Dan benar sekali adanya, Ahad kemarin adalah momen besar pencoretan
catatan mimpi kecilku. Betapa tidak, berkesempatan menyenandungkan
tembang nasyid favorit (Muhasabah Cinta dan Sebiru Hari Ini) bersama penyanyi aslinya - dengan diiringi gitar langsung - adalah 'the unsaid
moment'. Kemudian, mimpi kecil itupun telah menjadi kenyataan. Eggie
'Edcoustic' featuring Kido. Alhamdulillaah. Mungkin bagi sebagian yang
lain ini adalah hal biasa atau 'apaan sih?' tapi apapun itu kupilih menjadi diriku dengan segala asa dan mimpiku.
Dan ternyata pula kami mempunyai secuil latar belakang yang sama.
Tampil bersama di acara Festival Cinta Remaja (FESTARA) yang digelar
oleh Keluarga Remaja Islam Salman ITB (KARISMA) seperti sebuah ajang
reunian. Aku alumni Adik Mentor KARISMA dan Kang Eggie & (Alm.) Kang
Aden (EDCOUSTIC) adalah alumni Kakak Mentor KARISMA. Sejatinya,
Allah-lah Yang Maha Mempertemukan kami.
Kutahu 'Remaja Peduli'
sebagai senandung perdana dari Edcoustic pada saat aku ber-Islamic
Sunday KARISMA 2006 silam. Saat itu pula mulai kuterpincut dengan nasyid
modern ala Edcoustic. Tak terlalu perhatian selanjutnya, sewaktu SMA
2008 lalu, 'Nantikanku di Batas Waktu' dan 'Sebiru Hari Ini'
mengakrabkanku kembali dengan sang penyairnya. Hingga 'Muhasabah Cinta'
melengkapi kekagumanku pada maestro nasyid ini. Munsyid Juara dari
Bandung Juara, dan aku bangga.
'Sungguh walau kukelu tuk
mengungkapkan perasaanku' ingin berduet kala itu denganmu, Edcoustic,
terutama saat masih lengkap dengan (Alm.) Kang Aden kala itu. Beberapa
kali bertemu yang membuat rindu. Namun, tiada mengapa karena penantianku
terjawab sudah. Dengan ramah dan bersahajanya, seorang yang nota bene
sudah populer dengan rendah hati mengajakku untuk tampil bersama.
Superhaturnuhun, Kang Eggie, syukron Edcoustic. Suatu kehormatan dan
kebanggaan bisa berduet dengan penuh kebahagiaan.
Dan seperti
Kang Eggie bilang, semoga segala senandung yang dilantunkan tiada lain
sebagai pelipur lara dan penghibur diri tak berlebihan. Dan tentu
sejatinya semoga ini menjadi media dakwah pendulang kebaikan di masa
sekarang dan mendatang. Dan sukses selalu untuk Edcoustic dan Edfriends
sekalian. Aamiin.
"Tuhan kuatkan aku lindungiku dari putus asa jika kuharus mati, pertemukan aku dengan-Mu." []
| Catatan Pencoretan Mimpi Kecil, Kido.
Foto oleh Idris Nursalim Al Muhajiri
Syukron jiddan, my best Akhi
[ Disunting oleh KIDO'S PICTURES ]
The ominous clouds above telling me something/the future i'm facing will never be easy/you'll be my friend in loneliness /you'll be the one who brightens up all my heart/this friendship never last never goes till the end of time...
visitors
Selasa, 24 Maret 2015
Senin, 16 Maret 2015
Indit 'SYIAH' ti Kampung Kuring!
Bandung (16/3), Kido. Langsung menuju intinya saja saya kabarkan hasil curahan saksi hidup tentang apa yang terjadi (dan masih berlangsung) di kampung saya, Pasirhonje (Kab. Bandung, Jawa Barat) menyoal kegundahan masyarakat tentang ajaran Syiah yang tengah mengguncang kini. Adalah ayah saya sendiri (RR) yang menuturkan bahwa pascakunjungan (masa reses DPR RI) 'Bos Syiah' di Jawa Barat, Jalaluddin Rakhmat, ke Yayasan Masjid Al-Mukaromah Pasirhonje (Ahad, 1 Maret 2015 lalu), masyarakat dibuat resah karena Jalal, begitu panggilannya, sempat membagi-bagikan buku tentang syiah kepada warga yang ikut hadir dalam forum tersebut. Jalaluddin Rakhmat adalah bos ajaran sesat Syiah (http://mui.or.id/wp-content/uploads/2014/05/06.-Faham-Syiah.pdf) di Jawa Barat yang diberi kesempatan oleh pemilihnya untuk menjadi Anggota DPR RI dari Fraksi PDI-P pada Pileg 2014 lalu dengan daerah pemilihan Jawa Barat.
