembang, serta ungkapan kejujuran perasaan yang mungkin menyakitkan. Astaghfirullaah, kami memohon ampunan Allah Sang Maha Sebaik-baik pemberi keputusan.
| Catatan Perasaan untuk Pemimpin Negeri Kekinian, Kiki Rudiansyah.
Padahal sang calon Kapolri tunggal Komjenpol Budi Gunawan ini telah melalui Fit & Proper Test oleh Komisi III DPR pada 14 Januari 2015 - sehari setelah ditetapkannya sebagai tersangka. Dan mengejutkan, hasilnya BG lolos dan (seharusnya) siap langsung dilantik Jokowi. Namun, sayang seribu sayang Jokowi (yang dilema dengan status BG) memilih menetapkan Plt (Pelaksana tugas) Kapolri, Komjenpol Badrodin Haiti, yang saat itu (16 Januari 2015) sekaligus acara seremonial dicopotnya Jendral Sutarman sebagai Kapolri yang sejatinya baru akan pensiun Oktober mendatang.
Kisruh ini semakin menjadi membentuk pusaran masalah 'cicak (KPK) kontra buaya (Polri)' yang sekarang dilengkapi banteng sebagai 'entahlah'-nya. Presiden (terlihat) makin pusing, sementara 'polisi tanpa kepala' terus menghantui rakyatnya. "Kita tunggu proses hukum (praperadilan) dulu, baru nanti diputuskan," begitu kurang lebih kata Pakde Jokowi selepas mengetahui BG melayangkan gugatan praperadilan di PN Jaksel atas menyoal status tersangka yang disandangkan KPK padanya - sekira sebulanan pascapenetapan tersangka. Wal hasil, rakyat masih terus menunggu sambil 'ketakutan'.
Sorak sorai keramaian tagar #SaveKPK dan #SavePolri pun menghiasi dunia maya dan nyata. Sementara praperadilan BG berlangsung sepekan secara marathon, 9-13 Februari 2015. Putusanpun dibacakan pada Senin (16 Februari 2015) lalu. Kini seluruh pihak terkait bahkan (secara berlebihannya) seluruh rakyat Indonesia berdebar-debar menanti putusan itu. Bukan untuk sekadar seorang BG-nya saja, tetapi tentang hubungan KPK-Polri dan jelasnya kepemimpinan salah satu institusi penegak hukum di negeri ini. Hasilnya, hakim mengabulkan sebagian permohonan BG dan menolak seluruhnya permohonan KPK serta diketuklah palu pencabutan status tersangka BG. Ini seakan buah simalakama bagi Jokowi di tengah (kadung) gaduhnya khalayak publik dan politik.
How are you, Mr. President? Sekarang kami menunggu keputusan Anda yang begitu 'amat sangat' lama sekali. Kami tak butuh jawaban 'minggu depan' atau 'secepatnya' bahkan (jangan bilang) #BukanUrusanSaya. Nampaknya Anda masih saja dilema, yth. Ir. Joko Widodo (dua hari kemarin). Namun, alhamdulillaah akhirnya hari ini (Rabu, 18 Februari 2015) Bapak berdiri dengan (upaya susah payah bergestur) tegas di podium istana negara. Kami dengan dengarkan keputusan Bapak, yakni membatalkan pelantikan BG sebagai Kapolri dan menunjuk BH Sang Wakapolri sekaligus Plt Kapolri, Komjenpol Badrodin Haiti sebagai cakapolri baru (yang lagi-lagi) tunggal. Tinggal berkirim surat lagi ke DPR untuk diproses.
