visitors

Jumat, 05 September 2014

Filsafat Busuk: "Tuhan Membusuk"

Gue terkejut bin terperanjat waktu denger "Tuhan Membusuk"! Lho? Sama atau biasa-biasa aja. Terserah aja sih gimanapun ekspresi lho waktu denger itu. Yang jelas gue kaget bin terhenyak! Apapun di balik klausa 'supernyeleneh' itu yang jelas, dengernya aja bikin 'ilfil' sama orang yang nyetusinnya.

Weleh-weleh... ternyata oh ternyata itu kelakuan para mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Ushuluddin & Filsafat (tanpa sensor), katanya, nyang lagi nyambut mahasiswa baru "Orientasi Cinta Akademik & Almamater". Modus operandi-nya sih "Rekonstruksi Fundamentalisme Menuju Islam Kosmopolitan", tapi isinya? Horor! Kenapa gue bilang horor? Liat aja judulnya udah 'horor' gitu.




Sebagai mahasiswa pacsasarjana (hehe), gue merasa 'tergetek-getek' aja pengen berargumentasi (ciee...). Apalagi gue pernah ngambil mata kuliah nyang namanya Filsafat Ilmu Pengetahuan (Sains). Isinya begitu membelalakkan gue tentang apa arti filsafat sesungguhnya. Amat sangat sepakat sama Kang Akmal Sjafril (@malakmalakmal) lewat kultwit-nya menyoal ini. Sejatinya, filsafat itu bukan tentang menjadi orang yang bebas bablas tanpa batas, tetapi filsafat itu tentang kebijaksanaan. Terlebih filsafat yang dilingkupi atmosfer religius, maka seharusnya kebijaksanaan yang didefinisikan lebih jauh lagi menyangkut pada ketuhanan. Lah, ini malah begini jadinya. Mana ada orang yang sedang fokus pada studi kebijaksanaan dalam menyikapi keadaan sekitar malah justru menjauh dari nilai itu.

Gue yakin, ilmu kebijaksanaan (baca: ilmu filsafat) itu bukan soal sesepele cari sensasi belaka, juga bukan membenarkan segala macam pendapat pribadi yang berujung arogansi diri. Bukan! Atau kalo tema "Tuhan Membusuk" itu bukan sensasi, melainkan hasil dari pemikiran dan diskusi serius, maka ini justru persoalannya makin serius. Anda serius kuliah untuk itu? Hai, Guys inget di negara ini gak semua filsuf kayak kalian yang keren bingit, saking kerennya memaknai "Tuhan Membusuk" itu sebagai pengertian bahwa kita sudah jauh dari Tuhan jadi seakan membusuk dalam diri dan kehidupan kita. Kalo gitu, come on, kenapa Tuhan yang jadi sasaran empuk, hah? Sama halnya kayaj 2004 lampau, kala sebagian mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung meneriakkan hal superfenomenal, (maaf sekali) "Anjinghu Akbar!"
Itu kan (super maaf) FILSAFAT BUSUK!

Inget sila kesatu Pancasila Negara Kesatuan Republik Indonesia?
SATU, KETUHANAN YANG MAHA ESA.
Nah, kalo Tuhan yang Esa itu membusuk, lho mau ngapain wahai para mahasiswa filsuf?
Pada ngerasain gak sakitnya umat yang ber-Tuhan (seperti kalian juga) kala disinggung itu?
SAKITNYA TUH DI SINI...

Sekian, mohon maaf, terima kasih, wassalam.

| Argumen Mahasiswa Biasa, Bukan Filsuf Luar Biasa!
- Kiki 'Kido' Rudiansyah :)