http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2015/03/03/39815/manfaatkan-masa-reses-jalaluddin-datangi-pendukungnya-dan-bagi-bagi-buku-syiah.html#.VQaNYY4Tza0
Tak hanya itu, kesaksian ayah saya menyebutkan bahwa tim Jalal siap membagi-bagikan sejumlah uang tunai yang cukup menggiurkan bagi warga yang memang sedang membutuhkan, asalkan mereka harus membentuk kelompok minimal sepuluh (10) orang per kelompoknya. Entah untuk diapakan kelompok ini, tetapi ini tentu modus operandi yang mengerikan dalam rangka membeli akidah dan sangat berbahaya bagi kalangan awam yang memang kurang pengetahuan dan cerderung ikut-ikutan. Siapa sih yang tak mau jika sudah diiming-imingi uang? Beruntung, kata ayah saya melanjutkan, meski beliau bukan ahli dalam hal ilmu agama, tetapi beliau menyadari bahwa kampung ini sedang digoyah akidahnya. Tak boleh ada penggadaian akidah untuk sebuah kemakmuran, begitu tegasnya.
http://www.kompasislam.com/masa-reses-jalaluddin-rakhmat-bagi-bagi-buku-syiah-ke-kampung-kampung/#sthash.DEkYIpxT.dpbs
Isu tersebut, sampai hari ini, ramai sekali menjadi perbincangan di RW 01 kampung saya, khususnya di RT 06 yang memang menjadi letak posisi Masjid Syiah tersebut. Sebagai informasi tambahan, Al-Mukaromah adalah sebuah Yayasan yang mengaku Islam yang terletak tepat diperbatasan Kampung Pasirhonje dan Sekegawir, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Didirikan layaknya pesantren yang ada masjid dan pondoknya juga, yayasan ini juga mendirikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), begitu yang saya ketahui. Tak hanya itu, biasanya melalui surat undangan, pengurus menyebarkan pemberitahuan bahwa ada juga pengajian dengan menghadirkan pemateri. Lagi-lagi orang terdekat saya saksinya. Ibu saya (J), mengaku pernah menghadiri pengajian yang aneh materi penyampaiannya, tidak seperti Islam pada umumnya. Tentang ritual ibadahnya, pedoman suri tauladannya, dll.
Secara umum dan sejak lama, memang warga Pasirhonje, termasuk saya pribadi, telah mencium kejanggalan aktivitas dan ajaran di Masjid Al-Mukaromah tersebut. Hanya dulu belum terlalu 'agresif' seperti sekarang. Pun beberapa saudara dan teman saya yang adiknya sekolah di sana merasa begitu. Kondisi terkini memang aktivitas pesantren & SMP-nya sepi karena warga Pasirhonje dan kampung sebelahnya memilih menyekolahkan anaknya di tempat lain daripada termasuk dalam ke-simpang-siur-an ajaran yayasan tersebut. Jikapun ada, pengurus mendatangkan santri/murid dari luar daerah Pasirhonje semisal Kota Bandung, dll. Tentang upaya penyesatan yang hendak menyebar, beberapa tokoh masyarakat dan aparat pemerintah setempat sudah berusaha merundingkan kepada pengurus yayasan tersebut agar menghentikannya. Beberapa warga yang sudah hampir bersepakat menerima tawaran pun segera diselamatkan dan diberi pencerdasan.
http://www.antiliberalnews.com/2015/03/04/manfaatkan-masa-reses-jalal-datangi-pendukungnya-dan-bagi-bagi-buku-syiah/
Kini, kelanjutan penanganannya masih diurusi tokoh masyarakat setempat, pun saya sebagai warga setempat merasa harus ikut terlibat dalam menyelamatkan akidah masyarakat ini. Ini adalah bagian dari dakwah. Namun, tetap kita ingin menyelesaikan persoalan ini dengan baik-baik tanpa benturan. "Silakan jalani sendiri ajaran yang Anda yakini, jangan turut memaksa yang lainnya!" Menyoal legalitas dan posisinya di Kampung Pasirhonje sedang diproses oleh pemerintahan setempat, dalam hal ini oleh Ketua RW 01 Pasirhonje (BM). Melihat dampak warga yang hampir terjerumus ini (ada yang hendak memutuskan silaturahim dengan saudaranya, ada yang hendak memutuskan ikatan pernikahan, dll.), warga Pasirhonje dengan tegas menyatakan,
"Indit 'SYIAH' ti Kampung Kuring!"