Tepuk tangan 'prok prok prok' kami apresiasi keputusan Bapake Jokowi. Hanya masalahnya, kalau mau menunjuk cakapolri baru mengapa tak sejak dulu saat BG jadi tersangka? Kan banyak tuh jenderal besar lainnya yang dikantongi Kompolnas? Sudah 'chaos' dan 'riweuh' begini barulah diputuskan. Yang paling di-PHP-in ya jelas BG dan para pendukung serta pihak berkepentingan di belakangnya (mungkin). Sementara itu, (seperti biasa) rakyat dibuat gantung dan tak pasti bin tak jelas, mungkin karena rakyat itu memang tak jelas menteri Bapak, Tedjo, bilang ya. Tapi yang jelas bahwa kami tidak tahu menahu kalau ada maksud lain yang telah Bapak & orang-orang Bapak siapkan. Entahlah, kami hanya rakyat jelata yang super-awam, tetapi berusaha ingin tahu.
Sekarang kami kira ini bukan berakhir, melainkan memasuki babak baru pencalonan kapolri baru kepada DPR yang sedang bermasa reses dan baru akan berakhir 22 Maret mendatang - kecuali atas ijin pimpinan DPR, bisa dilakukan rapat pembahasannya. Belum lagi uji kepatutan dan kelayakannya. Eh, yang paling penting juga, belum tentu DPR menerima pencabutan BG sebagai kapolri - yang sudah lolos dan bukan tersangka - dan meloloskan BH sebagai Kapolri definitifnya. Tentu ini akan makin 'seru', dan membuat Bapak makin 'lucu', tapi moga tak sampai berlarut-larut tak menentu.
"Sampai kapan Polisi Tanpa Kepala ini bergentayangan menghantui seluruh rakyat dari Merauke sampai Sabang?"
Yth. Bapak Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, ini saatnya Anda yang memilih, Anda yang menentukan. Seiring itu kami menaruh kepercayaan dan berdoa kepada Allah, Tuhan sekalian alam. Moga negeri ini terhindar dari bala niat kejahatan yang memantik kehancuran dan mendekat pada kondisi negeri yang adil dan penuh kebaikan serta diliputi atmosfer ampunan dan keberkahan. Aamiin.
Sekian. Mohon maaf atas sangat banyaknya kesalahan dari ketidaktahuan, ke-sok-tahu-an dari ke-simpang-siur-an kabar yang beredar dan berkembang, serta ungkapan kejujuran perasaan yang mungkin menyakitkan. Astaghfirullaah, kami memohon ampunan Allah Sang Maha Sebaik-baik pemberi keputusan.
| Catatan Perasaan untuk Pemimpin Negeri Kekinian, Kiki Rudiansyah.
Jumat, 06 Februari 2015
Pengemis yang Tak Mengemis
Adalah kebijakan terbaru saat ini
dari pemerintah daerah di beberapa kota besar - semacam Jakarta,
Surabaya, dan Bandung - yang melarang memberikan uang kepada para gepeng
(gelandangan pengemis) yang berkeliaran bebas di perkotaan. Di Jakarta
bahkan ada denda bagi yang memberi. Sedangkan Bandung masih sebatas
himbauan yang diwujudkan dalam sebentang spanduk reklame - yang dipasang
di beberapa titik - seperti yang terlihat di persimpangan Jalan Ir. H.
Djuanda Dago, Jalan Diponegoro, dan Jalan Sulanjana.
Dalam hal ini, saya pribadi berprasangka baik bahwa pemerintah bukan melarang untuk bersedekah, melainkan dengan niatan baik supaya upaya pengentasan kemiskinan pendudukan lewat penyaluran bantuan dapat ditangani melalui lembaga sosial atau ziswaf (zakat, infak, shodakah, & wakaf) sehingga jelas aturan mainnya - meski masih ada pro dan kontra. Mengapa? Karena biasanya lembaga-lembaga ini akan melakukan survey dan pendataan sehingga nantinya sasaran, program, dan penyalurannya tepat.