Selasa, 02 September 2014

Asik untuk Dihayati

Wahai palawargi baraya anu kapihatur kasaeannana...
| Inilah 7 pengalaman hari ini yang ‪#‎asik‬ untuk dihayati dan dipetik hikmahnya Versi Pribadi :D
1. "Ngalong" desain ulang untuk simulasi TA sampai jam 3 pagi. Ketiduran. Bangun Shubuh, sholat. Ketiduran lagi. Bangun jam 9 pagi, hehehe...
2. "Heboh" melihat sang Bibi Tira mencari kwitansi pembayaran listrik yang lupa entah-berantah di mana nyimpennya, sampai pusing (7 keliling) dibuatnya padahal baru kemarin didapatnya. Ikut nyari, tak ketemu juga. Ya sudahlah, hehehe...
3. "Gemes" liat anak kecil pakai sendal kebalik - kiri dipake kanan, kanan dipake kiri- sewaktu jalan (dari rumah menuju kampus) melewati suatu pemukiman warga. Nampaknya saya waktu kecil pernah gitu juga kali yah, kamu pernah? Hehehe...
4. "Lamun rek ulin, tong babarian kitu ah," begitu terdengar suara perempuan menimpali seorang anak yang tetiba berlari sambil menangis di tengah bermain dengan temannya. Haha, dikirain mau dibela, eh malah diomelin ternyata. Oiya lupa, itu artinya, "Kalo mau main, jangan gampangan nangis kayak gitu ah," hehehe...
5. "Doswal" tak ada di ruangannya saat sampai pukul 15.09. Janjiannya pukul 15.00, tetapi karena telat sedikit (karena suatu hal genting) akhirnya tak ketemu. Ternyata beliau ada jadwal mengajar perkuliahan sampai jam 17.00. Tapi karena jam 17.00 lebih masih di kampus, akhirnya alhamdulillaah bisa bersua juga, hehehe...
6. "Nyeker" begitulah istilahnya. Seorang pemuda (bersarung) berjalan pulang dari masjid (daerah Pelesiran) tanpa menggunakan sandal alias nyeker. Nampaknya ia baru saja kehilangan atau mungkin tertukar sandal/sepatunya. Pelakunya pasti ada (curcol: penulis juga beberapa kali mengalami). Sepulang dari masjid itu memang harus diambil yang baik-baiknya, tapi bukan itu maksudnya keles~ Hehehe...
7. "Dua sejoli" berjalan di depanku. Nampaknya mereka mahasiswa/i. Sambil bercengkrama, tetiba yang perempuan menoleh ke kiri (ke arah warung nasi padang) sambil 'melet' lidahnya. Ternyata ada temen perempuannya sedang senyum-senyum penasaran, "Eh kalian jalan terus sih...." Mereka berlalu begitu saja. Anak muda... anak muda..., hehehe...


 Gambar oleh: KIDO'S PICTURES
(Tak ada hubungannya dengan artikel, hehehe...)

| Bonus Trek: Alangkah kagetnya lihat bandrol harga sandal sepatu "buaya" berbahan karet, dikira Rp 150.000, eh ternyata Rp. 1.150.000! Sandal apaan tuh? Sama diinjek kan? ‪#‎gajadi‬ Hehehe...

- Kido :)

Minggu, 31 Agustus 2014

Doa untuk Pak Jokowi

Yang Terhormat Bapak Ir. Joko Widodo, Presiden RI 2014-2019 terpilih atau yang lebih populer dengan nama citra Pak Jokowi. Saya masih selalu ingat,
"Ra mikir, kerja kerja kerja."
Itu merupakan quotes khas Bapak yang begitu melekat di hati 'pemirsa'. Khasnya itu karena hebatnya tanpa 'mikir' aja permasalahan bisa tuntas, yang penting kerja, kerja, dan kerja. Sekian prolog saya.

Begini, Pak. Di tengah masa transisi (peralihan) pemerintahan Indonesia ini, tidak bisa dimungkiri bahwa begitu banyak problematika yang muncul mulai dari permasalahan BBM (Bahan Bakar Minyak) hingga yang paling spesifik di ibukota menyoal bus 'busway' Transjakarta dengan segala 'rengek' masalah yang ada. Saya yakin ini menyangkut dengan Bapak.

Ke depan pasti Bapak secara langsung akan mengerjakan PR itu, bahkan mungkin sekarang juga mulai memikirkannya meski jargon 'ra mikir' kadung Bapak sandang. Kebijakan pengentasan masalah BBM ada di tangan Bapak beserta jajaran pembantunya. Menaikkan harga BBM atau tidak itu ada konsekuensinya, rakyat akan menyaksikannya.


Masalah bus Transjakarta bukan tak ada kaitannya dengan Bapak yang sempat jadi Gubernur DKI Jakarta kemarin. Ke depan tentu bisa jadi akan dimintai keterangan terkait hal itu. Dan lain-lain dan lain-lainnya lagi masih banyak masalah Indonesia ke depan. Saya berdoa semoga Bapak sanggup dan kuat menghadapi semuanya. Kalau tak sanggup? 'Shangguphin' (ala The Comment) aja, Pak. Daripada nantinya ada merasa lebih sanggup bagaimana? Tentu Bapak takkan dengan mudah melepaskan posisi penting (bingit) itu kan sekalipun pada sang wakil? (Eh, tetapi kurang tahu kalau sama ketua umum partai Bapak mah, maaf) Lima (5) tahun lho, Pak terhitung 20 Oktober nanti, insyaAllah.

Da saya mah apa atuh, Pak. Siapapun presiden Indonesia mah ‪#‎rapopo‬ asalkan amanah. Sekarang mah hanya bisa berbaik sangka dan menengadahkan tangan ke Allah, Tuhan Yang Maha Pemberi Kuasa Tertinggi di atas segalanya, berdoa supaya Indonesia bisa dikaruniakan pemimpin yang benar-benar ingin menghebatkan Indonesia tanpa pengaruh & kepentingan siapapun. Indonesia hebat, bukan begitu, Pak? Kami tunggu realisasi revolusi mental pada visi misi serta janji-janji yang pernah digaungkan. Salam Satu Indonesia.
Terima kasih, Pak. Salam dari saya sekeluarga.

- Kiki 'Kido' Rudiansyah :)