*Syiah, juga dalam Bahasa Sunda memiliki arti: sebuah kata yang merupakan ekspresi pengusiran atas apa yang tidak disenangi hanya dibaca biasa saja tidak sama dengan pengucapan SYI'AH yang menggunakan huruf hijaiyyah 'ain' pada huruf 'a'-nya
| Catatan Ladang Dakwah Dunia Nyata, Kido.
http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2015/03/03/39815/manfaatkan-masa-reses-jalaluddin-datangi-pendukungnya-dan-bagi-bagi-buku-syiah.html#.VQaNYY4Tza0
Tak hanya itu, kesaksian ayah saya menyebutkan bahwa tim Jalal siap membagi-bagikan sejumlah uang tunai yang cukup menggiurkan bagi warga yang memang sedang membutuhkan, asalkan mereka harus membentuk kelompok minimal sepuluh (10) orang per kelompoknya. Entah untuk diapakan kelompok ini, tetapi ini tentu modus operandi yang mengerikan dalam rangka membeli akidah dan sangat berbahaya bagi kalangan awam yang memang kurang pengetahuan dan cerderung ikut-ikutan. Siapa sih yang tak mau jika sudah diiming-imingi uang? Beruntung, kata ayah saya melanjutkan, meski beliau bukan ahli dalam hal ilmu agama, tetapi beliau menyadari bahwa kampung ini sedang digoyah akidahnya. Tak boleh ada penggadaian akidah untuk sebuah kemakmuran, begitu tegasnya.
http://www.kompasislam.com/masa-reses-jalaluddin-rakhmat-bagi-bagi-buku-syiah-ke-kampung-kampung/#sthash.DEkYIpxT.dpbs
Isu tersebut, sampai hari ini, ramai sekali menjadi perbincangan di RW 01 kampung saya, khususnya di RT 06 yang memang menjadi letak posisi Masjid Syiah tersebut. Sebagai informasi tambahan, Al-Mukaromah adalah sebuah Yayasan yang mengaku Islam yang terletak tepat diperbatasan Kampung Pasirhonje dan Sekegawir, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Didirikan layaknya pesantren yang ada masjid dan pondoknya juga, yayasan ini juga mendirikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), begitu yang saya ketahui. Tak hanya itu, biasanya melalui surat undangan, pengurus menyebarkan pemberitahuan bahwa ada juga pengajian dengan menghadirkan pemateri. Lagi-lagi orang terdekat saya saksinya. Ibu saya (J), mengaku pernah menghadiri pengajian yang aneh materi penyampaiannya, tidak seperti Islam pada umumnya. Tentang ritual ibadahnya, pedoman suri tauladannya, dll.
Foto: hidayatullah.com
Secara umum dan sejak lama, memang warga Pasirhonje, termasuk saya pribadi, telah mencium kejanggalan aktivitas dan ajaran di Masjid Al-Mukaromah tersebut. Hanya dulu belum terlalu 'agresif' seperti sekarang. Pun beberapa saudara dan teman saya yang adiknya sekolah di sana merasa begitu. Kondisi terkini memang aktivitas pesantren & SMP-nya sepi karena warga Pasirhonje dan kampung sebelahnya memilih menyekolahkan anaknya di tempat lain daripada termasuk dalam ke-simpang-siur-an ajaran yayasan tersebut. Jikapun ada, pengurus mendatangkan santri/murid dari luar daerah Pasirhonje semisal Kota Bandung, dll. Tentang upaya penyesatan yang hendak menyebar, beberapa tokoh masyarakat dan aparat pemerintah setempat sudah berusaha merundingkan kepada pengurus yayasan tersebut agar menghentikannya. Beberapa warga yang sudah hampir bersepakat menerima tawaran pun segera diselamatkan dan diberi pencerdasan.
http://www.antiliberalnews.com/2015/03/04/manfaatkan-masa-reses-jalal-datangi-pendukungnya-dan-bagi-bagi-buku-syiah/
Kini, kelanjutan penanganannya masih diurusi tokoh masyarakat setempat, pun saya sebagai warga setempat merasa harus ikut terlibat dalam menyelamatkan akidah masyarakat ini. Ini adalah bagian dari dakwah. Namun, tetap kita ingin menyelesaikan persoalan ini dengan baik-baik tanpa benturan. "Silakan jalani sendiri ajaran yang Anda yakini, jangan turut memaksa yang lainnya!" Menyoal legalitas dan posisinya di Kampung Pasirhonje sedang diproses oleh pemerintahan setempat, dalam hal ini oleh Ketua RW 01 Pasirhonje (BM). Melihat dampak warga yang hampir terjerumus ini (ada yang hendak memutuskan silaturahim dengan saudaranya, ada yang hendak memutuskan ikatan pernikahan, dll.), warga Pasirhonje dengan tegas menyatakan,
"Indit 'SYIAH' ti Kampung Kuring!"
*Syiah, juga dalam Bahasa Sunda memiliki arti: sebuah kata yang merupakan ekspresi pengusiran atas apa yang tidak disenangi hanya dibaca biasa saja tidak sama dengan pengucapan SYI'AH yang menggunakan huruf hijaiyyah 'ain' pada huruf 'a'-nya
| Catatan Ladang Dakwah Dunia Nyata, Kido.
Langganan:
Postingan (Atom)