Gepeng di jalanan kini memanglah (mungkin) orang yang membutuhkan. Akan tetapi, caranya dengan meminta-minta sungguh tidak elok sebagai perangai manusia yang memegang teguh kehormatannya. Iya jika sangat terpaksa, tetapi jika sudah terbiasa selayaknya aktivitas kerja, ini tentu bukan hal biasa. Perlulah solusi luar biasa untuk mengubah mentalitas yang terkadang dipikirkan sebelah mata. Kebijakan pemerintah inilah salah satunya.
Namun, seakan sebuah hukum aksi-reaksi, pascadiluncurkannya kebijakan/himbauan pemerintah tsb. para peminta-minta (atau lebih dikenal pengemis) tak kehilangan akalnya. Atau bisa jadi karena melihat persaingan dunia 'perkemisan', akhirnya dicarilah modus operandi terbaru untuk mengelabui objek-objek sasarannya. Saya pribadi mengalami beberapa modus baru itu. Mulai dari yang bertanya lokasi tertentu untuk dituju (yang jaraknya cukup tak masuk akal untuk berjalan kaki), yang mau pulang kehabisan ongkos dan take bawa 'hape', yang kecurian tasnya, sumbangan sosial, yang mau berobat, ajukan dana proposal kegiatan/penelitian dan yang-yang lainnya.
Di antara sekian banyak itu, bisa jadi ada yang betul, tetapi kebanyakan agaknya tidak. Mengapa? Karena tak sedikit pengemis yang tak mengemis itu melakukan hal sama terhadap orang berbeda padahal bisa jadi mereka telah mendapatkan hasil dari orang sebelumnya. Bahkan, lucunya, (ketika awal masuk kuliah 2009 silam) saya pernah bertemu seorang pemuda yang ingin ditunjukkan jalan pulang dan pada akhirnya mengiba untuk diberi yang, kejadian sama (dengan orang yang sama) terulang hingga saat saya berkuliah tingkat 4 (sekira 2013 silam). Ini kan aneh, masa iya empat tahun begitu terus. Dikira saya tak hapal mukanya, sedang lokasi 'mangkalnya' tak jauh-jauh dari jalur berjalan saya.
Bagi yang belum tahu harap berhati-hati. Ini bisa juga dikategorikan penipuan secara halus atau ragam peminta-minta modern atau sebut saja pengemis yang tak mengemis (dengan pakaian compang-camping ala gelandangan dan baramaen). Ini bukan semata menghalangi niat baik untuk memberi, melainkan pula dalam rangka membangun mentalitasnya agar tetap terjaga kehormatan dan martabatnya. Kita salurkan bantuan sosial kepada lembaga yang bersangkutan, kita tunjukkan bahkan antarkan ke lembaga itu pula bila ada yang meminta dan butuh bantuan. Insyaa Allaah, akan terjadi kehidupan yang teratur dan berkehormatan.
Dan satu lagi ini membutuhkan dukungan semua kalangan bahkan inilah yang harusnya menjadi megaproyek REVOLUSI MENTAL yang dikoar-koar saat kampanye pemilihan pemerintah sekarang. Sekian.
| Catatan Sebelum Jumatan, Kido.
Sumber Foto : Pikiran Rakyat Online
Dalam hal ini, saya pribadi berprasangka baik bahwa pemerintah bukan melarang untuk bersedekah, melainkan dengan niatan baik supaya upaya pengentasan kemiskinan pendudukan lewat penyaluran bantuan dapat ditangani melalui lembaga sosial atau ziswaf (zakat, infak, shodakah, & wakaf) sehingga jelas aturan mainnya - meski masih ada pro dan kontra. Mengapa? Karena biasanya lembaga-lembaga ini akan melakukan survey dan pendataan sehingga nantinya sasaran, program, dan penyalurannya tepat.
Gepeng di jalanan kini memanglah (mungkin) orang yang membutuhkan. Akan tetapi, caranya dengan meminta-minta sungguh tidak elok sebagai perangai manusia yang memegang teguh kehormatannya. Iya jika sangat terpaksa, tetapi jika sudah terbiasa selayaknya aktivitas kerja, ini tentu bukan hal biasa. Perlulah solusi luar biasa untuk mengubah mentalitas yang terkadang dipikirkan sebelah mata. Kebijakan pemerintah inilah salah satunya.
