visitors

Minggu, 08 September 2013

Menjelajah Ramadhan

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Tahun ini, Ramadhan terasa berbeda dengan tahun sebelumnya. Tidak hanya dalam hal keberadaan menjalani secara geografis, tetapi juga dalam hal target-targetnya. Enaknya Ramadhan di tanah air dengan segala selebrasi dan perubahan pola keseharian di sekitar saya membuat Ramadhan tersuasanakan. Namun, saya berharap tak hanya sekadar selebrasi dan pernak-perniknya saja, tetapi juga substansi mendalam mengenai hikmah besar di dalamnya pun juga dapat ‘membahana’ di Ramadhan 1434 H ini. Aamiin.

kemudian, mengapa pula target juga menjadi sasaran untuk dijadikan berbeda dengan tahun sebelumnya? Jawabannya, karena tentulah dengan kondisi yang berbeda, target juga akan menyesuaikan. Dan Ramadhan kali ini, tentunya, ingin lebih baik daripada Ramadhan sebelumnya.

Setiap orang muslim pasti mempunyai targetan selama bulan Ramadhan, meski tak banyak yang biasa mengungkapnya, tak terkecuali saya. Seperti pada umumnya yang pasti menjadi targetan pertama di bulan Ramadhan adalah dapat melaksanakan shaum selama sebulan penuh. Artinya secara tidak langsung targetan itu membuat kita harus mngupayakan diri agar terhindar dari hal yang membatalkan shaum (secara udzur) minimal. Poin intinya adalah saya harus menjaga kesehatan baik secara jasmani maupun rohani. Selanjutnya, dari target pertama ini turunlah target-target selanjutnya.

Semua targetan Ramadhan pasti berhubungan dengan aktivitas yang akan dijalani selanjutnya. Aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan jasmani, sedangkan aktivitas ruhiyah untuk menjaga kesehatan rohani. Namun, “jangan pernah mau terjebak dalam pembatasan aktivitas fisik dan bathin!” itu kata saya pada diri saya sendiri. Karena sejatinya seluruh aktivitas di bulan Ramadhan ini, bahkan untuk satu aktivitas yang sama, dapat secara bersamaan berimbas pada sisi jasmani dan rohani saya.

Sholat tarawih dan shodaqoh setiap hari tanpa absen, tilawah Al-Quran dua kali khatam dalam sebulan, serta itikaf di sepuluh hari terakhir penuh adalah targetan turunan utamanya. Bisa jadi ini juga yang ditargetkan sebagian muslim yang lain atau bahkan lebih. Kemudian, aktivitas dan ibadah lainnya juga selalu digembar-gemborkan dalam hati untuk senantiasa dilakukan sebagai peng-kilau warna-warni Ramadhan saya. Jikalau memang sedang bisa dilakukan, mengapa tidak? Misalnya, sholat sunnah rawatib, dhuha, olahraga, kajian, membaca buku, dll. Sholat wajib lima waktu dan birrul walidain  saya rasa tak perlu disebutkan lagi karena itu yang utama.



Namun, di antara sekian target-target Ramadhan 1434 H saya kali ini, ada salah satu target yang benar-benar baru dan saya usahakan untuk menunaikannya. Boleh jadi saya bilang inilah keunikan di Ramadhan saya kali ini. Jelajah Spesial Ramadhan, inilah targetnya. Maksudnya?

Dengan salah satu hobi saya yaitu menjelajah, maka saya putuskan untuk membuat targetan menjelajah di bulan Ramadhan. Menjelajah di sini yaitu menjelajah masjid-masjid yang ada di sekitar saya, di Kabupaten/Kota Bandung. Mimpinya dapat juga menjelajah hingga ke luar kota bahkan luar Indonesia. Alhamdulillaah, sekira 40-an masjid dapat saya jelajahi. Namun, tidak semua masjid yang saya list dapat saya kunjungi karena satu dan lain hal. Masjid Agung Leles Garut adalah Masjid terjauh yang saya kunjungi di bulan Ramadhan ini. Sedangkan yang terdekat, tentunya masjid dekat rumah saya yaitu Masjid Darul Ulum Pasirhonje.
(https://www.facebook.com/notes/kiki-rudiansyah/jelajah-spesial-edisi-ramadhan-1434-h-d/3145197326248)

Akan tetapi, bukan hanya dalam hal penjelajahannya saja yang saya targetkan untuk dicapai, melainkan juga lebih kepada bagaimana saya bisa melihat perbedaan dan kesamaan di setiap masjid yang saya kunjungi dalam aktivitas kesehariannya, khususnya di bulan Ramadhan. Saya belajar banyak dari penjelajahan ini. Ternyata, boleh jadi kita berbeda dalam penunaian amalan ibadah, selebrasi, atau hal lainnya dalam bermuamalah di bulan Ramadhan, tetapi dengan kesamaan yang ada kita bisa hidup rukun tanpa perselisihan melainkan diskusi dan kajian penyempurnaan ilmulah yang harus diutamakan. Tentunya dalam rangka memperjuangkan Islam yang sesuai Al-Quran dan As-Sunnah menuju ridho-Nya.

Lalu, di balik penjelajahan Ramadhan saya kali ini, tentunya harus tetap pula memegang target-target yang telah disusun sebelumnya. Jadi, bersamaan dengan itu saya berusaha menunaikan semua targetan yang meski kenyataannya tidak bisa 100%. Akan tetapi, alhamdulillaah, yang saya syukuri adalah kenikmatan dalam menjalaninya serta segala rahmat dan berkah dari Allah yang membuatnya terasa jauh dari lelah. Ubah lelah jadi lillah!

Alhamdulillaah, shaum saya sebulan penuh dapat tertunaikan, pun sholat tarawihnya. Sementara tilawah Quran saya tidak mencapai target dua kali khatam, melainkan sekali saja dan lebih beberapa juz. Namun, hikmah yang dapat dipetik adalah bahwa ibadah pun  harus kita targetkan, terutamanya kita luruskan niat terlebih dahulu agar penunaian targetnya menjadi menyenangkan. Poin keikhlasan, pahala, dan pencatatan kebaikan, biarkanlah hanya Allah yang menilai dan kita berurusan pada ikhtiar dan perjuangannya.

Sementara ‘perburuan’ lailatul qadar di sepuluh terakhir Ramadhan juga, alhamdulillaah, dapat tertunaikan. Hari pertama di Masjid dekat rumah, Darul Ulum. Kemudian, hari kedua di Masjid Salman ITB, ketiga dan seterusnya Masjid An-Nuur Biofarma-lah yang menjadi tempat beritikaf. Hasilnya, selalu dan selalu, saya serahkan kepada Allah SWT. Sang Maha Bijaksana.

Begitulah penjelajahan saya di bulan Ramadhan kali ini, 1434 H, saya berharap Allah akan mempertemukan saya dengan Ramadhan selanjutnya untuk menargetkan kebaikan-kebaikan yang berharap dapat menjadi sebuah perubahan saya kea rah yang lebih baik dan menjadi perbekalan saya ke tempat yang terbaik kelak di sisi-Nya. Aamiin.

Wallaahu a’lam bish shawwab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Write your green words, please :D