Namun, seakan sebuah hukum aksi-reaksi, pascadiluncurkannya kebijakan/himbauan pemerintah tsb. para peminta-minta (atau lebih dikenal pengemis) tak kehilangan akalnya. Atau bisa jadi karena melihat persaingan dunia 'perkemisan', akhirnya dicarilah modus operandi terbaru untuk mengelabui objek-objek sasarannya. Saya pribadi mengalami beberapa modus baru itu. Mulai dari yang bertanya lokasi tertentu untuk dituju (yang jaraknya cukup tak masuk akal untuk berjalan kaki), yang mau pulang kehabisan ongkos dan take bawa 'hape', yang kecurian tasnya, sumbangan sosial, yang mau berobat, ajukan dana proposal kegiatan/penelitian dan yang-yang lainnya.
Di antara sekian banyak itu, bisa jadi ada yang betul, tetapi kebanyakan agaknya tidak. Mengapa? Karena tak sedikit pengemis yang tak mengemis itu melakukan hal sama terhadap orang berbeda padahal bisa jadi mereka telah mendapatkan hasil dari orang sebelumnya. Bahkan, lucunya, (ketika awal masuk kuliah 2009 silam) saya pernah bertemu seorang pemuda yang ingin ditunjukkan jalan pulang dan pada akhirnya mengiba untuk diberi yang, kejadian sama (dengan orang yang sama) terulang hingga saat saya berkuliah tingkat 4 (sekira 2013 silam). Ini kan aneh, masa iya empat tahun begitu terus. Dikira saya tak hapal mukanya, sedang lokasi 'mangkalnya' tak jauh-jauh dari jalur berjalan saya.
Bagi yang belum tahu harap berhati-hati. Ini bisa juga dikategorikan penipuan secara halus atau ragam peminta-minta modern atau sebut saja pengemis yang tak mengemis (dengan pakaian compang-camping ala gelandangan dan baramaen). Ini bukan semata menghalangi niat baik untuk memberi, melainkan pula dalam rangka membangun mentalitasnya agar tetap terjaga kehormatan dan martabatnya. Kita salurkan bantuan sosial kepada lembaga yang bersangkutan, kita tunjukkan bahkan antarkan ke lembaga itu pula bila ada yang meminta dan butuh bantuan. Insyaa Allaah, akan terjadi kehidupan yang teratur dan berkehormatan.
Dan satu lagi ini membutuhkan dukungan semua kalangan bahkan inilah yang harusnya menjadi megaproyek REVOLUSI MENTAL yang dikoar-koar saat kampanye pemilihan pemerintah sekarang. Sekian.
| Catatan Sebelum Jumatan, Kido.
Selasa, 03 Februari 2015
Potret Senja Ramadhan Menjelang Hari Kemenangan
"Senja bersama-Mu menjelang Hari Kemenangan kala itu. Masyaa Allaah..."
-
-- --- ---- ----- ---- --- -- -
"Having twilight with You before the
Victory Day at that time. Masyaa Allaah ..."
Copyright © 2014 KIDO'S
PICTURES | Ramadhan 1435 H | The Peak, Hong Kong.
Rabu, 28 Januari 2015
100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK
"Bukan urusan saya!"
(Ir. Joko Widodo, Presiden ke-7 Republik Indonesia)
(Ir. Joko Widodo, Presiden ke-7 Republik Indonesia)
"Lebih cepat lebih baik."
(Drs. M. Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia)
|| Catatan Wong Cilik, 20 Oktober 2014 - 28 Januari 2015 ||
(Drs. M. Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia)
|| Catatan Wong Cilik, 20 Oktober 2014 - 28 Januari 2015 ||
Langganan:
Postingan (Atom)